merdekanews.co
Selasa, 08 Mei 2018 - 16:27 WIB

Kisruh Acara Bertagar #2019GantiPresiden, Kesbangpol DKI Jangan Cuci Tangan

Ira Safitri - merdekanews.co

Jakarta, MerdekaNews - Kisruh car free day (CFD) soal tagar #2019GantiPresiden masih menjadi bola liar. Tragisnya, yang menjadi sasaran bully adalah Satpol PP DKI Jakarta.

Padahal Satpol PP hanya sebagai penegak aturan. Nah, kabar yang beredar aksi di balik itu adalah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) DKI Jakarta.

Diduga Satpol PP terjebak dengan pola permainan Bakesbangpol pimpinan Darwis M Aji. Pengamat politik Jakarta, Sugiyanto menyatakan, Bakesbangpol seperti main kayu sembunyi tangan.

Menurutnya, seharusnya Kesbangpol mampu melakukan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat. Bukan, ujug-ujug berpolitik dan memakai Sapol PP untuk melakukan gerakan mengganti kaos bertagar #2019GantiPresiden.

Mantan Timses Anies-Sandi ini menyatakan, aksi Kesbangpol yang memakai alat Sapol PP bisa dijadikan amunisi untuk menyerang gubernur dan wakil gubernur.

Sementara Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tidak menganggap gerakan bertagar #2019GantiPresiden sebagai kampanye. Menurut anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar, tagar #2019GantiPresiden yang beredar di merupakan bagian dari ekpresi masyarakat yang tidak bisa dibatasi.

"Itu bagian dari ekpresi masyarakat. Tidak bisa membatasi orang untuk mengemukakan pendapatnya," kata Edward di gedung KPU, Jakarta, Kamis, 5 April 2018.

Selain itu, Bawaslu saat ini belum bisa mengawasi kampanye presiden, karena baru dimulai pada 23 September mendatang. Jadi, tagar yang selama ini beredar belum bisa juga dikategorikan sebagai kampanye. Ditambah, calon presiden saat ini juga belum ada.

Pelanggaran sebelum masa kampanye presiden akan dilihat malalui Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Jika ada informasi yang dianggap pelanggaran, kata Edward, akan ditindak sesuai dengan undang-undang tersebut.

"Masa kampanye belum jalan. Sebelum tahapan itu dimulai, Bawaslu belum bisa melakukan penindakan. Ini kebebasan untuk berekspresi," ucapnya.

 

  (Ira Safitri)