merdekanews.co
Sabtu, 18 November 2023 - 04:40 WIB

Ini yang Terjadi Sebelum 2 Pesawat Tempur Super Tucano TNI AU Jatuh di Pasuruan

Jyg - merdekanews.co
Pesawat tempur jenis Super Tucano dengan nomor ekor TT-3103 jatuh di Pasuruan. (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Dua pesawat tempur jenis Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 mengalami kecelakaan pada Kamis (16/11) di sekitar Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kabupaten Pasuruan.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Agung Sasongkojati mengungkap detik-detik terakhir sebelum kedua pesawat itu hilang kontak dan akhirnya mengalami kecelakaan.

Agung Sasongkojati mengatakan awalnya ada empat pesawat yang menjalankan latihan profisiensi formasi. Pesawat take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB.

"Pesawat ini dalam kondisi baik, penerbangnya baik, flight dari empat pesawat dengan delapan orang kru di dalamnya. Mereka semua menjalankan prosedur dengan baik," kata Agung di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (17/11).

Pesawat take off satu per satu. Setelah di atas, empat pesawat bergabung dalam satu formasi yang saling berdekatan. "Saat mereka climbing, mereka masuk ke awan, in out in out, artinya awannya itu tipis-tipis aja," katanya.

Namun, Agung menjelaskan tiba-tiba awan menebal dengan pekat. Kondisi itu membuat jarak pandang para awak terbatas, bahkan tidak bisa melihat pesawat satu sama lain.

"Awan tiba-tiba menebal dengan pekat sehingga pesawat yang dekat saja, yang jaraknya mungkin sekitar 30 meter, itu tidak keliatan, karena sangat tebal, dan para penerbang mengatakan blind atau buta, enggak lihat," katanya.

Ia mengatakan sesuai prosedur, jika terjadi kondisi blind, maka pesawat akan saling memisahkan diri. Pada saat memisahkan diri itu lah, terdengar suara emergency locator transmitter (ELT) dari dua pesawat dengan waktu yang berbeda.

"Pada saat mereka menjauhkan diri, terdengar suara ELT, berarti ada sesuatu yang terjadi pada satu pesawat, sejurus kemudian, saya tidak tahu berapa lama, ada suara ELT lagi yang kedua," katanya.

Ia mengatakan pihaknya lalu mendapat laporan dari aparat teritorial soal adanya dua pesawat yang jatuh. TNI AU lalu mengirim personel ke lokasi.

Dua awak di masing-masing pesawat yang jatuh itu pun dinyatakan meninggal dunia. "Kita berhasil evakuasi jenazah dengan bantuan penduduk setempat, kami sangat apresiasi pada aparat teritorial dan penduduk setempat yang telah membantu kami dalam evakuasi jenazah," kata Agung.

Diketahui sebelumnya, dua pesawat Super Tucano yang mengalami kecelakaan tersebut berasal dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh dan memiliki nomor ekor TT-3103 dan TT-3111. Kedua pesawat itu terjatuh saat sedang melakukan latihan formasi secara rutin.

Pesawat nomor ekor TT-3111 ditumpangi Sandhra Gunawan sebagai pilot atau frontseater dan Widiono di kursi belakang atau backseater. Sementara pesawat kedua dengan tail number TT-3103 dengan pilot Yuda A Seta di kursi depan dan Subhan di kursi belakang.

Pesawat dinyatakan lost contact saat melaksanakan misi Profisiensi Formation Flight dengan rute penerbangan Lanud Abdulrachman Saleh-Area Latihan-Lanud Abdulrachman Saleh.

Pesawat take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB dan dinyatakan lost contact pada pukul 11.18 WIB, Kamis. Kemudian, puing-puing pesawat kemudian ditemukan warga di lereng Gunung Bromo, daerah Keduwung.

(Jyg)