Jakarta, MERDEKANEWS – Pelaku usaha segmen ultra mikro ditargetkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru terutama dalam menyambut Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, beragam program pemberdayaan terus diakselerasi BRI Group melalui Holding Ultra Mikro (UMi). Memasuki 3 tahun kehadiran Holding UMi, BRI menargetkan peningkatan dan pemerataan literasi bagi para nasabahnya.
Terkait dengan hal tersebut, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa ada pergeseran fokus dari awal terbentuknya Holding UMi dibandingkan dengan kondisi segmen ultra mikro saat ini. Pada awalnya, Holding UMi fokus memberikan permodalan terhadap pelaku-pelaku usaha baru melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di setiap tahunnya.
“Kini, perhatian utamanya yakni bagaimana agar pelaku usaha ultra mikro secara merata mampu mengakses lembaga keuangan formal dengan mudah dan tanpa memerlukan biaya operasional yang mahal. Oleh karena itu, perlu adanya literasi terhadap teknologi bagi para pelaku usaha yang beriringan dengan peningkatan kapabilitas di seluruh entitas termasuk PNM dan Pegadaian,” ujar Supari.
Supari pun menekankan saat ini fokus perseroan mendorong literasi keuangan. “Jadi konsepnya sudah terbalik, kalau dulu inklusi dulu baru literasi, sekarang literasi dulu baru inklusi. Maka nanti program-program pemerintah termasuk KUR ini akan terserap dengan baik terutama kualitasnya yang lebih baik. Begitu mereka terliterasi maka inklusi akan berjalan lebih cepat,” imbuhnya.
Di sisi lain, Supari menambahkan bahwa fokus ini sebagai upaya menjawab tantangan perubahan perilaku masyarakat di masa depan. Dia mengatakan, saat ini di segmen ultra mikro sudah 87% pengguna smartphone. BRI sebagai penyedia layanan pinjaman pokok UMKM memerlukan perubahan proses bisnis menuju digital agar kualitas segmen sasaran tidak rusak dengan praktik non-bank seperti pinjaman online atau judi online.
“Jadi kesimpulannya, bagaimana kita menjaga kualitas nasabah, bagaimana kita bisa membangun layanan berbasis digital, dan bagaimana membangun kapabilitas sangat kompleks untuk menjangkau spektrum yang semakin luas,” ucapnya.
Supari meyakinkan bahwa selama ini Holding UMi sudah memiliki platform literasi terbaik di Indonesia baik digital maupun offline. Dari platform digital, BRI memiliki LinkUMKM yang telah mengakses lebih dari 7 juta nasabah dalam upayanya tumbuh dan berkembang hingga naik kelas. Platform ini berisi fitur-fitur yang menghadirkan pelaku untuk melakukan pelatihan, mengikuti komunitas, presentasi produknya, konsultasi, hingga simulasi kredit untuk anggota.
“Program seperti ini kami akan memperkuat program yang menjangkau mikro yang lebih bawah lagi yang disebut ultra mikro. Kami bekerja sama dengan PNM dan Pegadaian yang sudah menjadi bagian dari Holding Ultra Mikro. Kita akan persolid dan permudah serta percepatan UMKM mulai dari ultra mikro ke mikro hingga menjadi pelaku usaha yang difasilitasi fasilitas komersial,” ucap Supari. (Viozzy)
-
Viral Video Uang Nasabah Hilang Rp400 Juta, BRI: Terjebak Investasi Bodong, Uang Diambil Sendiri di 2018 BRI mengimbau kepada masyarakat untuk menyimpan atau menginvestasikan dananya di lembaga/institusi resmi
-
Viral Video Uang Hilang Untuk Serangan Bansos, BRI Pastikan Hoax dan Laporkan Pihak Terkait Kepada Kepolisian BRI akan mengambil tindakan tegas dan mengambil langkah hukum terhadap pihak-pihak terkait, karena konten berisi informasi yang menyesatkan, merusak citra BRI dan berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat
-
Suku Bunga Acuan Naik, BRI Tetap Optimis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit di Tahun 2024 BRI pun optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit dikisaran 10-12% yoy
-
BRI Bukukan Laba Rp15,98 Triliun, Cermati Perkembangan Global dan Lebih Fokus ke Tantangan Domestik Melalui Pemberdayaan UMKM BRI Bukukan Laba Rp15,98 Triliun, Cermati Perkembangan Global dan Lebih Fokus ke Tantangan Domestik Melalui Pemberdayaan UMKM
-
Hoax Video Viral Soal Uang Nasabah Hilang Efek Bansos Pemilu, BRI Siapkan Langkah Tegas Agustya mengatakan pihaknya memastikan apa yang disampaikan dalam unggahan video yang beredar di media sosial tersebut tidaklah benar dan tidak berdasar