merdekanews.co
Jumat, 16 Februari 2018 - 21:14 WIB

Kawal Nawacita, Kombatan Sukseskan Jokowi 2 Periode 

Aji Nugraha - merdekanews.co
Komunitas Banteng Asli Nusantara (Kombatan)

Jakarta, MERDEKANEWS - Komunitas Banteng Asli Nusantara (Kombatan) kembali hadir di Pulau Dewata. Kombatan yang dikenal sebagai relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berbasis nasionalis kembali mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia dan khususnya Bali agar lebih jeli dalam mengevaluasi kinerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

Fajar Lase, Bendahara Umum Kombatan mengingatkan bahwa Nawacita merupakan konsep dan strategi pembangunan Jokowi-JK. Tujuannya, menjadikan Indonesia sebagai negara kuat dan berwibawa. Nawacita lahir di tengah-tengah krisis mentalitas yang menerpa bangsa Indonesia. Fajar juga menggarisbawahi pentingnya kehadiran Kombatan di tengah-tengah konsep Nawacita. Menurut dia, Indonesia secara politik harus berdaulat, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam budaya.

Fajar pun teringat sosok Jokowi yang dulunya hanya rakyat biasa lalu muncul sebagai tokoh penting dalam pembangunan bangsa. Jokowi di mata Fajar berhasil menorehkan sejarah dan mendapatkan tempat di hati kalangan wong cilik. 

“Jokowi  sebagai sosok sederhana dari kalangan masyarakat biasa lalu muncul sebagai tokoh penting di Indonesia. Dia mengubah Solo menjadi lebih baik, begitu pula saat memimpin Jakarta,” ujar Fajar kepada wartawan di Jakarta, Jumat (16/2/2018).

Di bawah kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta itu, lanjut Bendum Kombatan ini, pembangunan infrastruktur di Tanah Air berjalan masif. Presiden dengan konsep Nawacita telah membangun 52 bendungan dari Sabang sampai Merauke dan puluhan pelabuhan di daerah yang tak terpikirkan selama ini. 

“Belum lagi infrastruktur rel kereta api di Sulawesi, jalan tol di Sumatera bahkan pembangunan di daerah perbatasan Kalimantan, Nusa Tenggara hingga Papua. Tujuannya apa? Tujuannya untuk mengangkat harkat dan martabat orang Indonesia di perbatasan. Siapa yang pernah berpikir di Papua harga bensin yang tadinya 100 ribu bisa disamakan dengan Pulau Jawa dan Sumatra. Hanya Jokowi yang berani mengambil terobosan itu,” tutur Fajar.

Pada kesempatan tersebut Fajar mengkritik Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia Zadid Taqwa yang memberikan kartu kuning kepada Jokowi saat acara dies natalies di Kampus UI Depok beberapa waktu lalu. Menurut dia, seorang intelektual seharusnya menggali informasi dan melakukan telaah lebih dalam sebelum melontarkan opini dan kritikan. 

Fajar juga mengingatkan seluruh kader Kombatan agar tetap waspada dan tidak jumawa atas keberhasilan kinerja Jokowi. Kombatan, kata dia, harus berani menjadi garda terdepan dalam melawan berita-berita keliru yang bertujuan mendiskreditkan Jokowi pada Pemilihan Presiden 2019.

“Tahun politik rentan dimanfaatkan para lawan politik untuk menjatuhkan Jokowi. Segala macam cara dipakai untuk menjatuhkan Jokowi,” tambahnya. 
  (Aji Nugraha)