Jakarta, MERDEKANEWS -- Hasil survei Indostrategic menunjukkan bahwa PDI Perjuangan menjadi partai politik (parpol) dengan elektabilitas tertinggi.
Hal itu terangkum dalam Rilis Surnas "Keberlanjutan vs Perubahan: Dinamika Peta Politik Menuju Pemilu 2024" dari Indostrategic, Jumat (14/07).
Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam menyebutkan PDI Perjuangan masih mendominasi di urutan teratas dengan 21,7 persen diikuti Partai Gerindra sebesar 15,2 persen, Partai Golkar sebanyak 10,8 persen, Partai Demokrat sejumlah 10,2 persen dan PKB sebesar 9,8 persen.
"Ini menjadi refleksi. Angka ini cukup fluktuatif, tapi yang bisa kami cermati bahwa dua partai pertama, yaitu PDI Perjuangan dan partai Gerindra, tampaknya masih kokoh untuk berada di posisi pertama dan kedua," kata Ahmad.
Sementara itu, dua partai parlemen memiliki hasil di bawah ambang batas parlemen, yakni sebesar 4 persen, kemudian partai lain non-parlemen belum mencapai ambang batas 4 persen.
"PAN dan PPP, berdasarkan basis data yang ada, di bawah angka parliament threshold (ambang batas parlemen)," tambahnya.
Urutan perolehan elektabilitas partai politik menurut survei tersebut ialah PDI Perjuangan 21,7 persen, Partai Gerindra 15,2 persen, Partai Golkar 10,8 persen.
Selanjutnya, Partai Demokrat 10,2 persen, PKB 9,8 persen, Partai NasDem 8,4 persen, PKS 7,7 persen, PAN 2,8 persen, PPP 2,6 persen,
Adapun PSI 0,6 persen, Perindo 0,6 persen, Partai Hanura 0,2 persen, Partai Buruh 0,2 persen, PBB 0,1 persen, Partai Garuda 0,1 persen, Partai Ummat 0,1 persen, PKN 0 persen dan tidak tahu atau belum memutuskan 8,5 persen.
Tidak hanya itu, lanjut Ahmad, popularitas dan favorabilitas dari partai politik yang bertengger di Senayan memiliki tingkat popularitas tinggi.
Secara keseluruhan, partai politik di Senayan berada pada angka 80 persen; bahkan PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan Partai NasDem berada di angka 95 persen.
Dia menjelaskan favorabilitas memiliki korelasi dengan persepsi masyarakat terhadap kinerja partai politik. Sehingga, favorabilitas dari partai-partai besar masih berada di atas angka 60 persen.
"Memang tidak pada suatu angka yang absolut tinggi, tetapi masih memiliki room for improvement yang cukup besar di sana," ujar Ahmad.
Survei tersebut dilakukan pada 9-20 Juni 2023 dengan teknik pengambil sampel survei ini yakni multi-stage random sampling.
Terdapat 1.400 responden dari 38 provinsi dari seluruh Indonesia yang mempunyai hak memilih atau sudah menikah.
Teknik pengambilan data dalam survei itu adalah wawancara tatap muka dan batas kesalahan (margin of error) 2,62 persen.
-
Punya Jam Terbang Tinggi, PDIP dan PKS Berpeluang Jadi Oposisi Pemerintahan Probowo-Gibran keduanya bisa memungkinkan jadi oposisi dengan mempertimbangkan rekam jejak PDIP dan PKS dalam beberapa tahun terakhir
-
Ganjar Tegas Berada di Luar Pemerintahan Prabowo-Gibran, Bagaimana dengan PDIP? Bagi Ganjar hal itu penting agar mekanisme check and balance atau saling kontrol antarlembaga mampu terwujud secara baik
-
Dua Ormas Partai Beringin Deklarasikan Dukungan untuk Airlangga Hartarto meminta kesediaan dan sekaligus mendukung Airlangga Hartarto untuk maju kembali dan melanjutkan kepemimpinan sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar
-
Kapolda Bakal Jadi Saksi Dugaan Kecurangan Pemilu 2024, Kapolri Respons Begini Listyo masih menunggu Kapolda mana yang akan dibawa sebagai saksi ke MK oleh kubu Ganjar-Mahfud
-
Partai yang Memilih Oposisi Harus Siap Dipreteli Sebenarnya bagus kalau PDIP dan PKS jadi oposisi, sehat bagi demokrasi, baik bagi perjalanan saling check and balances antara eksekutif dan legislatif