merdekanews.co
Kamis, 12 Oktober 2023 - 07:55 WIB

Menko Airlangga Pamer Keberhasilan Kartu Prakerja di Pertemuan Tahunan World Bank dan IMF

Viozzy - merdekanews.co
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan secara virtual dalam Side Event “Safety Trampoline: Evidence from Indonesia’s Prakerja Program” yang masih dalam rangkaian kegiatan Annual Meeting of The World Bank Group and International Monetary Fund 2023 di Maroko, Rabu (11/10).

Jakarta, MERDEKANEWS -- Pandemi Covid-19 telah mengajarkan pentingnya kebijakan adaptif yang memperhatikan komitmen, data, anggaran, dan kapasitas delivery. Program Kartu Prakerja atau Prakerja merupakan salah satu program adaptif yang berhasil dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Dirancang sebagai program on-demand skilling, reskilling dan upskilling serta responsif terhadap kebutuhan pasar kerja bagi 145 juta tenaga kerja Indonesia, selama pandemi Covid-19, Prakerja juga menjadi bagian dari perlindungan sosial bagi mereka yang belum menerima program bantuan sosial reguler.

“Sesuai dengan pepatah, beri seseorang ikan, maka Anda memberinya makan sehari; ajari dia cara memancing, maka Anda memberinya makan seumur hidup, Prakerja memberikan insentif tunai sekitar USD40 per bulan selama empat bulan kepada peserta setelah berhasil menyelesaikan pelatihan mereka,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan secara virtual dalam Side Event “Safety Trampoline: Evidence from Indonesia’s Prakerja Program” yang masih dalam rangkaian kegiatan Annual Meeting of The World Bank Group and International Monetary Fund 2023 di Maroko, Rabu (11/10).

Paket lengkap Prakerja berupa pelatihan dan insentif merupakan sebuah inovasi program Pemerintah dalam merespon secara cepat dan positif atas dampak pandemi Covid-19, membantu mereka yang kehilangan pekerjaan, termasuk merespon tantangan masa kini berupa disrupsi digitalisasi.

Sejak diluncurkan hingga tahun 2022, Prakerja telah mampu memberikan akses pelatihan secara inklusif kepada 16,4 juta peserta dari seluruh wilayah di Indonesia, termasuk kelompok rentan seperti pemuda, perempuan, penyandang disabilitas, mantan pekerja migran, serta lulusan Sekolah Dasar.

Hasil evaluasi eksternal menunjukkan bahwa Prakerja tidak hanya meningkatkan pemanfaatan sertifikat pelatihan, kelayakan kerja, kewirausahaan, pendapatan, ketahanan pangan, dan ketahanan finansial tetapi juga menanamkan kebiasaan baru bekerja online dan meningkatkan inklusi keuangan.

Penggunaan teknologi digital dalam pelaksanaan Program Prakerja dinilai mampu memberikan kualitas yang setara dan kemudahan dalam melakukan pelatihan bagi seluruh peserta. Selain itu, Pemerintah juga berupaya mengurangi ketimpangan serta memberikan akses yang sama untuk skilling, reskilling, dan upskilling dengan menggunakan Program Prakerja.

“Oleh karena itu, jika kita sudah mengenal konsep jaring pengaman sebelumnya, Prakerja berperan sebagai trampolin pengaman, baik untuk menjaga maupun mengangkat individu di masa extraordinary,” tutur Menko Airlangga.

Program Prakerja juga telah mendapatkan pengakuan internasional atas keberhasilan memanfaatkan teknologi digital dan menjadi game changer atau membawa perubahan besar dalam upaya meningkatkan pembelajaran bagi orang dewasa di luar pendidikan formal.

“Semoga acara ini bisa merangsang diskusi dan mendorong pembelajaran di antara kita semua, karena krisis bisa terjadi kapan saja, dan kita harus bersiap,” pungkas Menko Airlangga. (Viozzy)