
Jakarta, MERDEKANEWS -- Sejak ditandatanganinya Perjanjian Paris yang disepakati oleh 200 negara pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP 21) di Paris pada tahun 2015, sejumlah negara yang terlibat terus melakukan upaya untuk mencapai target nol emisi karbon. Teranyar pada COP28 yang dilaksanakan di Dubai (30/11), kebijakan pengurangan bahan bakar fosil yang dicapai melalui transisi energi menjadi kesepakatan utama untuk mempercepat target nol emisi bersih pada tahun 2050.
Meski begitu pakar energi Dr. Marcus T. Richard, Executive Advisor Boston Consulting Group, mengingatkan bahwa upaya transisi energi merupakan sebuah perjalanan, bukan suatu kejadian yang serta merta.
“Penerapan program dekarbonisasi masih dihadapkan pada tiga isu utama, yakni pendanaan, teknologi, dan SDM. Selain itu, untuk menyeimbangkan energi bersih, setiap sektor yang terlibat harus memperhatikan tiga hal, yakni ketahanan energi, keterjangkauan, dan energi berkelanjutan. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan menjadi krusial dalam transisi energi,” jelas Dr. Marcus dalam gelaran kuliah tamu di Universitas Pertamina (UPER) bertajuk ‘The Pathways for O&G Companies toward Low Carbon Future’ (14/12).
Pengembangan SDM memang menjadi faktor kunci dalam mempercepat transisi energi dan menggapai kebutuhan ekonomi hijau. Seperti termaktub pada hasil COP28 mengenai peran generasi muda dan iklim pendidikan, forum tersebut juga membuka ruang bagi institusi pendidikan untuk beroperasi secara berkelanjutan. Hal ini menjadi angin segar bagi institusi pendidikan untuk melahirkan generasi yang mampu menjawab pengembangan industri hijau pada tahun 2030.
“Transisi energi menciptakan peluang karir yang ramah lingkungan atau green jobs. Hal ini menuntut SDM yang memiliki keterampilan berkelanjutan untuk dapat menjawab kebutuhan akan energi bersih dan energi terbarukan. Kerja sama multi sektor antara industri, pendidikan, dan pemerintah perlu diperkuat untuk mencapai hal tersebut,” ungkap Dr. Marcus.
Prof.Dr.Ir. Rudy Sayoga Gautama, IPU., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pertamina, dalam kesempatan yang sama mengungkap peran Universitas Pertamina mendukung transisi energi.
“Riset akademis dan praktis yang dilakukan dari kolaborasi para dosen, mahasiswa, dan industri yang diwujudkan melalui 11 Center of Excellence, menjadi strategi untuk mengembangkan kompetensi lulusan yang mampu mendukung transisi energi dan dekarbonisasi. Sustainability Center yang kami bentuk, bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi mancanegara, diharapkan dapat menjadi kendaraan untuk penelitian dan kajian bidang keinginan yang bisa dimanfaatkan semua pihak," katanya.
Dalam waktu dekat, lanjut Prof. Rudy, Universitas Pertamina juga akan membuka program studi magister Rekayasa Berkelanjutan. Program ini memiliki visi keilmuan keterampilan hijau untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan mengatasi tantangan keilmuan. Pekerja-pekerja Pertamina menunjukkan animo tinggi untuk menempuh pendidikan S2 tersebut.
Sebagai informasi, saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero) tengah membuka peluang untuk berkuliah di UPER. Bagi calon mahasiswa yang tertarik, dapat mengakses informasi selengkapnya melalui https://pmb.universitaspertamina.ac.id/ (Viozzy)
-
Menag dan Kepala BPJPH Teken MoU, Sepakat Perkuat Sinergi Halal di Indonesia sinergi ini penting untuk menjawab tantangan zaman sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri halal dunia
-
Kebijakan Tarif AS Momentum Perkuat Industri Nasional kebijakan tarif Donald Trump ini akan menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperkuat industri nasional
-
Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Optimalisasi Kawasan Industri, BRI Jalin Kerja Sama dengan HKI Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Optimalisasi Kawasan Industri, BRI Jalin Kerja Sama dengan HKI
-
Pertamina - Pindad Jalin Kerja Sama Tumbuhkan Ekosistem Industri Migas Kolaborasi ini merupakan kerja sama manufaktur yang bertujuan meningkatkan produksi migas nasional.
-
Sinergitas Lintas Sektor Mensukseskan Swasembada Pangan untuk Kesejahteraan Masyarakat Sinergitas Lintas Sektor Mensukseskan Swasembada Pangan untuk Kesejahteraan Masyarakat