Batam, MERDEKANEWS -- Demi menghargai aspirasi warga dan pemerintah provinsi Kepulauan Riau, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti beserta sejumlah Senator menyempatkan diri meninjau langsung titik lokasi rencana tiang pancang pembangunan Jembatan Batam-Bintang di Kota Batam, Kamis (6/2/2020) pagi.
LaNyalla yang didampingi dua Senator asal Kepri, Richard Pasaribu dan Darma Setiawan serta Senator asal Sumatera Barat Alirman Sori, terpaksa harus berganti mobil berbadan tinggi untuk menuju lokasi yang memang masih berupa tanah terjal dan mendaki. “Saya harus lihat langsung, karena ini aspirasi dari semua pihak yang saya temui selama kunjungan di Batam,” tukas LaNyalla di bibir pantai di wilayah Punggur, Kota Batam.
Seperti diketahui, LaNyalla beserta rombongan bertemu tiga stakeholder di Kota Batam. Yakni Badan Pengusahaan (BP) Batam, Pemerintah Provinsi Kepri serta Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Kepri. Ketiganya menitipkan aspirasi dan meminta dukungan agar mendesak pemerintah pusat mempercepat pembangunan jembatan, yang diharapkan dapat memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kepri itu.
Dari skema perancangan, jembatan akan dibangun menjadi tiga bagian. Rute (trase) awal adalah jembatan dari Batam menuju Pulau Tanjungsauh yang panjangnya sekitar 2,17 km. Bagian kedua, jembatan akan menghubungkan Pulau Tanjungsauh menuju pulau kecil bernama Pulau Buau dengan taksiran panjang mencapai 3,9 km. Sementara itu, untuk menghubungkan Pulau Buau menuju Kabupaten Bintan akan dibangun pula jembatan bagian tiga dengan panjang mencapai 0,9 km. Diperkirakan akan menelan biaya Rp 7,2 trilyun.
KADIN KEPRI
Sebelumnya, pada Rabu malam, LaNyalla saat didaulat memberi arahan pada acara pelantikan pengurus KADIN Provinsi Kepri, meminta agar para pengusaha di Kepri berpikir out of the box untuk dapat memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi Kepri, khususnya Kota Batam. Maklum, di era Badan Otorita Batam (BOB), kota terdekat dengan Singapura itu pernah mencatat pertumbuhan ekonomi 12 persen. Namun setelah era otonomi daerah, dan BOB dihapus diganti dengan BP Batam, angka pertumbuhan ekonomi tergerus turun. Bahkan pernah mencapai angka 2 persen, meski akhirnya merangsek di angka 4 persen.
“Saya juga berpesan agar para pengusaha menjalin hubungan yang harmonis dan komunikatif dengan pemerintah setempat. Apakah itu Pemko Batam atau Pemprov Kepri. Karena sekarang yang dibutuhkan adalah semangat konsolidasi bersama, untuk menghadapi tantangan dan dinamika yang terjadi di dunia usaha. Apalagi kita pasti terkena dampak dengan menurunkan kinerja ekonomi di Tiongkok akibat wabah virus Corona,” pungkas LaNyalla yang juga mantan Ketua Umum KADIN Jawa Timur. (Gaoza)
-
Pasar Murah 1000 Sembako Hingga Bazar UMKM, Hutama Karya Meriahkan Safari Ramadhan BUMN di Lampung Tengah BUMN bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan kebermanfaatan dan berkah di bulan suci Ramadhan bagi masyarakat sebagai respon atas kondisi badai El Nino yang berdampak pada peningkatan harga sembako di beberapa daerah di Indonesia
-
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menteri Anas: Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator Reformasi Birokrasi Terkait dengan belanja produk dalam negeri sekarang kita jadikan item penilaian reformasi birokrasi, maka sekarang sistem yang ada di LKPP langsung in line dengan sistem di Kementerian PANRB, jadi kita bisa lihat belanjanya. Begitu juga produk katalog lokal dan seterusnya, sehingga kalau mau nilai RBnya naik harus tunjukkan transaksinya
-
Kick-off Meeting Satgas Penyiapan Ekosistem Semikonduktor: Awal dari Era Baru Industrialisasi di Indonesia Satgas Semikonduktor dibentuk untuk menjawab kebutuhan industri semikonduktor yang semakin berkembang pesat serta menciptakan mesin pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia
-
Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun Penetapan dividend payout ratio sebesar 80,04% oleh BRI mempertimbangkan bahwa saat ini perseroan memiliki struktur modal yang kuat dan likuiditas yang optimal dalam rangka ekspansi bisnis dan antisipasi risiko yang mungkin terjadi pada masa mendatang
-
Beragama Maslahat: Pengaruh Spiritual dan Kemajuan Sosial Ekonomi Religuitas dan spiritualitas berbasis agama bisa mendukung perilaku yang tidak etis, kemudian bisa mempengaruhi cara seseorang dalam bersikap terhadap lingkungan kerja