Jakarta, MERDEKANEWS -- Penyebab naiknya harga beras secara ‘gila-gilaan’ di pasaran baik tradisional dan ritel modern, dipicu oleh gagal panen sejak 2023. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, gagal panen di sejumlah wilayah terjadi karena adanya El Nino.
Sehingga fenomena tersebut berdampak buruk pada sektor pertanian di Tanah Air, salah satunya padi. Hal ini membuat produksi berkurang hingga mengerek harga beras.
Presiden menyebut kenaikan harga beras tak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di di negara lain akibat perubahan iklim sehingga banyak yang mengalami gagal panen.
Untuk itu, kata Jokowi saat memberikan bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gedung Kawasan Pertanian Terpadu, Kota Tangerang Selatan, Senin (19/02), pemerintah mau memberikan bantuan supaya bisa mengurangi beban masyarakat.
"Jadi kenapa pemerintah memberikan beras sebulan 10 kg. Karena kita tahu harga beras di seluruh negara sekarang naik. tidak hanya di Indonesia saja tapi di seluruh negara. Dan pemerintah kita membantu bantuan beras ini agar meringankan ibu-ibu dan bapak-bapak semuanya karena harganya naik tadi," kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu Jokowi juga mengungkapkan peluang pemerintah melanjutkan bantuan beras sampai akhir tahun. Saat ini pemerintah mematok pemberian bantuan hingga Juni 2024 ini. "Jadi ini Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni. nanti setelah Juni kita liat APBN-nya mencukupi atau tidak. Kalo mencukupi kita lanjutkan," kata Jokowi.
Seperti diketahui, harga beras melonjak beberapa hari terakhir. Bahkan stok beras premium sempat dilaporkan menipis bahkan langka di sejumlah gerai ritel modern.
Peritel mengaku tak menyetok beras karena harganya sudah terlalu tinggi, sementara harus dijual sesuai HET yang ditetapkan pemerintah. Karena itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey telah meminta pemerintah menaikkan HET beras.
Dari data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), beras medium harga rata-ratanya saat ini tercatat di level Rp 14.070 per kilogram. Sementara itu harga tertinggi terpantau di Provinsi Papua Pegunungan seharga Rp 22.250 per kilogram, harga terendah ada di Provinsi Papua Selatan dengan harga Rp 11.800 per kilogram.
Lalu, untuk beras premium rata-rata nasional menyentuh harga Rp 16.110 per kilogram. Beras dengan harga tertinggi terpantau di Papua Tengah Rp 26.670 per kilogram, harga terendah di Provinsi Aceh sebesar Rp 14.600 per kilogram.
-
Mendagri Minta Pemda Atensi Perkembangan Harga Sejumlah Komoditas Mendagri Minta Pemda Atensi Perkembangan Harga Sejumlah Komoditas
-
Mendagri Ingatkan Daerah Jangan Terlena Meski Inflasi Nasional Terkendali Mendagri Ingatkan Daerah Jangan Terlena Meski Inflasi Nasional Terkendali
-
Bertemu PM Singapura, Presiden Jokowi Bahas Politik Pertahanan hingga Investasi IKN Presiden Jokowi dan PM Lee Hsien Loong membahas berbagai kerja sama baik di bidang politik pertahanan hingga investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN)
-
Gus Men Minta Haji 2024 Jadi yang Terbaik Sepanjang Kepemimpinan Jokowi Penyelengaraan haji tahun ini harus menjadi yang terbaik sepanjang kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Saya tidak ingin ada lagi hambatan-hambatan. Jika ada hambatan segera lakukan mitigasi dari sekarang
-
Kemendagri Apresiasi Capaian Indikator Pembangunan Provinsi Bali Lebih Baik Dari Angka Nasional Kemendagri Apresiasi Capaian Indikator Pembangunan Provinsi Bali Lebih Baik Dari Angka Nasional