merdekanews.co
Rabu, 03 Januari 2024 - 16:25 WIB

Program Desak Anies Disorot Media Asing: Anies Tampil Alami Dalam Berurusan dengan Kaum Muda

Jyg - merdekanews.co
Capres Anies Baswedan dinilai tampil alami dalam program diskusi "Desak Anies". (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Capres nomor urut 1 Anies Baswedan memiliki program diskusi bertajuk "Desak Anies" sebagai salah satu bentuk rangkaian kegiatan kampanye kepada masyarakat.

"Desak Anies" merupakan salah satu program kampanye Anies dalam bentuk diskusi dengan memaparkan visi misi dan program kerja yang digagasnya sebagai capres dalam Pilpres 2024.

Program diskusi "Desak Anies" dikemas dengan suasana santai dengan tujuan menyerap aspirasi pemilih, termasuk dari kalangan generasi muda Indonesia.

Melalui program ini, Anies memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bertanya secara langsung atau tatap muka mengenai kondisi terkini kepada Anies. Kemudian, Anies akan mencoba menjawab pertanyaan dan persoalan yang diajukan kepadanya.

Mengutip cnbcindonesia, media berbasis di Singapura, Channel News Asia (CNA) bahkan membahas acara "Desak Anies" melalui artikel berjudul 'Playing to his strengths, former academic Anies Baswedan woos the youth vote as he contests Indonesia's presidency' yang diterbitkan Minggu (31/12).

CNA menyorot acara "Desak Anies" sebagai platform di mana pemilih muda bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan menarik hingga kritik kepada Anies.

Dalam sebuah sesi dialog Desak Anies, CNA menyoroti bagaimana seorang mahasiswa Universitas Hazairin di Provinsi Bengkulu, menantang Anies dengan pertanyaan-pertanyaan yang pedas. Bahkan terkadang menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.

Salah satu isu utama yang diangkat adalah sikapnya terhadap rencana Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dijelaskan pula bagaimana IKN menjadi kebijakan milik Presiden Joko Widodo (Jokowi), namun tidak disetujui oleh Anies.

"Mahasiswa juga menginterogasi Pak Anies tentang kemiskinan dan korupsi di Indonesia. Saat ia menjawab pertanyaan, meluangkan waktu untuk membongkar topik dan memberikan penjelasan rinci, kandidat tersebut tampak alami dalam berurusan dengan kaum muda," demikian laporan CNA.

"Bagaimanapun, ia adalah seorang akademisi yang kemudian menjadi rektor universitas yang membuatnya menghabiskan waktu bertahun-tahun berinteraksi dengan kaum muda, yang ia tempatkan sebagai inti strategi kampanyenya dalam pemilihan presiden tahun depan."

Setelah sesi tersebut, Anies mengatakan bahwa dia yakin seorang pemimpin tidak boleh takut dikritik. Ia mengatakan dialog adalah cara terbaik untuk memahami satu sama lain, terutama para pemuda.

"Saya tidak pernah memandang mereka yang terlibat dalam dialog kritis sebagai musuh. Mereka adalah sahabat, orang-orang yang juga peduli dengan Indonesia," kata Anies saat itu.

Dalam artikelnya, CNA juga menjelaskan bagaimana pengalaman Anies yang mantan akademisi mempengaruhinya. Ia sempat ditunjuk sebagai rektor Universitas Paramadina tahun 2007 dalam usia 38 tahun, kemudian mendirikan gerakan "Indonesia Mengajar".

"Mempermainkan citranya sebagai seorang intelektual dan ulama juga tampaknya menjadi bagian penting dari strategi kampanyenya, dibandingkan dengan dua pesaingnya lainnya," tulis CNA lagi.

Anies, yang mencalonkan diri sebagai presiden kedelapan Indonesia, berpasangan dengan calon wakil presiden Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berhaluan Islam. Pemilu Presiden (pilpres) sendiri akan digelar 14 Februari.

(Jyg)