merdekanews.co
Senin, 22 Januari 2018 - 00:09 WIB

Haji Oding, Pejuang Betawi Dari Pasar Minggu

Ira Saqila - merdekanews.co
Haji Oding

Jakarta, MERDEKANEWS - Awalnya nama Zainuddin lebih dikenal dengan sebutan politisi. Sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, politisi Golkar yang akrab disapa Bang Haji Oding ini ternyata konsen dalam memperjuangkan hak dan kebudayaan Betawi.

BACA: Bamus Betawi Usulkan Pemerintah Tetapkan Hari Tenun Songket

Lobi-nya dalam membesarkan nama Betawi patut diacungi jempol. Lewat kiprahnya kini nama Betawi tidak bisa dipandang sebelah mata.

Kiprah Oding saat memperjuangkan Betawi agar tidak menjadi anak haram di Jakarta terbukti dari Peraturan Daerah  Provinsi I Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi. Perda tersebut ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 9 September 2015.

Perda tersebut juga disertai dengan lahirnya Peraturan Gubernur (Pergub) Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 229 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi.

“Sebelum lahirnya Perda dan Pergub, ada yang bilang Betawi seperti anak haram, nggak punya bapak-ibu. Pemerintah Daerah DKI saja belum mengakui Betawi sebagai Putra Asli Daerah,” kata Oding kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 19 Januari 2018.

Atas lobi Oding jugalah kesenian Betawi yakni Tari Topeng Betawi masuk dalam simbol uang Rp 100 ribu cetakan 2016. Lalu, eksitensi Betawi juga terlihat dari pahlawan M Hoesni Thamrin dalam uang pecahan Rp 2.000.

"Selama ini simbol Betawi terabaikan. Saya sebagai orang Betawi sangat miris. Padahal jika melihat sejarah, Betawi itu telah ada sebelum munculnya kerajaan Mataram dan Majapahit," ungkapnya.

Sebagai Ketua Umum Bamus Betawi yang membawahi sekitar 98 ormas Betawi, Oding terbilang maknyus. Dia mampu meredam gejolak ormas-ormas yang selama ini sering tegang.

"Kuncinya hanya dialog dan duduk bareng. Masalah sebesar apapun bisa selesai lewat dialog," tegas pria yang tinggal di Pasar Minggu, Jaksel ini.

PR Bamus Betawi

Oding mengaku kini Bamus Betawi sedang memperjuangkan simbol Betawi di pusat belanja atau mal. Misalnya, seluruh pintu masuk mal harus menandakan ciri khas Betawi.

"Bisa saja soal dipasangnya pantun ala Betawi dan ondel-ondel diseluruh mal. Kami hanya minta kepada pengusaha pemilik mal, hotel dan pusat belanja membudayakan kebudayaan Betawi," tegas Oding.

Presiden Joko Widodo saja kata Oding, sangat peduli dengan kebudayaan Betawi. Contohnya, masuknya Tari Topeng dalam uang Rp 100 ribu dan foto Pahlawan M Hoesni Thamrin sebuah bukti kongrit.

Bahkan, saat Lebaran Betawi yang digelar Bamus Betawi, Jokowi ikut hadir. "Inikan sejarah, belum ada presiden yang mau hadir saat Lebaran Betawi. Nah, kehadiran Jokowi ini sangat penting buat kebangkitan Betawi," tambahnya.

Belum lagi menurut Oding, Jokowi sering memakai adat atau simbol Betawi jika menyambut tamu mancanegara di Istana Negara.

Pekerjaan rumah (PR) selanjutnya kata Oding, Bamus Betawi akan mendirikan Kampung Betawi di Pasar Seni Ancol serta museum Betawi dan masuknya pelajaran kebudayaan Betawi di sekolah. "Sedang kita perjuangkan. Doakan saja semua terwujud," tukasnya.

Oding juga mengajak seluruh putra putri Betawi membangun tanah kelahirannya. Karena, tanpa dukungan semua pihak kebudayaan Betawi akan punah di telan jaman.

  (Ira Saqila)