merdekanews.co
Rabu, 05 Januari 2022 - 14:51 WIB

Oleh: Djono W. Oesman

Peran Jurnalis Warga Ungkap Kasus Oknum TNI

### - merdekanews.co
Tangkapan layar jurnalis warga

Tabrak mati Handy dan Salsa, terungkap begini: Rahmat (nama samaran)   merekam itu dengan video HP. Diunggah ke medsos. Viral. Polisi menemukan mobil pelaku, Panther hitam B-300-Q. Terungkap berkat jurnalis warga.
-----------

Polisi mencari mobil pelaku, sejak videonya viral. Sebelum jasad Handy dan Salsa ditemukan di Sungai Serayu, Banyumas, Jawa Tengah, tiga hari kemudian.

Seperti diberitakan, kronologi begini. Rabu, 8 Desember 2021 pukul 15.20 terjadi kecelakaan di jalur Nagrek, Bandung.

Mobil itu menabrak motor Yamaha Mio. Sangat keras. Pemotor, Handy (17) dan pacarnya, Salsabila (14). terluka parah. Salsa di kolong mobil. Handy terlempar.

Di jalanan ramai pada jam segitu, massa berkerumun. Menonton. Rahmat berada di kerumunan penonton.

Lalu, Rahmat iseng, merekam video. Tiga penumpang mobil turun, mengangkut tubuh para korban. Dimasukkan ke mobil. Lalu tancap gas. Rekaman itulah viral. Rahmat-lah jurnalis warga.

Di antara massa penonton, tidak ada yang lapor polisi. Massa bubar, setelah mobil Panther pergi. Satu-satunya pedoman polisi adalah video yang viral itu. Tampak jelas mobil pelaku.

Tim Polres Bandung akhirnya menemukan. Mobil B 300 Q parkir di sebuah hotel di Bandung, sehari sebelum kejadian. Tiga penumpangnya menginap semalam di hotel itu. Dari situlah identitas tiga pelaku, oknum anggota TNI, terungkap, yakni:

Kolonel Priyanto (kini ditahan di Jakarta). Kopda Ahmad Sholeh (ditahan di Bogor) Kopda Andreas (ditahan di Cijantung). Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa menyatakan, pelaku akan dipecat dari TNI dan dihukum maksimal.

Tanpa Rahmat (jurnalis warga) sulit kasus itu diungkap. Mobilnya sudah diubah warna. Dari hitam ke abu abu. Para tersangka sudah berpencar.

Priyanto, Kepala Seksi Intel Korem 133/Nani Wartabone di Gorontalo, Sulawesi Utara. Dua pelaku lain di Jawa Tengah.

Apalagi, saat Priyanto ditangkap Komandan Polisi Militer Kodam XIII/Merdeka Kolonel CPM, Tri Cahyo Budi, Kamis, 23 Desember 2021, malam, Priyanto menyatakan, ia tidak pernah ke Bandung.

Bukti rekaman video, data check in hotel, tak terbantahkan lagi. Kasusnya terungkap.

Jurnalis warga di Indonesia berkembang sejak satu dekade terakhir. Awalnya, kurang populer. Karena belum ada sarana publikasi. Data diserahkan ke media massa, ditolak. Atau tidak dimuat. Sebab, kredibilitas diragukan.

Setelah medsos sangat marak, beberapa tahun belakangan, jurnalis warga bebas upload ke medsos. Isinya macam-macam. Banyak kebohongan, ada juga kebenaran.

Jurnalis warga, plus rekaman CCTV, kini andalan polisi sebagai Mata Elang. Pengawas di mana-mana, siang-malam. Sangat membantu penyelidikan kriminal.

Jurnalis warga dimulai 22 November 1963, ketika kamera Abraham Zapruder yang iseng, merekam iring-iringan mobil Presiden Amerika, John F. Kennedy.

Penulis Qyvind Vagnes dalam bukunya "Zaprudered: The Kennedy Assassination Film in Visual Culture" (2012) menyebutkan: Abraham Zapruder pengusaha pakaian. Yang iseng, merekam video perjalanan Presiden Kennedy di jalanan Dallas, Texas.

Kamera film Zapruder adalah 8 mm Bell & Howell Zoommatic Director Series Model 414 PD. Yang ia beli setahun sebelumnya.

Zapruder pengagum Kennedy. Ia semula merencanakan, merekam iring-iringan mobil Presiden Kennedy dari jendela kantornya. Tapi, kemudian ia berubah rencana, menuju titik lebih strategis di Dealey Plaza. Sudah dijadwalkan, iringan presiden bakal lewat situ.

Maka, ia berdiri, menunggu di titik strategis. Di ketinggian. Padahal, ia fobia tempat tinggi. Maka, Sekretaris Zapruder, Marilyn Sitzman, membantu dengan cara memegangi kemeja Zapruder karena.

Ketika iring-iringan presiden lewat, rekaman Zaprudur berproses. Mendadak, Kennedy dihajar beberapa tembakan. Kena kepala Kennedy, hancur. Belasan meter di depan kamera Zapruder.

Zapruder kaget luar biasa. Ia memekik: "...meledak seperti petasan."

Rekaman kamera Zapruder masih posisi "on". Sampai, ia meninggalkan lokasi ketika pasukan Garda Nasional berpencaran di sekitar lokasi, mencari arah tembakan.

Zapruder embali ke kantornya, bertemu reporter The Dallas Morning News, Harry McCormick. Melalui McCormick, rekaman Zapruder itu menyebar ke media massa.

Rekaman Zapruder itu, diyakini jurnalis Amerika sebagai jurnalis warga pertama. Karena sejak itu, banyak orang merekam aneka kejadian. Yang hasilnya dikirimkan ke media massa di sana.

Jurnalis warga, video Rahmat di kasus tabrak mati Nagrek, tidak akan berarti apa-apa, seandainya jenazah Handy dan Salsa tidak ditemukan di Sungai Serayu. Karena, dalam hukum, tanpa korban, tidak ada pelanggaran hukum.

Tapi menjadi penting, setelah korban ditemukan. Sebagai dasar penyelidikan polisi.

Maka, ayo isi media sosial dengan jurnalis warga seperti karya Rahmat. Bukan konten kebohongan. (*)

(###)