merdekanews.co
Senin, 01 Januari 2018 - 02:54 WIB

Disebut Mengandung Difteri, Kemenkes Bikin 'Tekor' Pedagang Terompet Tahun Baru

Ira Saqila - merdekanews.co
Pedagang terompet.

Jakarta, MERDEKANEWS - Momen Tahun Baru tidak membuat ceria para pedagang terompet. Para pedagang yang dutemui Merdeka News mengaku tekor.

Ari (27) asal Bogor, Jawa Barat mengaku, dirinya rugi lantaran dagangannya masih banyak. "Wah, tekor bang. Gara-gara dibilang diferi," akunya di kawasan Monas, Jakpus, Senin (1/1/2018).

Ari sengaja datang ke Jakarta dari Bogor bersama anak dan istrinya. "Saya tiap tahun di Monas. Biasa dagangan saya habis, tahun ini tekor dan rugi," ungkapnya.

Bukan hanya Ari, Agus yang jualan di kawasan Kota Tua juga mengaku akibat adanya berita soal terompet bisa menularkan penyakit dirinya hanya bisa pasrah. "Padahal sudah saya obral harga Rp 15 ribu jadi Rp 10 ribu tapi sepi juga," ungkapnya.

Ari dan Agus terpaksa membawa pulang kembali dagangnnya. "Kami bawa pulang lagi aja.Baru tahun inilah saya gak ada untung," tegas Agus yang tinggal di Kalideres, Jakbar.

Hal senada diungkapkan Winda (28). Ibu satu anak yang dagang di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ini menyatakan, walau dagangnnya habis tapi untungnya kecil. "Karena saya obral abis aja dah daripada tekor," ungkap warga Bekasi ini.

Terompet Baru  

Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh penularan bakteri Corynebacterium Diptheriae. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan status kejadian luar biasa (KLB) kepada Difteri.

Kuman difteri menyebar dengan cara seseorang menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi penderita.

Selain itu, difteri juga dengan mudah menular pada orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri. Cara penularan yang perlu diwaspadai, seperti menghirup percikan ludah penderita di udara saat penderita bersin atau batuk.

Baru-baru ini pun, pihak Kementerian Kesehatan meminta masyarakat waspada, difteri bisa saja menular lewat terompet.
"Inikan terompet baru dan belum ditiup oleh orang. Jadi saya rasa aman lah. Karena isu itulah jadi warga takut beli terompet," tegas Winda.

Ujang (40)pedagang terompet di Sawangan, Depok, Jawa Barat hanya bisa bengong lantaran barang dagangannya masih menumpuk. "Saya tekor mas. Modal Rp 4 juta dapat duit cuma Rp 2 juta," ungkapnya.

Biasanya kata dia, jika modal Rp 4 juta maka omzet bisa Rp 7 juta. "Saya tiap tahun dagang terompet. Baru tahun inilah tekor," bebernya dengan nada sedih.

  (Ira Saqila)