
Jakarta, MERDEKANEWS - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa pendidikan wawasan kebangsaan bagi bangsa yang majemuk seperti Indonesia adalah urgensi yang tidak bisa dinafikkan.
Bangsa Indonesia bisa mengambil pelajaran dari Amerika Serikat (AS), yang menanamkan pendidikan multikulturalisme sejak tahun 1960-an, sebagai respon atas kebijakan asimilasi budaya yang telah gagal. Pada akhirnya AS sukses menjadi panutan yang ideal bagi negara-negara yang memiliki keragaman budaya, bangsa, dan etnis, seperti Indonesia.
Namun kini ancaman terhadap nilai-nilai demokrasi di AS mulai mengemuka. Dipicu retorika Presiden Donald Trump yang ingin mengembalikan kejayaan Amerika Serikat, pernyataan, sikap dan kebijakan provokatif yang tidak menegasikan konsep multikulturalisme, tetapi juga atribut lahirnya sikap rasisme dan xenophobia.
Tak jarang DPR AS mengecam keras komentar rasis Presiden Trump yang telah mencederai nilai-nilai demokrasi, "ujar Bamsoet saat menjadi keynote speaker Webinar Kebangsaan dalam Mukernas XIII Wahdah Islamiyah, secara virtual dari Bali, Sabtu (26/12/20).
Ketua DPR RI ke-20 menjelaskan, sikap dan kebijakan Presiden Trump seakan menjadi pembenar bagi lahirnya gerakan 'supremasi kulit putih' di AS. Kasus kematian warga kulit hitam George Floyd di tangan polisi, yang lahirnya gerakan sosial 'materi kehidupan hitam' sebagian contoh dari kulminasi sikap dan perilaku rasis yang telah terlanjur menyebar luas. Termasuk kepada oknum aparat yang seharusnya menjadi pembela dan pelindung nilai demokrasi.
"Apa yang terjadi di AS adalah pembelajaran bagi kita, bahwa setidaknya ada dua prinsip pokok yang harus ditegakkan dalam penanaman wawasan kebangsaan.
Pertama, membangun wawasan kebangsaan adalah sebuah proses yang tidak boleh berhenti pada satu titik, tetapi menjadi upaya yang terus menerus secara berkesinambungan.
Kedua, menanamkan wawasan kebangsaan harus dibangun oleh komitmen bersama, dan menjadi kerja bersama seluruh elemen bangsa, dengan pemerintah sebagai leading sector nya, "jelas Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menerangkan, atas dasar MPR RI sebagai representasi dari perwakilan rakyat yang terdiri dari anggota DPR RI dan DPD RI, secara konsisten memasyarakatkan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI sebagai manifestasi pendidikan wawasan kebangsaan dan pembangunan karakter bangsa.
Empat Pilar MPR RI itu adalah Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa; Undang Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945 (UUD NRI 1945) sebagai landasan konstitusional; Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus bentuk kedaulatan negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu dalam kemajemukan bangsa. (SY)
-
Antara DPD RI dan Mosi Integral Natsir Antara DPD RI dan Mosi Integral Natsir
-
MK Tolak Uji Materi Sistem Pemilu, Dion: Karena Pemilu Ini Adalah Pemilunya Rakyat Fungsionaris Partai Golkar Provinsi Jambi, Supardiono atau Dion mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolah Uji Materi sistem Pemilu Proporsional Terbuka.
-
H. Teddy Setiadi, S.Sos Gencarkan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Bulan Ramadhan Anggota MPR RI Fraksi PKS, H. Teddy Setiadi, S.Sos menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan, Pancasila, UUD-1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, di Bandung, 2 April 2023 bertepatan dengan 11 Ramadhan 1444 H.
-
Golkar Kompak dan Solid, Satu Suara Hadapi Pemilu serta Tolak Politik Identitas di Pemilu 2024 Golkar Kompak dan Solid, Satu Suara Hadapi Pemilu serta Tolak Politik Identitas di Pemilu 2024
-
Rapat Persiapan Musda Golkar Kab Barru Ricuh, Panitia Diduga Dapat Tekanan Dari TP Untuk Meloloskan Mudassir Rapat persiapan musda yang digelar di kantor Golkar Barru, oleh Panitia (steering committe - SC), Senin (23/8/2021) berlangsung ricuh, dan berakhir tanpa keputusan.