merdekanews.co
Kamis, 04 Januari 2018 - 00:19 WIB

BTS Bikin Jebol DKI Rp 2 Triliun, Pansus Harus Ungkap Gajah Vs Cukong

AY Ata - merdekanews.co
Rumah warga rusak akibat ambruknya BTS di Jakarta Timur.

Jakarta, MERDEKANEWS - Inilah babak baru amburadulnya sisitem izin menara base transceiver station (BTS). Berdiri di lahan Pemprov DKI Jakarta, BTS tersebut ternyata banyak tidak kantongi izin.

Nah, DPRD yang sedang menyelidiki BTS harus berani membongkar adanya permainan para cukong. Kabarnya, menara BTS itu dimiliki oleh perusahaan milik para cukong.

Bermasalahnya BTS diduga terjadi di era Ahok. Para cukong itu dengan mudah mendirikan BTS.

BACA: DPRD DKI Bentuk Pansus Usut Korupsi Tower Mikrosel 

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan hal ini harus diselidiki lebih dalam. Hasil rapat Komisi A merekomendasikan untuk segera dibuat panitia khusus (Pansus).

"Hasil rapat semakin jelas bahwa ada penyimpangan soal pemanfaatan aset. Kan ada perda soal pemanfaatan aset, itu harus dikenakan biaya," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Rabu (3/1/2018).

Kata Taufik, pihak provider disebut tidak pernah membayar sewa. Masalah BTS berawal dari temuan para anggota dewan yang melihat banyak tiang tertutup pohon-pohon. Setelah diperiksa ternyata tidak ada perjanjian kerja sama sewanya.

Komisi A sempat memanggil beberapa perusahaan untuk menanyakan soal ini. Direktur PT Bit Teknologi Nusantara Marcus Thania berbicara mewakili perusahaan provider lain.

Menara-menara ini dibangun untuk menciptakan jaringan komunikasi yang baik untuk warga Jakarta. Dalam perjanjian kerja sama, pihaknya sudah memberikan kontribusi untuk Pemprov DKI.

Marcus mengatakan pihaknya tidak berafiliasi pada operator manapun. Pihaknya hanya menunggu jika ada perusahaan operator yang mau membuat menara BTS. Kata dia, tidak semua menara berada di lahan Pemprov DKI.

"Dari kami itu sekitar 60 persen di lahan Pemda, lainnya tidak memakai lahan Pemda," kata Marcus.

Pertarungan Cukong-Gajah

Amburadulnya sistem BTS membuat Pemprov DKI mengalami kerugian sekitar Rp 2 triliun per tahun. Diduga ada kongkalikong soal izin dari pemprov dan pihak pengelola BTS.

"Ini harus diselidiki," terang pengamat Jakarta, Sugiyanto kepada wartawan.

Dia menduga, adanya pertarungan cukong dan gajah. Cukong adalah pemain lama dan gajah yakni pendatang baru. "Dugaannya memang gitu. Cukong pemain lama dan gajah ingin masuk," ungkap Sugiyanto.

Menurut Sugiyanto, pembentukan pansus harus bisa mengungkap siapa saja pemain BTS. "Bisa saja ada permainan antara oknum pejabat dengan pihak swasta. Inikan bahaya sampai rugi Rp 2 triliun," bebernya.

Sering Ambruk

BTS memang harus dicek ulang. Tiang besi ini sering kali membahayakan warga. Seperti terjadi di Jalan Jati Barang, Cipayung, Jaktim.

Menara BTS ambruk dan merusak rumah warga. Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musywardana datang mengunjungi korban yang rumahnya hancur akibat tower BTS yang rubuh pada Minggu (26/11/2017) siang.

Ketika ditanya soal perizinan, Bambang mengatakan, untuk urusan ini pihak Wali Kota tidak pernah diikutsertakan.
"Ini jujur kami tidak pernah dikut sertakan masalah izin dan lain-lain. Ini langsung ke BPSP, kami harap ke depannya pihak pengelola bisa memperbaiki sehingga ada komunikasi sebelumnya, kita juga bisa memberikan pandangan-pandangan," ucap Bambang.

  (AY Ata)