merdekanews.co
Selasa, 23 Januari 2018 - 18:15 WIB

20 Persen Warga DKI Rentan Gila, Sering Ribut Dengan Istri?

Keyza B Ahmad - merdekanews.co
Jumlah orang gila di Jakarta terus naik.

Jakarta, MERDEKANEWS - Mengerikan. Ternyata 20 persen warga DKI Jakarta mengalami gangguan jiwa alias gila.

Virus gangguan jiwa itu disebabkan beberapa faktor seperti macet, pekerjaan hingga sering ribut dengan istri (masalah keluarga). Pada 2016, jumlah penyandang gangguan jiwa mencapai 2.283 orang, meningkat dibanding 2015 yang hanya berjumlah 1.515 orang.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, sekitar 20 persen warga Jakarta mengalami gangguan jiwa. Sandiaga mengetahui hal tersebut dari data yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Koesmedi Priharto.

"Ada 20 persen warga Jakarta yang mengalami gangguan kejiwaan. Jadi di sini, di antara teman-teman kita, (misalnya) ada 10 orang, ada dua yang jiwanya terganggu, mungkin saya salah satunya," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (23/1/2018).

Ia menyampaikan, gangguan kejiwaan bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti beban hidup di Jakarta, tekanan ekonomi, tekanan sosial, hingga pendidikan. Dia menyebutkan, gangguan kejiwaan bisa memicu aksi bunuh diri.

"Sekarang yang kita lihat dengan maraknya bunuh diri, persekusi, kekerasan kepada anak, kepada perempuan, itu adalah puncak gunung es masalah kesehatan jiwa," kata dia.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menurut Sandiaga, harus mengantisipasi masalah gangguan kejiwaan di Jakarta. Caranya dengan mendirikan pusat kajian masalah kejiwaan, Jakarta Institute for Mental Health.

Pusat kajian masalah kejiwaan tersebut rencananya akan didirikan di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur. Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan bekerja sama dengan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Jiwa DKI Jakarta, dokter Nova Riyanti Yusuf (Noriyu), untuk melakukan kajian sebelum membuka Jakarta Institute for Mental Health.

  (Keyza B Ahmad)