merdekanews.co
Senin, 30 Oktober 2023 - 15:50 WIB

Peringati Hari Santri Nasional

LPBKI MUI Gelar Workshop dan Seminar Hari Santri nasional di PP. Darussalam Subang Jabar

Sis - merdekanews.co
(LPBKI MUI) pusat, bekerja sama dengan PP. Darussalam subang, mengadakan seminar hari santri nasional dan workshop dengan tema "pengembangan literasi Islam untuk peradaban bangsa".

Subang, MERDEKANEWS -- LPBKI MUI pusat, bekerja sama dengan PP. Darussalam subang, mengadakan seminar hari santri nasional dan workshop dengan tema "pengembangan literasi Islam untuk peradaban bangsa".

Pengasuh PP. Darussalam yang biyasa di panggil KH.juanda mengawali dalam seminar workshop tersebut, menyampaikan bahwa peringatan hari santri, pantas untuk di peringati karena santri adalah salah satu yang berjuang dalam memerdekakan negara ini, lanjut KH. Pondok pesantren Juanda petinggi menyampaikan bahwa konsep yang di terapkan menjadikan santri di pondok Darussalam miliknya, adalah konsep tradisi yang di bawa rasulullah SAW. Yakni, pertama istiqomah, dua proposional dan terakhir adalah disiplin.

“Hal inilah yang menjadi acuan bagi para santri di pondok Darussalam,” tegasnya di Subang, 29 Oktober 2023.

Sementara lanjut ketua LPBKI prof.endang sutari menyampaikan, bahwa LPBKI mempunyai tiga Metra untuk pengembangan LPBKI, yaitu:

Pertama, adalah ormas-ormas besar Islam, bisa dikatakan besar ketika mengemban amanah besar.

Kedua adalah perguruan tinggi besar, jadi LPBKI mengadakan kunjungan ke kampus-kampus.

Ketiga adalah pesantren, karena Pesantren adalah lembaga Islam yang diwarisi para nabi yang diwariskan kepada mekanisme taklim atau tarbiyah kita, yang justru di Indonesia mendapatkan legitimasi sebagai institusi atau lembaga yang mempunyai jati diri, serta fungsi perjuangan yang sangat bermanfaat dari waktu ke waktu.

 



Selanjutnya kyai arif fahrudin wasekjen MUI pusat mengawali perbincangan Dengan pantun di depan ribuan santri pondok Darussalam itu menyampaikan bahwa urgennya santri sampek di ibaratkan tidak akan ada ulama kalau tidak ada santri.

Jadi untuk menempuh ke tahapan jadi ulama atau kyai wajib ada marhalah-Marhamah atau tahapan-tahapan yang harus ditempuh yaitu harus jadi santri.

Lebih lanjut kyai yang lebih familiar di panggil kyai arif tersebut menyampaikan bahwa dulu tradisi-tradisi ulama kita di awal pertengahan ataupun di awal awal kemajuan pradaban islam adalah ahlul kutub atau ahlul musonnafat, sehingga para ulama dulu banyak yang produktif sehingga melimpahkan karangan-nya dan sampai sekarang kita masih bisa mewarisinya.
Ada fathul qorib, ada ibnu malik waala alihi wasohbihi.

Namun dengan perubahan zaman semakin kesini ulama ulama kita semakin bergeser selain ada yang ahlul kutub ada juga yang ahli khitobi atau ahli dakwah jadi banyak yang jadi macan panggung seperti alm.ust. Zainudin MZ. Ada ustadz Abd somad, gus miftah dll.

Masih lanjut semakin kesini semakin berkembang lagi di zaman gen z atau zaman melenial, berkembang lagi dari ulama Khitobi ada ulama YouTuby.

Dan ini tidak bisa menolak ataupun harus cuek namun kita jadikan pembelajaran khusus nya kepada kita sebagai santri.

Sedangkan Kyai Husein, begitu beliau disapa, mendorong para santri agar giat membaca dan mendedikasikan hidupnya di dunia tulis menulis, Kyai asal Cirebon juga memberikan informasi dari buku yang beliau tulis tentang beberapa nama ulama yang dikenang dalam sejarah, sebagai ulama yang produktif dalam dunia kepenulisan.

Di akhir pemaparan, Kyai Husein memberikan kalimat pernyataan yang mendorong para santri untuk mengisi kehidupannya dengan duduk bersama dengan para ulama.

(Sis)