merdekanews.co
Kamis, 18 Januari 2024 - 13:25 WIB

Hingga Akhir 2023, Investasi 20 KEK di RI Capai Rp177,5 Triliun

Viozzy - merdekanews.co
Sesmenko Susiwijono pada saat memberikan sambutan pada acara Rapat Kerja Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (Rakernas KEK) Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2023 pada tanggal 16-17 Januari 2024 di Jakarta.

Jakarta, MERDEKANEWS -- Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasa Ekonomi Khusus (KEK) Susiwijono Moegiarso menegaskan optimisme perekonomian Indonesia ke depan di tengah ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global. 

Dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% selama 8 kuartal berturut-turut (di masa pandemi dan pasca pandemi) menjadi capaian yang luar biasa, didukung dengan keberhasilan pengendalian inflasi yang cukup rendah di level 2,61% menunjukkan resiliensi ekonomi yang terus terjaga di tengah dinamika global.

“Di saat perekonomian dunia mengalami perlambatan, ekonomi Indonesia justru masih mampu tumbuh di kisaran 5%, lebih tinggi dari rata-rata negara maju & negara berkembang, dan dengan inflasi yang lebih terkendali,” ungkap Sesmenko Susiwijono pada saat memberikan sambutan pada acara Rapat Kerja Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (Rakernas KEK) Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2023 pada tanggal 16-17 Januari 2024 di Jakarta.

Berbagai optimisme dan peluang tersebut harus mampu dimanfaatkan dengan baik, salah satunya dengan mendorong pengembangan 20 KEK sebagai energi dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berkontribusi nyata dalam mendorong PDRB daerah, di berbagai wilayah Indonesia.

Hingga akhir tahun 2023, capaian kinerja 20 KEK telah berhasil memberi kontribusi realisasi investasi sebesar Rp177,5 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 117.492 orang, dengan jumlah pelaku usaha/industri sebanyak 331 perusahaan. 

Sedangkan pada tahun 2023, realisasi investasi bertambah sebesar Rp66 triliun dan realisasi penyerapan tenaga kerja bertambah sebanyak 57.005 orang, serta jumlah pelaku usaha bertambah sebanyak 89 perusahaan/industri. Pada tahun 2024 KEK menargetkan tambahan realisasi investasi baru sebesar Rp77,5 triliun dan tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 38.277 orang.

Pertumbuhan dan Capaian Sektor KEK

Pada tahun 2023, Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK bekerja sama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) melakukan kajian terkait dengan dampak positif KEK terhadap ekonomi daerah dan perekonomian nasional. Beberapa kesimpulan utama yang dapat dicatat bahwa secara umum sebagian besar KEK berkembang dan berkinerja baik atau sangat baik, dan secara keseluruhan investasi di KEK memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian dengan tren yang cenderung meningkat selama periode 2019-2023.

KEK Industri dengan kinerja yang cukup baik berada atau berbatasan di wilayah Pusat Pertumbuhan Ekonomi (PPE), dan memiliki anchor investor, tingkat aglomerasi industri/bisnis yang baik, investasi berdaya saing tinggi, dan tingkat ketersediaan infrastruktur pendukung yang lebih baik. Sebaliknya, KEK manufaktur yang berada di posisi terluar atau di daerah yang sedang bertransformasi  menuju sektor manufaktur dan jasa-jasa, akan memiliki daya saing tinggi jika mengolah sumber daya alam atau hilirisasi sumber daya alam.

Keberadaan event nasional/internasional di KEK bertema pariwisata dinilai memberikan dampak signifikan untuk mempercepat perkembangan KEK tersebut, seperti pada KEK Lido, KEK Mandalika, dan KEK Tanjung Lesung. Sedangkan KEK bertema digital dan kegiatan jasa lainnya mampu berkembang dengan baik di tengah berbagai tantangan yang bervariasi.

“Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa investasi di KEK memberikan kontribusi yang positif terhadap ekonomi daerah dan perekonomian nasional, dengan tren yang cenderung meningkat selama periode 2019 – 2023,” jelas Sesmenko Susiwijono.

Kolaborasi dan Sinergi dari Seluruh Stakeholder

Dalam rangka meningkatkan kinerja KEK secara menyeluruh dengan memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan, Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK perlu melakukan evaluasi penyelenggaraan KEK sesuai dengan keputusan Sidang Dewan Nasional KEK di awal 2023 dan kesepakatan rencana realisasi investasi dan tenaga kerja yang disampaikan pada Rapat Kerja KEK pada akhir tahun 2022.

Selanjutnya diperlukan koordinasi guna pengambilan langkah penyelesaian atas permasalahan yang dihadapi, serta memastikan pembangunan dan pengembangan KEK dapat berjalan dan mencapai target yang sudah direncanakan.

Penyelenggaraan KEK tentunya tidak terlepas dari peran stakeholder terkait, baik di tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Melihat potensi dari sejumlah KEK yang ada saat ini, Pemerintah akan senantiasa mendukung berbagai langkah untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan KEK di Indonesia. Salah satu upaya untuk optimalisasi pengembangan KEK adalah melalui koordinasi debottlenecking isu pembangunan dan pengelolaan KEK dengan Pemerintah Daerah (Dewan Kawasan KEK) dan Kementerian/ Lembaga terkait serta sinkronisasi kebijakan.

Dalam pengembangannya, KEK masih membutuhkan kerja sama dan kolaborasi dari berbagai stakeholder.  “Hampir semua tantangan dan isu strategis sudah kita bahas bersama. Terima kasih atas kerja sama dengan 19 Kementerian/ Lembaga. Forum ini bermanfaat untuk menyelesaikan berbagai isu strategis, terutama dalam mendukung pelaksanaan KEK sebagai salah satu pilar pembangunan perekonomian kita.” ungkap Susiwijono menambahkan.

Melalui debottlenecking tantangan pengembangan KEK selama ini, diharapkan kinerja KEK kedepan dapat lebih optimal. Turut hadir dalam acara Rakernas KEK tersebut antara lain Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK, Pimpinan 19 Kementerian/ Lembaga terkait, dan dari 20 KEK hadir seluruhnya para Pimpinan Dewan Kawasan, Kepala Administrator, dan Pimpinan BUPP (Badan Usaha Pembangun dan Pengelola).  (Viozzy)