merdekanews.co
Senin, 02 April 2018 - 23:30 WIB

Tarif Angkutan Online Naik, BPS tak Yakin Kerek Inflasi

Alisya Purwanti - merdekanews.co
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto

Jakarta, MERDEKANEWS - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto bilang, kenaikan tarif angkutan online tidak akan berdampak kepada inflasi. Ya karena kenaikannya tidak berdampak kepada kenaikan harga barang.

Kata Kecuk, kontribusi kenaikan tarif angkutan berdaring (online) terhadap pengeluaran, masih nisbi kecil.
"Kami tidak memilah khusus untuk ojek online, tapi pengaruhnya terhadap keseluruhan masih kecil sekali," kata Kecuk di Kantor BPS, Jakarta, Senin (2/4/2018).

Perhitungan kecuk, kontribusi ojek maupun taksi online terhadap inflasi, tidak akan lebih dari 0,001%. Karena kenaikan harganya kecil. Jadi sangat kecil sekali. Ketika ada kenaikan tarif, tidak akan serta-merta mendorong naik inflasi. "Tidak akan menyebabkan inflasi, karena porsinya masih kecil sekali dibanding total transportasi keseluruhan," ujarnya.

Pada Maret 2018 ini, kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan menjadi salah satu kelompok tarif yang mencatatkan inflasi cukup tinggi karena kenaikan harga Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertalite.

Kelompok pengeluaran transportasi tersebut didera inflasi 0,28 persen dan menyumbang 0,05 persen terhadap inflasi Maret 2018. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih mengakji keputusan terkait kenaikan tarif ojek daring. Perkumpulan pengemudi ojek daring sebelumnya unjuk rasa besar-besaraan karena tarif ojek daring yang hanya Rp1.600 per kilometer. Besaran tarif itu dianggap merugikan pengemudi. Para pengemudi ojek daring mengusulkan tarif dapat naik menjadi Rp2.500 per kilometer.

  (Alisya Purwanti)