
Jakarta, MERDEKANEWS - Anggota Komisi XI DPR Ecky Awal Mucharam, mengatakan, sosok Gubernur Bank Indonesia baru, haruslah mampu menjaga stabilitas bahkan menguatkan nilai tukar rupiah.
Di Jakarta, Minggu (18/3/2018), Ecky mengaku sangat menyoroti kinerja BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. "Kalau rupiah masih melemah terus artinya kinerja BI tidak memenuhi harapan Undang-undang," ucap politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Menurut Ecky, bila mata uang rupiah nilainya terus terdepriasi akan menimbulkan sejumlah kerugian seperti cicilan utang luar negeri semakin mahal. Ia mengingatkan potensi inflasi dari sisi impor pun semakin tinggi jika nilai tukar terdepresiasi. Selanjutnya, impor BBM akan mahal dan menyebabkan defisit neraca transaksi berjalan yang semakin lebar.
Secara keseluruhan, Ecky menegaskan depresiasi rupiah pun akan menyebabkan harga barang-barang impor pun semakin mahal. Padahal sebagian besar bahan baku industri masih dari impor.
Sekedar mengingatkan, Presiden Joko Widodo telah mengajukan Perry Warjiyo sebagai calon tunggal Gubernur BI pada 23 Februari lalu. Perry bakal menggantikan Agus Martowardojo yang pensiun Mei ini.
Sementara Perry yang kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 25 Februari 1959 ini, masih menjabat Deputi Gubernur BI sampai April 2018. Pria bertubuh tegap ini, merupakan alumni Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), serta peraih gelar Master dan PhD bidang Moneter dan Keuangan Internasional dari Iowa State University, Amerika Serikat pada 1989 dan 1991.
Di kalangan BI, Perry bukanlah orang baru. Kariernya di bank sentral Merah Putih ini sudah 34 tahun. Pernah menjabat Asisten Gubernur BI, Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI hingga Direktur Eksekutif di International Monetary Fund (IMF).
Kalau tak ada aral melintan, Komisi XI DPR akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and propert test) pada akhir April ini. Jadi masih sebulan lagi, sabar ya pak. (Setyaki Purnomo)
-
Evaluasi Total Buntut Pesta Miras di Lapas Sebabkan Dua Napi Tewas! tragedi pesta minuman keras oplosan yang mengakibatkan dua orang narapidana meninggal dunia dan 23 orang napi lainnya keracunan
-
Berantas Korupsi ke Akar-akarnya!Legislator Dukung Niat Presiden Prabowo Soal RUU Perampasan Aset Ini perlu sekali untuk, bagaimana kita di dalam rangka memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya
-
Putusan MK Soal Kritik Tak Bisa Dijerat Pidana Dinilai Merawat Substansi Demokrasi Putusan MK ini merawat nilai-nilai substantif dari demokrasi
-
Aksi Premanisme Berkedok Ormas Ganggu Iklim Investasi, Revisi UU Ormas Perlu Atau Tidak? Aksi premanisme berkedok organisasi masyarakat (ormas) belakangan banyak dilaporkan mengganggu iklim investasi di Indonesia
-
Mbah Tupon Jadi Korban: Jangan Sampai Tanah Rakyat Habis Dicuri Mafia Tanah! Dia pun meminta Polri dan Kementerian ATR/BPN menaruh atensi penuh terhadap kasus tersebut, karena jangan sampai tanah rakyat habis dicuri oleh mafia tanah