Jakarta, MERDEKANEWS -Amerika Serikat ternyata keberatan Indonesia membeli pesawat tempur Sukhoi rakitan Rusia.
Indonesia dan Rusia telah sepakat melakukan jual-beli 11 pesawat Sukhoi Su-35 dengan mekanisme imbal dagang dengan nilai lebih-kurang 90 juta dolar tersebut, bisa menggunakan komoditas dagang, bukan uang.
Hal itu dikatakan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu saat bertemu Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Norman Mattis di Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Merdeka Barat, Selasa (23/1/2018).
Menhan menyebut adanya keberatan dari Amerika apabila RI membeli pesawat Sukhoi dari Rusia. Namun, menurut Ryamizard, keberataan Amerika sebaiknya dibiarin saja.
"Mereka (AS), keberatan kita membeli pesawat Sukhoi dari Rusia. Namun Saya akan sampaikan pada Kongres pemikiran itu harus dibuang," ujarnya.
Menhan mengatakan, RI bisa saja mengambil kesempatan membeli alutsista dari AS apabila ada anggarannya. Namun, menurutnya, saat ini alutsista RI sudah cukup.
"Ya kalau ada duitnya beli alutsista AS," ujar Ryamizard sembari tertawa.
Menurut Ryamizard, pembelian alutsista akan disesuaikan dengan usia masing-masing alutsista. Pembelian tergantung dari kebutuhan.
"Makin tahun kan ada yang harus diganti, kan tua-tua sudah pesawat terbang," ujar Ryamizard. Saya rasa sementara cukup, kenapa? Kita kan nggak perang. Perang kita kan sama teroris, teroris kan nggak pakai gituan," imbuh Ryamizard.
Embargo Kopasuss Bakal Dicabut
Selain itu, Menhan juga akan mengusahakan agar Amerika dapat mencabut embargo yang dilakukan kepada Komando Satuan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat.
"Kan dulu ada sanksi Kopassus enggak boleh ke situ dan lain-lain. Menhan AS akan usahakan mencabut itu," kata dia.
Ryamizard mengatakan, salah satu sanksi yang diberikan ialah tidak diperkenankannya para anggota Kopassus untuk memasuki wilayah Amerika, serta melakukan latihan bersama.
Karena itu, dia melakukan pendekatan secara persuasif kepada Menhan Mattis untuk mencabut embargo itu. " Mattis akan usahakan cabut itu," ujarnya.
Menurut Ryamizard, Mattis merupakan tokoh yang cukup didengar dalam kabinet Presiden AS Donald Trump. Maka melalui Mattis, dia berharap embargo tersebut segera dicabut. "Mudah-mudahan didengar benar ya (oleh Trump)," kata dia.
Embargo atau restriksi militer Amerika atas Indonesia terjadi dalam konteks masa lalu. Amerika menganggap aparat TNI telah melakukan penyimpangan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), di antaranya berkaitan dengan kasus pembantaian di Santa Cruz, Dili, pada 1991. Embargo dilakukan hanya pada persenjataan yang membunuh. Saat itu, Amerika meminta akuntabilitas pemerintah dalam masalah Timor Timur dan kasus Timika yang menyebabkan salah satu warga Amerika tewas.
(Muhammad)
-
Jokowi Minta Semua Bersatu Usai Putusan MK: Dukung Proses Transisi Pemerintahan Baru Pemerintah mendukung proses transisi dari pemerintahan sekarang ke nanti pemerintahan baru
-
Kementerian BUMN Gelar KAWFEST 2024 Dorong UMKM Fesyen Lokal dan Regenerasi Desainer Muda Keberagaman budaya Indonesia dapat terlihat dari berbagai jenis wastra dan motif yang ditampilkan dalam keunikan wastra nusantara dari masa ke masa. Keunikan wastra nusantara tersebut memiliki nilai jual baik di tingkat nasional maupun global
-
Wujudkan Keterpaduan Layanan Digital Nasional Melalui Penyusunan Arsitektur SPBE Keterpaduan layanan digital pemerintah merupakan keharusan dalam upaya peningkatan layanan kepada masyarakat
-
Penyuluh Agama dan Penghulu Diminta Berperan Aktif Dukung Empat Program Prioritas Pemerintah Menag Yaqut Cholil Qoumas meminta para Penyuluh Agama dan Penghulu ikut berperan aktif, terutama dalam proses sosialisasi dan edukasi
-
Pemerintah Siapkan Rencana Cadangan Penyeberangan Sumatera-Jawa Bagi masyarakat yang tinggal di Bandar Lampung, tentunya lebih efisien dari pelabuhan ini sehingga tidak perlu ke Bakauheni