merdekanews.co
Senin, 06 November 2023 - 20:15 WIB

Pengelola Bantah Tudingan Keji Israel Sebut RS Indonesia Punya Peluncur Roket dan Tampung Hamas

Jyg - merdekanews.co
RS Indonesia di Gaza dengan tegas membantah tudingan militer Israel. (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Militer Israel secara keji menuding Rumah Sakit Indonesia di Gaza dibangun di atas jaringan terowongan Hamas. Tuduhan itu dilontarkan, juru bicara militer Israel Daniel Hagari, Minggu (05/11).

Keberadaan rumah sakit itu, kata Hagari, sekaligus melindungi jaringan terowongan itu dari pengeboman karena berada di bawah rumah sakit.

"Hamas secara sistematis mengeksploitasi rumah sakit-rumah sakit sebagai bagian dari mesin perangnya," kata Hagari.

Dalam konferensi pers, Hagari memperlihatkan video, foto, dan rekaman audio yang menurutnya menunjukkan strategi Hamas menggunakan sejumlah rumah sakit sebagai perisai dari serangan Israel.

Rumah sakit itu antara lain rumah sakit yang didanai pemerintah Qatar yakni Rumah Sakit Sheikh Hamad dan Rumah Sakit Indonesia.

Dua video dari rumah sakit Qatar menunjukkan sebuah jalan masuk yang diklaim mengarah ke terowongan Hamas, serta orang-orang Hamas yang menurut Hagari menembaki tentara Israel dari dalam rumah sakit tersebut.

Satu citra satelit juga menunjukkan peluncur roket yang diklaim terletak di seberang jalan dari Rumah Sakit Indonesia.

"Mereka meluncurkan roket ke Israel 75 meter dari rumah sakit. Kenapa? Mereka tahu persis bahwa jika Israel menyerang landasan peluncuran seperti itu, rumah sakit akan rusak," katanya.

Namun pernyataan Hagari sejauh ini tidak bisa diverifikasi secara independen. Hamas juga membantah memiliki markas di rumah sakit dan menuduh Israel menyebarkan kebohongan.

Sementara itu, Ketua Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad, selaku pengelola RS Indonesia di Gaza, dengan tegas membantah tudingan militer Israel. Sarbini menyebut RS Indonesia dibangun secara profesional sesuai dengan kebutuhan masyarakat Gaza.

"Kami membantah bahwa kita dalam membangun rumah sakit ini dalam konteks yang benar-benar profesional yaitu sesuai dengan kebutuhan masyarakat Gaza, baik saat itu maupun saat ini. Oleh sebab itu, apa yang dituduhkan oleh Israel bisa jadi merupakan satu prakondisi untuk Israel melakukan serangan ke RS Indonesia yang ada di Gaza," kata Sarbini dalam konferensi pers, Senin (6/11).

Insinyur yang membangun RS Indonesia, Faried Thalib, mengungkapkan fasilitas bawah tanah di rumah sakit merupakan tempat menyimpan solar untuk menghidupkan generator, bukan situs peluncuran roket.

Seiring dengan ini, Sarbini pun meminta masyarakat internasional melindungi RS Indonesia dari serangan brutal Israel, sejalan dengan perlindungan undang-undang atas rumah sakit.

"Kami minta kepada seluruh masyarakat untuk kecam Israel agar tidak melakukan langkah-langkah yang brutal terhadap Rumah Sakit Indonesia karena itu merupakan tumpuan masyarakat Gaza yang ada di utara, di mana 450 ribu tergantung pada satu RS Indonesia dan ini merupakan andalan mereka bersama," ucap Sarbini.

Sejak perang Hamas vs Israel pecah 7 Oktober lalu, Tel Aviv selalu menyebut kelompok bersenjata Palestina itu membangun markas di bawah rumah sakit. Saat itu, RS terbesar di Gaza, yakni Rumah Sakit Al Shifa, menjadi sasaran tuduhan Israel soal pusat operasi bawah tanah Hamas.

Sejalan dengan tuduhannya, Israel pun terus-menerus meluncurkan serangan di sekitar rumah sakit. Pada 17 Oktober, Tel Aviv bahkan menyerang Rumah Sakit Baptis Al Ahli hingga menewaskan sekitar 300 orang.

Sejauh ini, korban tewas imbas perang di Gaza mencapai lebih dari 9.770 orang, dengan lebih dari 4.000 merupakan anak-anak. Sementara itu, di pihak Israel, korban tewas sekitar 1.400 jiwa.

(Jyg)