Jakarta, MERDEKANEWS - INDEF menyelenggarakan kegiatan diskusi dengan para ekonom pada Senin, 29 Juli 2024 di Grand Sahid Jaya Jakarta, Tajuk acara seminar tersebut adalah Economist Gathering: The Urgency of Investing in Children during Prabowo Presidency.
Kegiatan seminar ini diselenggarakan untuk membahas kondisi anak Indonesia, tantangan, dan pilihan kebijakan yang akan diambil untuk mendukung 8 Program Hasil Terbaik Cepat yang akan dilaksanakan dalam waktu 5 tahun oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Didik J Rachbini - Pendiri dan Ekonom Senior INDEF
Acara dibuka oleh Didik J Rachbini yang merupakan pendiri dan ekonom senior INDEF. Dalam pidato pembukanya Didik mengatakan, terdapat sekitar 290 ribu sekolah tidak memiliki toilet yang layak.
Menurutnya hal ini berdampak pada kegiatan belajar mengajar siswa dan kesehatan siswa sekolah. Didik menyebutkan pemenuhan toilet sanitasi layak ini bisa dipenuhi dengan biaya 45 triliun dalam waktu 5 tahun, dengan asumsi biaya 155 juta per sekolah.
Didik J Rachbini menyoroti juga masalah stunting. Menurutnya untuk mendorong penurunan angka stunting dengan cepat dibutuhkan dibutuhkan insentif kader posyandu, mengembangkan layanan gizi di PAUD, dan mendorong pangan lokal.
Menutup pidatonya, Didik menekankan bahwa untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 yang inklusif, maka tidak boleh ada anak yang tertinggal dalam hal kesejahteraan.
Fajar Usman - Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral BKPM
Dalam keynote speech-nya Fajar Usman menyebutkan bahwa pilar pertama dari Pembangunan Indonesia 2045 adalah Pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK melalui percepatan Pendidikan.
Fajar menyebutkan bahwa transformasi ekonomi harus diiringi dengan transformasi sosial Indonesia. Tranformasi ekonomi yang dilakukan menurut Fajar adalah dengan peningkatan kualitas kehidupan manusia pada seluruh kehidupan dan juga menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, adil, dan kohesif. Sementara itu transformasi sosial memiliki agenda untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan membangun manusia yang sehat, cerdas, kreatif, sejahtera, unggul dan berdaya saing.
Fajar juga menyoroti peran pemuda Indonesia yang sangat vital untuk mempercepat pemerataan ekonomi dan investasi. Fajar mengemukakan bahwa posisi BKPM untuk mendorong Pembangunan manusia yaitu dengan mendorong dan mendukung anak muda untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, memastikan kemudahan izin berusaha, dan mendukung peran pemerintah dalam meningkatkan peran aktif anak muda dalam siklus ekonomi dan investasi.
Dirgayuza Setiawan - Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa
Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa, Dirgayuza Setiawan, menyebutkan bahwa bonus demografi harus diikuti dengan investasi anak untuk mencetak generasi sehat dan cerdas. Digayuza menyebutkan beberapa program hasil cepat terbaik Prabowo dalam upaya mencetak generasi sehat dan cerdas, diantaranya yaitu memberi makan bergizi dan susu gratis untuk anak sekolah. Selain itu juga menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis, menuntaskan kasus TBC, dan membangun Rumah Sakit.
Menurut Dirgayuza pertumbuhan ekonomi 8% per tahun (target Prabowo) didorong oleh 3 Trek yaitu: Trek 1: Aktivitas oleh Perusahaan Global Besar; Trek 2: Aktivitas oleh Perusahaan Besar Indonesia; dan Trek 3: Aktivitas oleh UMKM.
Dirgayuza menjelaskan bahwa program makan bergizi gratis menggunakan Trek 3 dimana mendorong kapasitas UMKM lokal dan petani lokal. Digayuza menyebutkan bahwa manfaat makan bergizi gratis yaitu meningkatkan angka partisipasi sekolah, meningkatkan kehadiran sekolah, dan meningkatkan nilai ujian serta menurunkan angka putus sekolah dan angka defisien mikro-nutrien.
Anggawira - Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran
Menurut Anggawira, terdapat tiga fundamental utama dalam sebuah negara yaitu ketahanan pangan, ketahanan air, dan ketahanan energi. Hal ini berkaitan dengan kualitas SDM, yang harus ditopang dengan nutrisi dan gizi yang berkualitas. Hal inilah yang menjadi strategi yang akan dilakukan Prabowo.
Anggawira menuturkan bahwa program gizi berkualitas ini juga diharapkan dapat mendorong ekonomi daerah dalam melakukan pemenuhan nutrisi dan gizi yang berkualitas. Lebih lanjut Anggawira menjelaskan bahwa daerah remote area tantangannya akan sangat luar biasa dalam upaya pemenuhan gizi. Hal tersebut dikarenakan ketersediaan bahan baku yang sangat kurang dan perlu strategi khusus.
Anggawira menyebutkan bahwa kita memiliki puskesmas-puskesmas yang dapat menjadi akselerator, bukan hanya bertindak di hilir saja tapi juga melakukan kegiatan pencegahan. Anggawira menekankan bahwa dokter-dokter harus dapat melakukan edukasi terutama dalam hal gizi, karena jika masyarakat tidak teredukasi maka akan menjadi masalah yang krusial.
Dalam kesempatan ini juga Anggawira menuturkan pentingnya kepemimpinan yang kuat bisa berbasis meritokrasi. Menurutnya, ahli-ahli yang memiliki kompetensi yang baik perlu dilibatkan dalam proses perekrutan kepemimpinan. Hal tersebut karena negara-negara maju yang berhasil melakukan transformasi didorong dengan kepemimpinan yang kuat dan merit system. Pemimpin yang kompeten ini, bukan hanya di pusat tapi di daerah.
Nina Sardjunani - Direktur Yayasan Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI)
Pada kesempatan diskusi Nina Sardjunani mengatakan bahwa penyediaan makanan bergizi tidak hanya dipenuhi oleh zat gizi makro (protein dan karbohidrat). Menurutnya yang penting adalah kebutuhan mikronutrisi seperti vitamin dan mineral (hidden hunger). Selain itu, Nina juga menyebutkankan bahwa kemiskinan yang tidak terlihat juga menjadi masalah.
Nina mengatakan bahwa banyak kelompok miskin menderita karena tidak mampu membeli bahan pangan sehat karena mahal. Menurutnya, harga pangan sehat 66% lebih mahal dibandingkan makanan yang kurang bernutrisi. Hal tersebut, membuat program makan bergizi gratis sangat dibutuhkan siswa. Lebih lanjut Nina menekankan bahwa Kurang Gizi Mikro (KGM) pada anak berpotensi mengakibatkan gangguan mental, kesehatan, menurunnya partisipasi sekolah, dan kemiskinan. Hal ini tentu mempengaruhi perekonomian Indonesia kedepannya.
Vivi Alatas - Senior Advisor untuk TNP2K
Hadir pada kesempatan seminar juga adalah ekonom senior Vivi Alatas. Vivi mengatakan bahwa meningkatkan persalinan anak yang aman, mengatasi stunting dan perkembangan kognitif penting untuk memastikan awal yang baik dalam hidup bagi anak-anak. Salah satu yang diperlukan untuk melakukannya adalah dengan reformasi kebijakan untuk meningkatkan hasil pendidikan harus fokus pada akses dan kualitas pendidikan.
Vivi juga menyoroti pentingya desain mekanisme graduasi program pengentasan kemiskinan. Hal tersebut dilakukan dengan memastikan adanya reformasi kelembagaan pelaksanaan bantuan sosial dan menyusun Sistem Pensasaran Nasional terpadu yang dapat memastikan satu sumber pendataan.
Menurut Vivi, Sistem on-demand merupakan komponen penting dari sistem perlindungan sosial, dalam hal ini teknologi memainkan peran penting untuk meningkatkan aksesibilitas dan efisiensi. Vivi juga mengatakan bahwa dalam pengembangan perlindungan sosial ke depan penting juga untuk memikirkan juga demand side-nya, bukan hanya supply side.
Laode Masihu Kamaluddin - Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran
Laode Masihu Kamaludin menjelaskan bahwa makan bergizi merupakan solusi tepat untuk membangun kualitas pertumbuhan anak agar menjadi siswa unggulan. Laode juga menyoroti pendidikan saat ini yang masih urban biased education. Menurutnya, pendidikan di masa depan justru harus rural biased education, karena pada dasarnya pendidikan hanya satu jalan yang untuk mencerdaskan.
Berbicara mengenai Pembangunan desa, Laode lebih lanjut menyebutkan bahwa pembangunan desa berbasis ekonomi kreatif merupakan solusi untuk kemiskinan yang absolut. Sementara itu untuk menjawab tantangan digital, Laode menekankan bahwa pada dasarnya “digital” merupakan mindset bukan sekadar alat. Menurutnya, konsep ini yang sedang dikembangkan ke depan, dengan berfokus juga pada upskilling dan reskilling.
Tukiman Taruna Sayoga (Unika Soegijapranata Semarang)
Peningkatan kualitas pendidikan menurut Tukiman Taruna Sayoga, dibutuhkan penegakan kedisiplinan pada siswa, guru, kepala sekolah, pengawas dan tenaga kependidikan. Lebih jauh mengenai pendidikan Tukiman menyebutkan pengaturan dalam hal pendidikan perlu diatur secara sentralistik namun dikelola secara desentralisasi (subsidiaritas).
Berkaitan dengan rencana pembangunan sekolah unggulan, Tukiman mengatakan bahwa harus dilakukan penyempurnaan atau pengoptimalisasian program yang selama ini telah berjalan. Menurutnya terlepas dari apapun kurikulum yang diusung, kunci keberhasilan pendidikan akan ada pada proses pembelajarannya. Lebih jauh, Tukiman mengatakan bahwa alam implementasinya nanti rencana program sekolah unggulan harus fokus pada supervisi akademik dan proses pembelajaran. (Viozzy)
-
Innalillahi, Ekonom Faisal Basri Meninggal Dunia karena Serangan Jantung Rumah duka almarhum Faisal Basri berada di Komplek Gudang Peluru Blok A 60 Jakarta Selatan
-
SEKDEM dan ISPE Siap Lahirkan Pemimpin Muda dengan Gagasan dan Praktik Politik yang Baru Sekolah demokrasi ini penting untuk mendorong lahirnya pemimpin muda yang hadir dengan gagasan baru dan praktik-praktik politik baru
-
Program Bansos Dinilai Tidak Membantu Masyarakat Keluar dari Zona Kemiskinan Eko menilai bahwa program bantuan sosial (bansos) tidak cukup untuk membuat masyarakat keluar dari zona kemiskinan
-
Manfaatkan Momentum Kebangkitan Pascapandemi, BRI Tingkatkan Pertumbuhan Segmen Wholesale Peningkatan wholesale transaction banking, hingga kuartal I 2023 tercatat pertumbuhan CASA wholesale sebesar 54% yoy menjadi Rp220,07 triliun dan pertumbuhan fee-based income wholesale sebesar 64% yoy menjadi Rp643,7 miliar