Jakarta, MERDEKANEWS - Pasca ditetapkan sebagai calon presiden oleh PDIP, Gerindra langsung tancap gas. Aksi kebut ini dilakukan adanya dugaan Jokowi bakal borong parpol.
Jika parpol besar dan papan tengah ke Jokowi bisa saja Prabowo kesulitan mendapatkan dukungan 20 persen sebagai syarat maju calon presiden. Hingga kini total pendukung Jokowi adalah PDIP, Golkar, PPP, PKB dan Hanura.
Sedangkan Gerindra belum mendapatkan dukungan resmi dari PAN, PKS. Sedangkan Demokrat disebut-sebut bakal mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Bisa saja Demokrat bakal abstain dalam pilpres jika AHY tidak maju. Seperti diketahui, sikap politik Demokrat sering abu-abu.
Demokrat beralasan kalau sikapnya adalah sebagai penyeimbang. Apalagi, AHY secara khusus meminta ketemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati.
Banyak pihak menerka kalau permintaan AHY terkait Pilpres 2019. Tapi, permintaan AHY tidak diamini Mega 100 persen. Putri Bung Karno ini mengutus putranya yakni Prananda Prabowo dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Sementara PAN hingga saat ini berada dalam barisan koalisi Jokowi. Artinya tidak tertutup kemungkinan PAN merapat ke Jokowi pada menit terakhir. Apalagi, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan telah meminta secara khusus ingin bertemu Megawati.
Jalan terakhir Prabowo adalah menggandeng parpol baru yakni Partai Merdeka, Partai Berkarya dan Partai Perindo. Tapi ketiga partai ini dari hasil survei masih kecil perolehan suaranya.
Kebut Deklarasi
Gerindra terus bergerak. Di Banten, partai berlambang burung garuda ini sudah mencapreskan Prabowo Subianto pada pilpres mendatang. Setelah Banten, akan ada 4 wilayah lain yang mendeklarasikan Prabowo menjadi capres 2019-2024.
Empat wilayah tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Gorontalo, dan Bengkulu. Deklarasi ini dimaksudkan supaya Prabowo menyatakan kesediaannya maju kembali di pilpres.
"Dalam waktu dekat, akan kita hadiri deklarasi itu dengan harapan dukungan dan dorongan bawah membuat Prabowo berketetapan hati teguh untuk mencalonkan diri sebagai presiden," ujar Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Serang, Banten, Sabtu (24/2/2018).
Dasco menambahkan pengurus tingkat pusat atau DPP Gerindra juga akan mengumumkan Prabowo sebagai capres pada Maret 2018. Mengingat masa pendaftaran capres/cawapres mulai dibuka pada Agustus 2018.
"Di DPP juga punya hitung-hitungan. Kalau bisa Maret mengerucut supaya startnya tidak terlambat," terang Dasco.
Sejauh ini, Prabowo belum menyatakan secara resmi kesediaannya menjadi capres. Saat ditanya soal pencalonan, Prabowo mengaku kalau dirinya belum memikirkan soal maju atau tidak.
"Nanti kalian saya undang ke Hambalang. Saya akan pidato soal keresahan saya dengan bangsa ini," ungkapnya kepada wartawan saat HUT Gerindra ke 10 di Ragunan, Jaksel.
(Ira Safitri)
-
Punya Jam Terbang Tinggi, PDIP dan PKS Berpeluang Jadi Oposisi Pemerintahan Probowo-Gibran keduanya bisa memungkinkan jadi oposisi dengan mempertimbangkan rekam jejak PDIP dan PKS dalam beberapa tahun terakhir
-
Pemberian Penghargaan Prestasi Pemda berdasarkan Hasil Penilaian LPPD Kemendagri memberikan waktu kepada Pemda untuk mengumpulkan laporan melalui sistem informasi LPPD
-
Ganjar Tegas Berada di Luar Pemerintahan Prabowo-Gibran, Bagaimana dengan PDIP? Bagi Ganjar hal itu penting agar mekanisme check and balance atau saling kontrol antarlembaga mampu terwujud secara baik
-
Anggota KPU: Tidak Ada Lembaga Peradilan yang Bisa Batalkan Penetapan Prabowo Subianto-Gibran kini sudah tidak ada lagi lembaga peradilan dalam sistem keadilan pemilu yang bisa membatalkan Keputusan KPU Nomor 360 Tahun 2024
-
Punya Prestasi Mentereng Pimpin Daerah, Besok Jokowi Anugerahkan Gibran dan Bobby Penghargaan Satyalancana Para kepala daerah diberikan penghargaan itu atas prestasinya memimpin daerah