Jakarta, MERDEKANEWS - Jelang peringatan Imlek, jeruk Kino asal Pakistan bisa menjadi pilihan. Selain harganya murah, jeruk ini lebih manis ketimbang jeruk Mandarin atau Ponkam.
Menurut Adi Putra Prayitna, importir Jeruk Kino, sepanjang Januari sampai April 2018, diperkirakan bakal masuk 1.000 hingga 1.500 kontainer jeruk Kino dari Pakistan. “Kami sendiri impor sekitar 150an kontainer, jeruk Kino dari tampilan lebih bulat dan kulitnya lebih kencang. Kalau jeruk lokal harganya memang lebih tinggi, dan rasanya lebih manis,” ujar Direktur PT Tunas Maju Mandiri (TMM) ini, di sela-sela peluncuran jeruk Pakistan di Carrefour Transmart, Central Park, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
TMM memasok jeruk Kino Pakistan ke berbagai ritel modern, seperti Carrefour Transmart dan ritel lain termasuk pasar tradisional di Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Pihaknya bekerjasama dengan perusahaan lokal di Pakistan, Sungold. Selama masa promo, jeruk Pakistan didiskon dari harga normalnya Rp 3.250 per 100 gram menjadi Rp 1.790 per 100 gram di Carrefour Transmart.
Jeruk dari Pakistan dikirim dalam waktu sekitar dua minggu untuk sampai ke Indonesia. Untuk menjaga kesegarannya, lanjut Adi, kontainer dijaga suhunya agar tetap sejuk. Selain itu juga disemprotkan cairan yang aman untuk makanan, agar tetap terjaga kesegarannya.
Atase Komersial Pakistan untuk Indonesia, Usman menambahkan, jeruk Kino adalah salah satu komoditas andalan Pakistan yang diekspor ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Menurutnya, berbagai komoditas memang menjadi kerjasama Indonesia dan Pakistan, seperti beras, dan kapas. "Presiden Jokowi juga beberapa hari lalu mengunjungi negara kami, kami berharap banyak kerjasama ekspor impor dengan Indonesia, termasuk dalam waktu dekat adalah beras," ujar Adi.
Sedangkan produk Indonesia yang banyak diekspor ke Pakistan yakni minyak sawit. Dalam perjanjian Prefential Trade Agreement (PTA), Indonesia membebaskan bea masuk (BM) untuk jeruk kino asal Pakistan. Begitu pula sebaliknya, Pakistan tidak mengenakan bea masuk atas produk minyak sawit Indonesia. (setyaki purnomo)
-
Kemenperin Rampungkan Penyusunan Regulasi Pendukung Permendag Impor, Proses Permohonan Pertek Sudah Berjalan Penyelesaian peraturan ini membutuhkan waktu mulai dari perumusan draf, proses harmonisasi, hingga mendapat nomor pengundangannya, baru setelahnya dapat dinyatakan berlaku dan digunakan sebagai dasar hukum untuk menjalankan kebijakan
-
Kemendag Klaim Distribusi Barang Impor Lancar Meski Konflik Iran-Israel Semakin Memanas Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim distribusi barang-barang impor masih masuk dalam kategori lancar meski konflik antara Iran dan Israel di Timur Tengah semakin memanas
-
Pemerintah Resmi Cabut Aturan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri Selanjutnya, kebijakan tentang barang bawaan PMI ini kembali ke Permendag Nomor 25 Tahun 2022
-
Mendag Zulkifli Hasan Musnahkan Produk Impor Senilai Rp9,33 Miliar Pemusnahan ini dilakukan untuk melindungi konsumen agar tidak dirugikan dari barang-barang yang tidak memenuhi syarat serta untuk melindungi industri dalam negeri. Produk impor ini tidak sesuai aturan oleh karena itu harus dimusnahkan
-
Mentan Amran Stop Impor Cegah Harga Jagung Petani Jatuh Jangan cuma lancar impor, tapi tidak lancar menyerap jagung petani. Kalau anda mengaku bagian dari Indonesia, sayangi petani jagung yang saat ini harganya sudah jatuh di mana-mana