merdekanews.co
Jumat, 02 April 2021 - 11:18 WIB

Tafsir Ikhtiar Politik Rachmat Gobel (Pasca Rakorwil Partai Nasdem Gorontalo)

SY - merdekanews.co
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel

Oleh: Sahmin Madina

Jagatpolitik di Gorontalo, semakin dinamis, terutama seminggu terakhir seiring dengan pelaksanaan Rapat Koordinasi Wilayah Partai Nasdem Gorontalo, di Hotel Maqna.

Rakorwail yang bearkhir semalam (Kamis, 1 April 2021) itu, melahirkan berbagai keputusan strategis, terutama strategi pemenangan Partai Nasdem pada Pemilu 2024.

Reaksi masyarakat Gorontalo, setidaknya bila dipantau dari berbagai berita medsos dan media cetak, serta diskusi ringan di rumah kopi, menunjukkan bahwa Rakorwil Nasdem di Gorontalo kali ini, sungguh bernilai strategis dan urgen.

Dinilai strategis, karena partai ini, dianggap potensial dan memiliki hitungan politik yang cermat untuk memenangkan Pemilu 2024, mengalahkan partai lain. Dinilai urgen, karena partai ini, menawarkan solusi kerakyatan yang cerdas dan praktis, untuk memajukan pertanian, perkebunan dan perikanan di Gorontalo.

Langkah politik Nasdem dan Rachmat Gobel (RG), sangat diterima dan didukung penuh oleh masyarakat di level bawah. Penilaian ini bukan tanpa alasan, karena hampir setiap program RG, menyentuh kebutuhan masyarakat, baik yang mengalami musibah, maupun yang berusaha meningkatkan produk ekonomi pertaniannya.

Hebatnya lagi, sentuhan politik kerakyatan RG ini, merambah hingga seluruh wilayah Indonesia Timur, sampai Barat. Tak heran kemudian, berbagai poster dan penghormatan terhadap dirinya, secara spontan bermunculan, menjadikannya sebagai tokoh panutan nasional, “cahaya dari timur”, calon penerus Jusuf Kalla.

Tatkala fenomena “cahaya dari timur” ini makin merambah wilayah lain, beberapa tokoh di Gorontalo, terbelah menjadi dua kelompok pemihakan politik. Pihak pertama, berpikiran bahwa RG harus menjadi “milik” Gorontalo, karena dirinya sangat dibutuhkan untuk mengangkat lagi kehormatan dan harga diri “orang” Gorontalo, di pentas nasional.

Mengapa hal ini mengemuka, karena beberapa fakta statistik menunjukkan bahwa Gorontalo, sudah hampir delapan tahun terakhir, selalu berada di peringat lima daerah termiskin di Indonesia. Di sisi lain, pihak kedua berpandangan bahwa, RG adalah aset nasional, dan karena itu, dirinya sangat dibutuhkan untuk mewakili “Indonesia Timur” untuk maju dalam perhelatan Pilpres, sebagai kandidat wakil presiden.

Suasan batin dua kelompok di atas dapat dibenarkan, akan tetapi progresifitas politik RG ke depan, harus ditafsirkan berdasarkan garis komando Partai Nasdem. Hemat saya, sebagai putra daerah, RG memiliki niat dan ketulusan yang (maaf, bukan untuk memuji) tiada bandingannya untuk sementara ini, dalam membangun Gorontalo. Hal ini, dilakukannya, sudah sejak lama.

Seandainya diminta masyarakat bicara, pasti rekam jejak ketulusannya untuk membangun Gorontalo ini, tak dapat dibantah oleh siapapun. Karena itu, ketika ungkapan pidatonya, ditafsirkan bahwa dirinya akan maju untuk menjadi Gubernur Gorontalo, adalah suatu hal yang wajar dan rasional, sebagai respon atau jawaban atas pertanyaan kelompok pertama. Dalam perspektif ini, reaksi tokoh di partai lain, di luar dugaan meresponnya dengan cara yang berbeda. Padahal esensi pidato RG itu, sejatinya adalah tantangan politik bersama untuk bersinergi mewujudkan Gorontalo berada di peringkat lima daerah termakmur di Indonesia.

Akan tetapi, di lain sisi, sebagai kader Partai Nasdem, keputusan politik RG, adalah pengejawantahan keputusan politik partai. Karena itu, dalam dimensi pengabdian yang lebis luas, kepentingan bangsa dan negara, adalah segalanya. Dalam perspektif ini, maka kelompok kedua memandang bahwa RG adalah figur politik yang paling sesuai, untuk meneruskan ketokohan politik Jusuf Kalla. Dukungan politik menuju RI 2, kian meluas. Setiap kunjungan di daerah, pernyataan simpati dan dukungan politik terus bertambah.

Ini bukan tanpa alasan. Dalam setiap kesempatan berpidato, RG menampilkan gaya kesantunan dan kelembutan, membungkuk, memberi penghormatan yang tulus kepada masyarakat. Ini adalah salah satu karakter terpuji, yang jarang terjadi, dan relatif cukup kuat melekat dalam memori masyarakat. Selain itu, RG memiliki konsep dan disain yang jelas dalam pembangunan ekonomi kerakyatan. Sebagian besar sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat petani. Semoga…! Wallahu ‘alam bishawab.

 

(*) Penulis adalah koordinator Tim kerja Akademik RG (SY )