merdekanews.co
Jumat, 12 Januari 2018 - 18:17 WIB

Mentan Bilang Panen Tiap Hari, Mendag: 500 Ribu Ton Beras Impor Masuk Akhir Januari

Aji Nugraha - merdekanews.co
Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman

Jakarta, MERDEKANEWS - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan produksi beras masih mencukupi. Bahkan, pada Februari nanti produksi beras akan mencapai puncak panen.

Mentan membuktikan dengan melakukan panen pada awal Januari ini. Kali ini, panen seluas 800 hektare di Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, disaksikan langsung Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Sebelumnya, Amran mengatakan, pada November hingga Januari merupakan paceklik. Namun, kondisi tersebut berbalik. Panen bisa dilakukan tiap hari di seluruh Indonesia.

Menurutnya, hal tersebut karena pihaknya berupaya mengubah paradigma pertanian. Meski mengubah paradigma lama diakui Amran sangat sulit. "Paradigma pertanian modern bukan lagi paradigma pertanian tradisional," ujarnya, Rabu (3/1).

Paradigma baru tersebut yakni dengan menerapkan teknologi dan pola tanam yang tepat. Sehingga, tiada hari tanpa panen dapat terwujud. Pemilihan varietas dengan produktivitas tinggi juga menjadi cara untuk meningkatkan produksi di tanah air.

"Ini tahun ketiga tidak ada impor," ujarnya dikutip Republika.  Untuk diketahui, 70 tahun lalu tepatnya pada 1984, Indonesia pernah swasembada beras. Hal itu berupaya dikembalikan pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla.

Terkait stok beras, Amran mengatakan, saat ini, jumlahnya sebesar satu juta ton. Angka tersebut, tegas dia, tidak perlu dikhawatirkan mengingat panen yang terus terjadi.

Khusus Jawa Barat, pada Januari ini akan panen seluas 100,996 hektare dengan prognosa produksi 566.286 ton Gabah Kering Giling atau 355.288 ton setara beras. Pada Februari akan panen 1,2 juta ton GKG (781,613 ton beras) dari 222.723 hektare dan ada produksi 1,9 juta ton GKG setara 1,2 juta ton beras dari 337.696 hektare lahan yang panen pada Maret di Jawa Barat.

Konsumsi beras selama tiga bulan di Jawa Barat berdasarkan jumlah penduduk 47.379.389 jiwa adalah 341.605 ton beras. Jadi terjadi surplus beras bulan Januari 13.682 ton, Februari surplus 440.008 ton dan Maret surplus 846.352 ton. "Dan ini perubahan yang fundamental di Indonesia," tegas dia.

500 Ribu Ton Beras Impor 

Pemerintah memutuskan untuk mengambil langkah impor demi mengamankan pasokan beras. Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, sebanyak 500 ribu ton beras akan segera didatangkan dari Thailand dan Vietnam pada akhir bulan ini. "Saya tidak mau mengambil resiko kekurangan pasokan. Saya mengimpor beras khusus," ujarnya, dalam konferensi pers di Auditorium Kementerian Perdagangan, Kamis (11/1).

Mendag menjelaskan, beras yang akan diimpor adalah beras kualitas khusus yang tidak ditanam di Indonesia. Jenis beras tersebut memiliki spesifikasi bulir patah di bawah lima persen. Meski masuk dalam golongan beras khusus, Enggartiasto memastikan komoditas pangan utama itu akan dijual dengan harga medium.

Pemerintah sendiri telah menunjuk Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai perusahaan yang akan melakukan impor.

Keputusan impor diambil karena saat ini tengah terjadi kelangkaan pasokan beras medium yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Meski pemerintah menyatakan panen masih terjadi, pasokan beras dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Sementara, panen raya diperkirakan baru akan terjadi pada Februari-Maret mendatang.

Enggartiasto memandang urusan pangan rakyat adalah urusan prioritas. Oleh karenanya, ia meyakini keputusan impor merupakan solusi terbaik. "Jangan ada pertentangan karena petani juga kosumen yang harus beli beras," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan juga menginstruksikan pada suplier dan distributor untuk tidak menahan stok dan mengambil keuntungan di balik tingginya harga beras. Kementerian Perdagangan sendiri, lewat Permendag Nomor 20 Tahun 2017, mewajibkan seluruh distributor untuk melaporkan badan usahanya berikut gudang dan stok.

"Apabila mereka tidak melapor dan ditemukan di gudang tersedia beras yang tidak dilaporkan, kita anggap penimbunan," katanya.
  (Aji Nugraha)