Jakarta, MERDEKANEWS -- Israel secara terang-terangan menolak pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza utara, di mana sekitar 300.000-400.000 orang masih terlantar, kata koordinator kemanusiaan dan residen PBB Lynn Hastings di Palestina, Jumat.
“Pemerintah Israel sudah jelas bahwa mereka tidak ingin kami mengirimkan (bantuan) ke wilayah utara,” kata Hastings pada konferensi pers virtual di Jenewa, seperti dilansir Antaranews.
“Jadi, staf PBB harus mengambil risiko keamanan untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa," kata dia menegaskan.
Pada 13 Oktober lalu, Israel menyerukan sekitar 1,1 juta penduduk Jalur Gaza di bagian utara untuk segera mengungsi ke wilayah Gaza selatan.
Hastings kembali menegaskan bahwa lebih dari 1 juta orang warga Palestina di Gaza utara tidak dapat dipindahkan begitu saja ke wilayah selatan di tengah risiko pemboman, layanan penting yang tidak memadai, dan tidak ada tempat berlindung yang aman.
“Kami harus bisa menyalurkan (bantuan) kepada warga (Palestina di utara) dan kami harus bisa menyalurkan bantuan ke mana pun masyarakat membutuhkan,” kata dia.
Dia mengatakan ada 74 truk yang telah memasuki Jalur Gaza sejak 7 Oktober, dan dia memperkirakan akan ada delapan truk lagi yang masuk hari ini. "Sebanyak 10 dan 20 truk setiap hari jelas tidak cukup," katanya.
Ia mengatakan bahwa ada 450 truk bantuan kemanusiaan yang biasanya masuk ke Jalur Gaza setiap hari sebelum konflik pecah pada 7 Oktober. Selain itu, ada juga 46 truk bahan bakar yang biasa masuk Gaza setiap hari sebelum konflik terjadi.
Hastings mengatakan bahwa seandainya Israel tidak memblokir bantuan kemanusiaan memasuki Gaza sejak 7 Oktober maka hingga saat ini sudah ada 782 truk yang melintasi perbatasan Gaza dengan Mesir.
“Saya kira ini memberi kalian gambaran bahwa 782 truk seharusnya sudah memasuki (Gaza) sejak 7 Oktober hingga saat ini, dan tidak ada satupun yang membawa bahan bakar," kata dia.
Militer Israel melarang pasokan bahan bakar masuk Gaza padahal bahan bakar sangat penting untuk operasional sehari-hari Gaza, termasuk rumah sakit.
"Bahan bakar tidak boleh masuk Jalur Gaza. Hamas membutuhkannya untuk mengoperasikan infrastruktur-infrastruktur mereka," kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak Israel mengizinkan bahan bakar dari Mesir dikirimkan ke Gaza sebagai bantuan kemanusiaan yang mendesak.
"Bahan bakar juga dibutuhkan untuk generator rumah sakit, ambulans, dan fasilitas-fasilitas desalinasi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers pekan lalu.
-
Kemenhub Targetkan Pengembangan Stasiun Tanah Abang Rampung Akhir Tahun 2024 Kami bersama dengan Pemprov DKI Jakarta dan PT KAI berupaya untuk menaikkan tingkat pelayanan kepada penumpang di Stasiun Tanah Abang, baik dari sisi kemudahan, kenyamanan maupun aksesibilitas
-
AHY Terjun Langsung Cek Tanah Calon Relokasi Korban Erupsi Gunung Ruang Pemerintah harus segera hadir untuk memastikan masyarakat yang terdampak itu mendapatkan kepastian. Kita harus memberikan rasa aman, rasa kepastian kepada masyarakat
-
Fakultas Hukum Unpam Gelar Penyuluhan Hukum Anak Sebagai Korban Kekerasan Seksual Fakultas Hukum Unpam Gelar Penyuluhan Hukum Anak Sebagai Korban Kekerasan Seksual
-
Rayakan Hardiknas 2024, Bakti BCA Kembali Gelar "BCA Berbagi Ilmu" di BINUS University BCA Berbagi Ilmu” mengusung tiga kegiatan utama, yaitu kuliah umum, tur perbankan bagi pelajar (Student Banking Tour), dan pemberdayaan bagi penyandang difabel
-
Telan Anggaran Rp1,4 Triliun, Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk NTB Kapasitasnya 60,8 juta meter kubik, akan menampung air sebanyak itu, besar sekali, dan manfaatnya untuk irigasi 1.900 hektare, untuk air baku 680 liter per detik, dan juga bisa mereduksi adanya banjir di sekitar Sumbawa Barat