
Jakarta, MERDEKANEWS -- Partai Demokorasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merayakan hari ulang tahun partai ke-52 pada Jumat (10/01/2025).
Mantan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) tak ketinggalan ikut memberikan selamat kepada partai berlambang banteng moncong putih itu.
"Ya saya mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-52 pada seluruh keluarga besar PDI Perjuangan yang hari ini ulang tahun," kata Jokowi kepada awak media saat ditemui di rumahnya, Sumber, Banjarsari, Solo, Jumat.
Sebagai informasi, Jokowi saat ini bukan lagi kader PDIP setelah diberhentikan partai pada Desember 2024 lalu. Seperti dikutip detikcom, saat ditanya mengenai harapan untuk PDIP, ia enggan menjawab. Dia hanya menganggukkan kepala. "Udah," ucapnya sembari menganggukkan kepala.
Diketahui, pada HUT Ke-52, PDIP mengangkat tema besar 'Satyam Eva Jayate'. Tema ini mengandung makna perjuangan tiada henti untuk membela rakyat dan bangsa. Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan, perayaan dilakukan dengan pendekatan sederhana namun tetap penuh makna.
"Acara ini akan tetap mencerminkan semangat nasionalisme, patriotisme. Serta kuat dalam akar sejarah perjuangan bangsa," ujar Hasto dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis lalu.
Perayaan HUT PDIP ke-52 bukan hanya ajang refleksi bagi partai, tetapi juga mengingatkan perjalanan panjang PDIP. Dilansir dari website PDIP Lampung, sejarah PDIP bermula dari Partai Nasional Indonesia (PNI), didirikan pada 4 Juli 1927.
PNI bergabung dengan beberapa partai lainnya, seperti Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba) dan IPKI. Gabungan ini akhirnya membentuk Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973.
Konflik internal yang terjadi sejak awal berdirinya PDI menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah partai ini. Ketegangan internal PDI berujung pada pemilihan Megawati Sukarnoputri sebagai Ketua Umum meski ditentang pemerintah Orde Baru.
Krisis internal semakin memuncak pada 27 Juli 1996, dikenal dengan peristiwa Kudatuli, terjadi bentrokan. Meskipun mendapat tekanan besar, Megawati dan pendukungnya tetap memperjuangkan cita-cita reformasi dan demokrasi.
Peristiwa-peristiwa ini menjadi simbol keteguhan PDIP dalam memperjuangkan prinsip-prinsip yang diyakini. Meskipun penuh rintangan, mereka tetap berjuang.
Pada tahun 1999, PDIP resmi berganti nama menjadi PDIP Perjuangan sebagai respons terhadap perubahan politik pasca-reformasi. Nama baru ini mencerminkan komitmen PDIP untuk terus melanjutkan perjuangan dengan semangat yang lebih berani dan progresif.
Sebagai bentuk keberlanjutan perjuangan, PDIP terus menjalankan prinsip-prinsip yang telah ditanamkan sejak awal berdiri. Setiap HUT yang digelar menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan panjang dan menyemangati kader.
-
Praktisi Hukum: KPK Jangan Jadi Alat Kepentingan Tertentu Dalam Kasus Hasto Praktisi Hukum: KPK Jangan Jadi Alat Kepentingan Tertentu Dalam Kasus Hasto
-
Kebakaran Kantor ATR/BPN Dipastikan Tak Terkait Penghilangan Barbuk Kasus Pagar Laut Yang terbakar itu bagian Humas, di sana tidak ada dokumen HGB, HGU, atau apapun, jadi tidak ada yang namanya penghilangan barang bukti,
-
Anggaran Diblokir, Investor Tak Kunjung Datang, IKN Megaproyek Mercusuar Jokowi Berpotensi Mangkrak! Alasannya, konsep pembangunan IKN memerlukan anggaran jumbo. Sayangnya, investor yang digadang-gadang, tak kunjung datang
-
Pihak yang Terlibat Sudah Jadi Rahasia Umum tapi Kenapa Penanganan Kasus Sertifikat Pagar Laut Lamban? Penyelesaian kasus ini terkesan lamban, padahal sudah jadi rahasia publik siapa saja yang terlibat dalam kasus ini
-
Mahfud MD: Usut Sertifikat Pagar Laut Mudah, Cuma Perlu Waktu Sepekan untuk menuntaskan pengusutan kasus sertifikat pagar laut hanya butuh waktu sepekan.