merdekanews.co
Kamis, 17 Juni 2021 - 13:49 WIB

Decak Kagum Politisi Senayan untuk BUMN Ini, Ketika Industri Migas Dunia Babak Belur, Pertamina Malah Untung Besar

Setyaki Purnomo - merdekanews.co
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron

MERDEKANEWS, Jakarta - Sepanjang 2020, kinerja PT Pertamina (persero) cukup melegakan hati. Kala itu, industri minyak dan gas (migas) global banyak yang nyungsep alias merugi besar-besaran.           

Atas kinerja apik di 2020, Pertamina menuai pujian dari DPR. Salah satunya dari Anggota Komisi VI DPR asal Partai Demokrat, Herman Khaeron. Lantaran Pertamina berhasil mengoleksi keuntungan US$1,05 miliar, atau setara Rp15,3 triliun sepanjang 2020.

Terlebih, kinerja positif tersebut juga diraih Pertamina, pada saat mengalami tekanan pandemi Covid-19, yang menyebabkan anjloknya kebutuhan energi.

“Tentu saya memberikan apresiasi dan agar dipertahankan bahkan harus ditingkatkan ke depanya. Dan pekerjaan rumahnya adalah bagaimana dapat melakukan percepatan pembangunan berbagai unit bisnis baru, termasuk pengembangan kepada petrochemical,” kata Herman kepada media di Jakarta, Rabu (16/6/2021).

Pada saat bersamaan, memang banyak perusahaan migas dunia mengalami kerugian sangat besar. Shell, misalnya, pada 2020 merugi hingga USD 21,68 Miliar, BP yang rugi USD 20,31 Miliiar, Exxon Mobil yang mengalami kerugian hingga USD 22,44 Miliar, Total dengan kerugian mencapai USD 7,24 Milyar.

Lalu Chevron yang rugi sampai USD 5,5 Miliar, ENI dengan kerugian USD 9,53 miliar, dan Petronas dengan kerugian mencapai USD 5,54 Miliar. Bahkan kerugian BP, merupakan yang terparah dalam 10 tahun terakhir.

Herman menambahkan, kinerja positif Pertamina tersebut tak lepas dari keberhasilan BUMN tersebut meningkatkan efisiensi dan penataan bisnisnya. Faktor inilah yang membuat Pertamina semakin baik iklim usahanya. "Sejalan dengan naiknya harga crude oil dunia, berdampak kepada kenaikan pendapatan Pertamina," terang anak buah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu..

Kinerja positif tersebut, juga menandakan bahwa restrukturisasi membawa manfaat dan tidak berpengaruh terhadap proses bisnis Pertamina. Bahkan ke depan, lanjut Herman dengan restrukturisasi, akan membuat Pertamina lebih adaptip terhadap investor.

Sebelumnya, dalam rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Pertamina memang menyampaaikan kinerja positif pada 2020. Selain mampu mencetak laba bersih sekitar Rp 15 Triliun, pada 2020 Pertamina juga tetap berkontribusi kepada Negara, yaitu sebesar Rp 126,7 triliun.

Jumlah tersebut meliputi setoran pajak sebesar Rp 92,7 triliun, dividen Rp 8,5 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 25,5 triliun. Kinerja keuangan tersebut juga diraih, ketika Pertamina harus menjalankan penugasan Pemerintah, seperti BBM 1 Harga, peningkatan TKDN, penanganan Covid-19, dan lain-lain.

  (Setyaki Purnomo)