merdekanews.co
Senin, 02 Maret 2020 - 18:10 WIB

Hindari Kepanikan Wabah Corona, Pemerintah Swiss Larang Warga Gunakan Masker

Setyaki Purnomo - merdekanews.co
Konferensi Pers Alain Berset, Menteri Kesehatan Swiss. (Istimewa)

Bern, MERDEKANEWS - Di tengah maraknya penularan Virus Corona (COVID-19), Pemerintah Swiss justru melarang warganya memakai masker di tempat publik. Lho kok gitu?

Pihak otoritas keamanan Swiss menyatakan, Swiss merupakan negara yang aman dan masih mampu mengendalikan penularan Virus Corona alias COVID-19. Alhasil, pemakaian masker dianggap bisa menimbulkan kepanikan. "Apabila sakit, silakan tetap tinggal di rumah dan hubungi dokter terdekat," demikian saran petugas di Swiss.

COVID-19 yang bermula dari dataran Tiongkok pun akhirnya sampai di Swiss. Kini, Swiss mencatatkan kenaikan jumlah kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 setiap hari. Terlebih sejak terjadi peningkatan tajam jumlah kasus positif COVID-19 di Italia bagian utara. Di mana, Swiss dan Italia memiliki perbatasan darat langsung yang hingga kini belum ditutup oleh otoritas setempat.

Per 29 Februari 2020, tercatat 21 kasus positif yang tersebar di 9 kanton (provinsi) yang berbeda. Dan, kebanyakan pasien mengaku pernah melakukan perjalanan di Italia bagian utara pada beberapa hari sebelumnya.

Meski seluruh pasien kini masih berada dalam kondisi stabil, pemerintah tetap melakukan penelusuran dan mengisolasi orang-orang yang berada di satu rumah dengan pasien.

Untuk menghindari kepanikan warganya, Pemerintah Federal Swiss dan Kanton, secara rutin menggelar konferensi pers melalui live streaming yang dapat diakses masyarakat. Melalui siaran tersebut, Swiss menghimbau agar setiap warga yang mengalami gejala awal COVID-19 untuk segera melapor kepada dokter atau klinik terdekat.
Untuk itu, pemerintah Swiss menyediakan nomor gawat darurat khusus COVID-19, serta membuat laman khusus kampanye untuk meningkatkan kesadaran warganya.

Swiss mempersiapkan 10 laboratorium yang dapat menganalisa 1.000-1.500 sampel darah per hari. Tes COVID-19 dilakukan selama beberapa kali uji coba, guna memastikan hasil yang benar-benar akurat. Hasil laboratorium bisa dikonfirmasi setiap sore, dan diumumkan langsung melalui laman resmi, sehingga masyarakat dapat memiliki informasi yang termutakhir.

Dalam hal ini, KBRI Bern turut menghimbau masyarakat Indonesia untuk mengikuti seluruh tata cara penanganan dari Pemerintah Swiss. Pihak KBRI juga terus memantau perkembangan virus ini, melalui laman resmi Depertemen Kesehatan Swiss.

Untuk menjamin pelayanan masyarakat yang maksimal, KBRI Bern pun terus mengingatkan agar seluruh masyarakat Indonesia di Swiss dan Liechtenstein melaporkan dirinya. "Kami sudah menyampaikan himbauan kepada seluruh WNI, dan juga mengajak WNI untuk melakukan pemutakhiran data pribadi melalui mekanisme lapor diri”, ucap Duta Besar RI Bern, Muliaman D Hadad dalam rilis kepada media, Senin waktu setempat (2/3/2020).

Pemerintah Federal Swiss telah melarang seluruh kegiatan publik yang melibatkan lebih dari 1.000 orang sampai 15 Maret 2020, guna meminimalisir penularan virus COVID-19. "Kami melakukan ‘metode penelusuran’, yaitu investigasi siapa saja yang melakukan interaksi dengan pasien sehingga jejak kemungkinan penularan dapat ditemukan. Apabila terjadi kegiatan massal, kami khawatir kami tidak bisa melakukan penelusuran pihak mana saja yang sudah kemungkinan terkontaminasi," papar Alain Berset, Menteri Kesehatan Swiss dalam pernyataan pers 28 Februari 2020.

Di mana, ‘metode penelusuran’ (tracing) yang dilakukan Swiss ini, terbukti efektif kala memberantas virus SARS beberapa tahun silam. Melalui metode ini pula, Swiss berharap dapat mencegah penularan massal dan menyembuhkan COVID-19 tanpa perlu menimbulkan kepanikan publik. "Kami berencana hanya akan mengumumkan jumlah kasus yang positif, sambil terus menelusuri interaksi pasien," pungkas Berset.

Belum ada rencana untuk menutup perbatasan Swiss dengan negara-negara tetangganya, walaupun maskapai nasionalnya Swiss International Airlines telah menutup penerbangan dari dan menuju Tiongkok sampai dengan pertengahan Maret 2020.

Sejumlah kegiatan publik seperti pameran motor dan otomotif di Jenewa, pameran jam tangan Baselworld di Basel, serta festival musim semi di kota-kota besar di Swiss juga telah dibatalkan.

  (Setyaki Purnomo)