
Jakarta, MerdekaNews - Ketimpangan ekonomi di Jakarta kian mencolok. Nah, Anies-Sandi baru bisa menyusun APBD untuk menepati janjinya pada tahun depan (2019).
Diketahui, saat ini adalah APBD hasil penyusunan Ahok-Djarot. Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kemiskinan merupakan hal utama yang menjadi problem di Jakarta dibandingkan macet dan banjir.
Bahkan, kemiskinan yang paling ekstrim terdapat di Ibu Kota yang menjadi barometer bagi wilayah lainnya.
“Permasalahan warga Jakarta itu bukan banjir bukan macet masalah utama warga Jakarta itu kemiskinan, ketimpangan,” kata Anies dalam pidatonya di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (5/5/2018).
Namun, warga kurang mampu tidak punya corong untuk menyampaikan keluh kesah mereka, sehingga yang selama ini disorot hanya masalah banjir dan kamacetan.
“Tapi mereka yang miskin tidak punya mikrofon untuk mengungkapkan itu sebagai permasalahan yang besar, mereka tidak ada kemewahan untuk berada di ruang seminar dan mempidatokan bahwa ini adalah masalah utama kami,” kata Anis.
“Mereka tidak punya canel itu. Tapi kenyataannya itulah masalah terbesar di kota ini. Yang punya canel mengartikulasikan masalah macet, kenyataan di lapangan hari ini problem terbesar adalah kemiskinan,” tandas Anies.
Sebagai kota yang menjadi barometer Jakarta masih banyak memiliki warga dengan kondisi kemiskinan yang ekstrim. Bahkan dari radius 2 kilometer dari Balaikota DKI Jakarta, Anies sebut masih mudah ditemukan kondisi kemiskinan yang ekstrim.
“Kalau mau kemiskinan yang ekstrim tidak usah jauh-jauh, di luar sana banyak kemiskinan ekstrim di Jakarta. Esktrim itu apa, kemiskinan dalam kesempitan yang luar biasa, kemiskinan dalam polusi yang luar biasa, kemiskinan tidak pasti ada pekerjaan, kemiskinan dalam kesendirian,” ucap Anies.
Untuk itu Anies sebut instrumen pajak sangat penting untuk meraih semua target pembangunan berkelanjutan. Agar tidak ada lagi ketimpangan dalam masyarakat dan mengentaskan kemiskinan di Ibu Kota.
“InsyaAllah nanti dalam APBD kita yang tahun depan, karena tahun depan kita sudah bisa mulai menyusun. Bagi kami mungkin prioritas pertama jelas, hari ini kalau seluruh dunia ditanya apa masalah yang paling mengkhawatirkan intiquality,” ucap Anies.
Di beberapa tempat dunia, kata Anies, secara umum ketimpangan antar negara semakin sempit tapi ketimpangan dalam negara melebar, Sama hal-nya ketimpangan antar kota menyempit ketimpangan dalam kota melebar. “Dan Jakarta salah satunya,” tegas dia. (Ira Safitri)
-
Sebagai Motor Penggerak Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan Kredit di Segmen Mikro Sebesar Rp632,22 Triliun Sebagai Motor Penggerak Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan Kredit di Segmen Mikro Sebesar Rp632,22 Triliun
-
Dorong Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan KUR Senilai Rp42,23 Triliun Hingga Akhir Maret 2025 Dorong Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan KUR Senilai Rp42,23 Triliun Hingga Akhir Maret 2025
-
Telkom Indonesia Kembali Masuk Daftar LinkedIn Top Companies 2025 Telkom Indonesia Kembali Masuk Daftar LinkedIn Top Companies 2025
-
Inspirasi dari Desa Wunut, Desa BRILiaN yang Membagikan THR Hingga Sediakan Jaminan Sosial Untuk Warganya Inspirasi dari Desa Wunut, Desa BRILiaN yang Membagikan THR Hingga Sediakan Jaminan Sosial Untuk Warganya
-
DPR: Mudik Idul Fitri 2025 Bukti Kondisi Ekonomi Indonesia Tidak Seperti yang Dikhawatirkan kita melihat bagaimana ke depannya, bahwa apa yang kita khawatirkan itu, sebenarnya Indonesia masih dalam kondisi yang tergolong baik