merdekanews.co
Selasa, 13 Maret 2018 - 23:45 WIB

Pernah Ikut Pelatihan Militer di Filipina

OMG, UIN Jakarta Jadi Tempat Baiat Anggota ISIS

Hadrian - merdekanews.co
Adi Jihadi

Jakarta, MERDEKANEWS -Ada sekitar 500 orang yang di baiat para simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Di lokasi itu, mereka mengakui kepemimpinan Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pemimpin ISIS.

Hal itu terungkap dalam kesaksian Adi Jihadi dalam sidang kasus peledakan bom di Jalan MH Thamrin dengan terdakwa Aman Abdurrahman. Adi Jihadi memberikan kesaksian dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/3/2018). 

Anggota Majelis Hakim Irwan bertanya, apakah Adi pernah mengikuti baiat. Adi pun mengakuinya. 

"Iya . Waktu itu bareng-bareng semuanya. Saya mengikuti sumpah. Oleh Fauzan Anshori waktu di UIN," jawab Adi. 

Kepada wartawan seusai sidang, Adi mengatakan UIN yang dimaksudkan adalah UIN Jakarta. "Baiat apa?" tanya Irwan. 

"Tentang sumpah setia kepada amirul mukminin. Untuk rincinya saya lupa. Itu tahun 2014," kata Adi. 

Menurut Adi, ada sekitar 500 orang yang mengikuti baiat tersebut. Adi juga mengaku, pernah mengikuti pelatihan militer di Filipina. 

Dalam pelatihan militer tersebut, Adi mengaku belajar merakit senjata api. Namun Ia membantah pernah belajar membuat bom dalam pelatihan tersebut. 

Selain berlatih militer di Filipina, Adi juga beberapa kali mengikuti pelatihan di Indonesia. Namun, pelatihan itu hanya sebatas lari, renang, dan "push up". Atas pelatihan militer yang diikuti di Filipina, Adi kini dipidana dan mendekam di balik jeruji besi.

Sementara Jaksa penuntut umum (JPU) Nana Riana kemudian menanyakan siapa amirul mukminin yang dimaksud Adi. 

"Baiat kepada amirul mukminin siapa?" tanya Nana. "Abu Bakr al-Baghdadi," jawab Adi. 

Dalam kasus bom Thamrin yang terjadi pada Januari 2016, Adi berperan sebagai penyalur uang 30 ribu dollar AS yang didapat dari seseorang atas perintah kakaknya, Iwan Darmawan Muntho alias Rois. Adi mulanya tidak tahu uang itu digunakan untuk keperluan bom Thamrin. Dia baru tahu hal tersebut saat diperiksa penyidik Detasemen Khusus 88 atau Densus 88.
  (Hadrian)