
Jakarta, MERDEKANEWS -- Kementerian Luar Negeri akan mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) di tengah eskalasi konflik Israel-Palestina.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/10) mengatakan, total WNI yang ada di Palestina dan Israel saat ini yakni 143 orang, 10 di antaranya di Jalur Gaza. Sementara 133 WNI lain tersebar di Tepi Barat, Yerusalem, hingga Sapir.
"Untuk yang 133 kita sudah lakukan zoom meeting dengan mereka menyampaikan situasinya dan menyampaikan imbauan agar mereka meninggalkan wilayah tersebut. Namun berdasarkan informasi terakhir, dari 133 tersebut hanya 4 yang ingin meninggalkan karena merasa aman," tutur Judha.
Judha mengatakan 129 WNI yang tak ingin pulang ke RI kebanyakan tinggal di Tepi Barat, Yerusalem, dan Tel Aviv. Kesemuanya merasa situasi di wilayah tersebut masih aman sehingga menolak pulang ke tanah air.
"Sekali lagi itu pilihan para WNI masing-masing. Dan tugas kami menyampaikan informasi terkait situasi keamanan terakhir dan menyampaikan bahwa pemerintah segera mengatur proses evakuasi," ucapnya.
Ia juga menambahkan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah rute evakuasi, baik melalui jalur darat maupun udara. Jalur darat akan melewati Amman, Yordania, maupun Kairo, Mesir. Sementara jalur udara melalui penerbangan komersial menuju negara ketiga.
Peran pemerintah, dalam hal ini, adalah memfasilitasi proses kepulangan dengan memastikan semua WNI bisa melintasi perbatasan dari Israel ke Yordania serta membantu negosiasi dengan maskapai penerbangan.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan imbauan perjalanan (travel advisory) bagi WNI yang memiliki rencana untuk berkunjung ke Israel dan Palestina, agar menunda perjalanan mereka hingga situasi lebih aman.
Diketahui, Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza usai milisi Palestina yang berkuasa di wilayah itu, Hamas, menyerbu kota-kota di Israel dalam serangan tak terduga dari berbagai sisi pada Sabtu (07/10) lalu.
Hamas mengklaim serangan dengan nama Operasi Badai Al Aqsa itu untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi. Serangan itu juga disebut balasan atas tindakan provokatif Israel di situs suci Yerusalem dan terhadap warga Palestina yang ditahan.
Pasukan Israel tak tinggal diam dan membalas serangan Hamas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi. Operasi ini menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.
Aksi saling serang ini pun menewaskan ribuan orang dari kedua belah pihak. Kementerian Kesehatan Palestina mencatat sekitar 1.572 orang tewas dan 7.262 orang luka-luka di Jalur Gaza.
Di Tepi Barat Palestina, setidaknya 32 orang meninggal dunia dan 600 orang lainnya luka-luka. Sementara itu, militer Israel melaporkan 1.300 orang tewas dan 3.418 lainnya terluka imbas perang.
-
Alhamdulillah, Kemlu Sebut Belum Ada Laporan WNI Jadi Korban Gempa Myanmar hingga saat ini belum terdapat informasi adanya korban WNI, baik di Myanmar dan di Thailand
-
Pasca Gencatan Senjata, Perlu Strategi Baru untuk Dukung Kemerdekaan Palestina Pasca Gencatan Senjata, Perlu Strategi Baru untuk Dukung Kemerdekaan Palestina
-
Syarat Normalisasi Seenak Jidat Netanyahu Ditolak Arab Saudi Mereka menegaskan lagi bahwa normalisasi dengan Israel tidak akan terjadi tanpa berdirinya negara Palestina
-
Laznas Yakesma Gelar Run For Humanity dalam Rangka Peduli Gizi Anak di Palestina Laznas Yakesma Gelar Run For Humanity dalam Rangka Peduli Gizi Anak di Palestina
-
Clear! Ini Jawaban Dubes Turki Terkait Video Viral Erdogan Walk Out Saat Presiden Prabowo Berpidato Presiden Erdogan keluar ruangan karena ada pertemuan bilateral