merdekanews.co
Senin, 28 Agustus 2023 - 08:25 WIB

Cooling Systems dalam Dialog Peradaban

Viozzy - merdekanews.co
Irjen Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si.

Jakarta, MERDEKANEWS -- Suatu negara yang modern menjaga keteraturan sosialnya dengan menjamin keamanan dan rasa aman, agar warganya dapat beraktifitas dan menghasilkan produksi untuk bertahan hidup, tumbuh dan berkembang. Di situlah dibangun dan ditumbuhkembangkan rekayasa sosial (social engineering  dengan berbagai model salah satunya melalui pendekatan seni dan budaya yang merupakan pilar dari peradaban. 

Membangun dan merawat keteraturan sosial memerlukan adanya sistem yang terpadu satu sama lainnya. Premanisme biang rusaknya keteraturan sosial. Palak memalak, suap dan berbagai kegiatan ilegal menimbulkan konflik dengan berbagai isu yang memecah belah dan mengadu domba satu sama lainnya. 

Hukum sebagai simbol peradaban bagaimana dapat dipatuhi dan ditegakan. Fungsi penegak hukum juga menegakkan keadilan. Tatkala hukum dapat dipatuhi dan ditegakkan maka kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban dapat dibangun.

Polisi sebagai bagian dari stake holder penegak hukum dalam pemolisiannya untuk dapat mewujudkan dan memelihara keteraturan sosial, menegakan hukum dan keadilan dengan tetap memberikan jaminan dan perlindungan HAM.

Tatkala hukum mampu berfungsi sebagaimana yang semestinya dan menjadi ikon peradaban setidaknya dapat dibangun dari Undang undang, peraturan perundang undangan, sistem peradilannya jelas dan berdasar pada keutamaannya. Tatkala hal tersebut diabaikan maka hukum tajam ke bawah tumpul keatas cincai ke samping.

Kebijakan politik, bijaksana dan berpihak pada keadilan, kemanusiaan, keteraturan sosial dan upaya-upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Tatkala sarat trik dan intrik maka segala kepentingan personal dan premanisme atau para mafia akan meraja lela dan merusak kualitas pofesionalisme para aparat penegak hukum dalam menegakan hukum dan keadilan.

Para pakar akademisi maupun praktisi hukum mampu menunjukan integritas dan soliditasnya bagi berpikir tercapainya tujuan hukum dan penegakan hukum. Demikian halnya sistem sistem perangkat hukum dan pendukungnya mampu meminimalisir potensi penyimpangan hukum dan menjerat secara luas para pelanggarnya. Masyarakat secara sosial dan budaya siap dan mendukung untuk membangun budaya patuh hukum. Literasi hukum dan penegakan hukum dibangun secara luas dan berfungsi bagi perubahan mind set .

Polisi sebagai penegak hukum dan keadilan dalam pemolisiannya merupakan ikon bagi kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban agar ada harmoni dalam hidup dan kehidupan. Passion polisi dalam pemolisiannya mampu menunjukan:

1. Polisi sebagai penjaga kehidupan

2. Polisi sebagai pembangun peradaban

3. Polisi sebagai pejuang kemanusiaan

4. Polisi sebagai penegak hukum dan keadilan

5. Pemolisiannya menunjukkan tingkat dan kuakitas : profesional, cerdas bermoral dan modern yabg dilandasi : kesadaran, tangagung jawab dan disiplin

6. Pemolisiannya smart policing, harmoni dan terintegrasinya conventional policing, electronic policing dan forensic policing

7. Pemolisiannya berbasis pada supremasi hukum

8. Pemolisiannya mampu memberikan jaminan dan perlindungan HAM

9. Pemolisiannya transparan dan akuntabel secara moral, secara hukum, secara administrasi, secara fungsional dan secara sosial

10. Pemolisiannya berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat

Pada fakta di lapangan tidak semudah secara konseptual. Premanisme dan berbagai pontensi konflik hingga konflik kepentingan berbasis primordialisme bagai spora di musim hujan. Hal itu akan menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara. Di sinilah gerakan cooling systems diperlukan dan dikembangkan melalui dialog peradaban.

Dialog peradaban menjadi bagian dari komunikasi sosial yang menginspirasi, memotivasi dan memberi solusi atas konflik dan potensi konflik. 

Di era digital dialog peradaban dapat dilakukan secara virtual maupun aktual, yang dibuka secara luas dan dishare dalam berbagai media.Topik dialog dalam dialog peradaban dapat disesuaikan dengan isu-isu penting yang terjadi dalam masyarakat antara lain:

1. Masalah politik seperti pemilu atau suksesi kepemimpinan sebagai pesta demokratis yang beradab.

2. Masalah Hukum, Penegak Hukum dan Keadilan, Diskresi, Alternative Dispute Resolution dan Restorative Justice, KUHP,Criminal Justice System

3. Masalah kejahatan seperti : Extraordanary crime,Trans national crime,Tindak pidana korupsi dan TPPU

4. Isu-isu penting yang menonjol dan berdampak luas :

a. Keuangan dan viskal

b. Perdagangan dan penyelundupan

c. Illegal logging, fishing dan mining

d. Pemilu

e. Pinjaman on line

f. Judi on line

g. Human trafficking

9. Hukum internasional

10. Cyber crime, dan sebagainya

Media menjadi jembatan dalam dialog peradaban, yang diimplementasikan polisi dalam pemolisiannya. Dialog peradaban merupakan seni secara proaktif dan problem solving mengatasi konflik, potensi konflik maupun berbagai hal yang kontra produktif yang dapat merusak, menghambat bahkan mematikan produktifitas.

Sespim Lemdiklat Polri menyelenggarakan pembelajaran melalui dialog peradaban sebagai yang memberikan inspirasi dan solusi atas berbagai masalah sosial yang berdampak pada kerusakan keteraturan sosial, kemanusiaan maupun peradaban bangsa dampak dari  :

1. Propaganda yang menyesatkan dan mengadu domba yang dibumbui ujaran-ujaran kebencian dengan memanfaatkan primordialisme

2. Pemberitaan dan informasi hoax

3. Pembenaran yang mengalahkan kebenaran dengan pemutarbalikan fakta

4. Black campaign

5. Premanisme di berbagai bidang

6. Hal hal pembodohan dan mengobok obok opini publik yang berujung konflik sosial dan chaos. 

Melalui dialog peradaban ini juga menanamkan patriotisme yang cinta dsn bangga sebagai anak bangsa. Sespim Lemdiklat Polri mengembangkan "Art policing"  yang merupakan pemolisian dengan pendekatan seni budaya dan pariwisata dalam membangun dan mendukung program cooling systems. Tujuannya untuk membangun soft power dan smart power yang menginspirasi, mencerdaskan, menyadarkan, memberdayakan segenap komponen anak bangsa agar  tidsk mudah terprovokasi, mampu mengcounter atas isu-isu yang kontra produktif dengan daya nalar/ logika yang waras agar kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban tetap terjaga.

Di era digital management media menjadi jembatan hati dalam dialog peradaban yang dapat dilakukan antara lain :

1. Membangun portal atau web site atau bekerja sama dengan media main stream atau dengan apa saja yang dapat menjadi rujukan atas kebenaran atau sesuai fakta dalam pemberitaan.

2. Memberdayakan media sosial dengan berbagai informasi yang mencerdaskan dan menyadarkan agar tidak mudah terhasut untuk melakukan tindakan tindakan yang kontra produktif.

Di Sespim Lemdiklat Polri untuk pembelajaran dalam konteks cooling system dilakukan melalui dialog peradaban yang secara on line secara luas dikembangkan sebagai pembelajaran on campus maupum off campus.

Model coaching, untuk studi kasus dan dialog dengan para petugas di lapangan secara daring sampai dengan lini terdepan di wilayah masing-masing peserta didik sebelum masuk Sespim. Berbagai hal yang informatif edukatif serta inputing data dan ada dialog untuk solusinya. Forum diskusi dan informasi seperti :

a. Forum Bhabinkamtibmas

b. Forum Masyarakat Sadar Seni Budaya dan Pariwisata

c. Forum Ikatan Sakura Indonesia

d. Forum Hukum dan Keadilan

e. Forum Ilmu Kepolisian

f. Forum Safety and Security dan sebaginya.

Point-point di atas merupakan model untuk membranding program program Polri yang Presisi melalui :

a. Kampung tertib, kampung tangguh dsb

b. Local heroes

c. Lomba dan pemberian penghargaan

d. Kampung Iklim

e. Desa Wisata

f. Model expo atau pameran , FGD dan seminar

g. Festival seni budaya

h. Model Kemitraan dan bhakti masyarakat seperti :

PKB Juang, Kampus Kebangsaan, Kemitraan dengan para stake holders untuk membangun soft power dan smart power

i. Model debat publik

Mengemas model dialog peradaban untuk menunjukan kebaruan dan pembaharuan hasil pemikiran para peserta didik

Pembelajaran di Sespim Lemdiklat Polri merupakan suatu dialog peradaban untuk menyiapkan pemimpin di masa depan yang profesional cerdas bermoral dan modern. Pola pembelajaran secara dinamis dikembangkan melalui "Leader Branding" dengan produk tertulis maupun virtual yang berkaitan dengan :

1. Company profile Sespim:

Apa, bagaimana, mengapa sespim

2. Siapa dan apa karyanya:

Menampilkan para serdik yang berprestasi

3. Literasi kepemimpinan:

a. Materi pelajaran

b. Kontens yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan pengetahuan

c. Quotes

d. Referensi

e. E jurnal

f. E book

g. E library

4. Leadership dialog:

Podcast tentang kepemimpinan

5. Emergency policing dan

Contigency policing: 

Pola pola pemolisian dalam berbagai situasi dan kondisi serta pengambilan keputusannya

6. Masdarwis dan cooling system:

Seni budaya dan pariwisata bagi kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban

7. Kreatifitas dan inovasi:

Hal hal baru dan kebaruan

8. Studi kasus :

Belajar dari berbagai kejadian atau isu isu penting yang terjadi dalam masyarakat

9. Bench marking:

Studi banding dalam dan luar negeri

10. Leadership coaching:

Dialog Sespim bagi Indonesia

a. Sispam kota

b. Perbatasan

c. Konflik sosial

d. Bhabin kamtibmas

e. Model model pemolisian

f. Pemimpin dan kepemimpinannya

g. Pengamanan pemilu serentak

h. Penanganan bencana

i.  Modernisasi Polri

j. Social engineering, dan sebaginya

Produk produk tersebut menjadi salah satu akuntabilitas proses belajar mengajar dan mengimplementasikan keutamaan dalam pemolisian di lembaga pendidikan. (Viozzy)