
Jakarta, MERDEKANEWS - Go-Jek makin tangguh. Setelah dapat suntikan dari Google Rp 16 triliun, perusahaan transportasi berbasis aplikasi ini kembali diguyur duit.
PT Astra Internasional Tbk (ASII) berinvestasi di Go-Jek sebesar US$ 150 juta atau setara Rp 2,025 triliun. Ternyata sebelum hal itu terjadi kedua perusahaan itu sudah sering kali bertemu.
Menurut Presiden Direktur Astra Internasional, Prijono Sugiarto, Chief Executive Officer dan Founder Go-Jek Nadiem Makarim sudah beberapa tahun lalu menghadap dirinya untuk menawarkan kerja sama.
"Jadi ini ada historisnya ketika Nadiem datang beberapa tahun lalu. Kami melihat anak muda ini mungkin usianya beda tipis dengan putri saya tapi punya kegigihan yang tinggi memajukan Go-Jek," tuturnya dalam acara Konfrensi Pers Astra X Go-Jek di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (12/2/2018).
Prijono memandang Go-Jek merupakan perusahaan istimewa yang memiliki peluang untuk berkembang lebih besar lagi. Akhirnya melalui diskusi dengan petinggi Astra Internasional lainnya, perseroan memutuskan untuk melakukannya.
"Jadi mau pacaran enggak jadi, mau pacaran enggak jadi. Tapi kami lihat Go-Jek ini istimewa, perkembangannya signifikan. Kami berembuk apakah ini waktu yang tepat. Kami memang sudah kepincut dan observe dengan Go-Jek ini," imbuhnya.
Prijono juga melihat ada benang merah antara bisnis Astra Internasional dengan Go-Jek. Perusahaan milik Nadiem Makarim itu tercatat menaungi sekitar 600 ribu pengemudi motor dan 200 ribu pengemudi mobil.
"Kami di Astra punya bisnis otomotif pangsa pasar 56% setiap tahun penjualan mobil 600 ribu. Kami menjual hampir 4,5 juta motor pangsa motor 75%. Lalu di bidang jasa keuangan di leasing dan asuransi. Kami punya 4.000 AHASS service center di seluruh Indonesia yang mungkin akan mampu membantu Go-Jek," tambahnya.
Meski begitu, Prijono menegaskan bahwa belum ada keputusan pasti mengenai bentuk kerja sama yang akan terjalin antara Astra Internasional dengan Go-Jek. Dirinya juga menampik bahwa langkah tersebut hanya untuk meningkatkan penjualan kendaraan dari Astra.
"Kolaborasi yang menjanjikan ini bukan sekedar menjual mobil dan motor. Terlalu picik kalau itu saja, saya enggak mau investasi US$ 150 juta cuma buat jual mobil dan motor. Mending saya bikin outlet lebih banyak. Tapi kan ini masa depan yang menjanjikan," tandasnya. (Ira)
-
Angkut 63 Juta Ton Barang hingga November 2024, Dirut KAI Apresiasi Mitra Strategis Angkut 63 Juta Ton Barang hingga November 2024, Dirut KAI Apresiasi Mitra Strategis
-
Modest Fashion Wastra Indonesia Kembali Tembus Pasar Global Modest Fashion Wastra Indonesia Kembali Tembus Pasar Global
-
Ditjen Hubud Gelar FGD Bahas Rencana Strategis 2025-2029 FGD ini diharapkan menjadi wadah untuk kita menciptakan kolaborasi, sharing pandangan, menggali informasi dan masukan guna menentukan perencanaan strategis dan arah kebijakan Renstra Tahun 2025-2029
-
Ini Upaya Strategis Pemerintah Kelola Energi di Tengah Konflik Pengelolaan energi di Indonesia yang masih memberikan porsi energi fosil lebih besar mengakibatkan pemerintah tengah bekerja keras mengatur mekanisme pemanfaatan dan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM)
-
Indonesia Usulkan Tiga Gagasan Penting dalam Penyusunan Rencana Strategis ASEAN 2026-2030 ASEAN menghadapi tantangan multi-dimensi mulai dari ketegangan geo-politik dan geo-ekonomi, teknologi hijau, kecerdasan buatan, populasi yang menua sampai dengan krisis iklim