merdekanews.co
Senin, 23 Juli 2018 - 19:38 WIB

Politikus Partai Hanura, Fauzih H Amro

Anak Desa di Senayan Wujudkan Kampung Halaman Jadi Lumbung Pangan Nasional

Hadi Setyono - merdekanews.co
Politikus Partai Hanura, Fauzih H Amro

DARI Desa menuju Senayan. Kalimat ini yang sepertinya sudah melekat, pada politikus Partai Hanura, Fauzih H Amro. Kenapa tidak, hanya dia satu-satunya putra daerah asli dari Desa Remban, Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musirawas Utara (Muratara), dan satu-satunya putra daerah asli Lubuklinggau, Musi Rawas dan Muratara yang berhasil hijrah ke senayan dan menjadi anggota DPR RI melalui Dapil Sumsel I. 

Aktif berorganisasi sejak sekolah hingga kuliah, menjadi jalanya menuju gedung DPR RI saat ini. Ia memulai pendidikan dasar di SDN 01 Remban Surulangun Rawas, Kabupaten Muratara. Selanjutnya, meneruskan pendidikan di SMP Negeri 07 Kota Bengkulu dan dilanjutkan ke SPP DATI I Bengkulu.

Ia kemudian hijrah dari Pulau Sumatera untuk menuntut ilmu di Pulau Jawa. Fauzih memilih melanjutkan pendidikanya di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Padjajaran (UNPAD) di Bandung. Ia juga melanjutkan kuliah di Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI).

Sejak duduk di bangku sekolah ia sudah aktif sehingga dipercaya teman-temannya, untuk menjabat Ketua OSIS periode 1993-1994 di SPP DATI I Bengkulu. Kemudian, di kampus Fauzih makin aktif  berorganisasi. 

Dikenal sebagai mahasiswa yang berasal dari daerah, Fauzih tak rendah diri dan mampu menunjukkan bahwa ia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Di kampus, ia dipercaya menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FAPET IPB dan Presidium Keluarga Mahasiswa IPB Tahun 1997-1998.

Ia juga bergabung dengan organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di HMI, Fauzih diamanahi sebagai Ketua HMI Komisariat FAPET IPB periode 1997, kemudian sebagai Ketua HMI Cabang Bogor periode 1997-1998. 

Fauzih juga pernah mendapat amanah sebagai Wakil Sekretaris BADKO HMI Jabagbar periode 1998-2000 dan Ketua PTKP PB HMI periode 2002-2004.

Fauzi juga pernah menjabat sebagai Ketua Kelompok Diskusi Anak Bangsa pada tahun 1997-1998, Ketua Koperasi Nusantara Bergema tahun 1999 hingga 2000, Ketua KMI periode 2004-2013,  dan Ketua Umum PP PRI tahun 2007-2013.

Sementara karier politiknya dimulai, saat dipercaya menjadi staf ahli Fraksi PBR (Partai Bintang Reformasi) DPR RI pada tahun 2005. Kegemilangannya di dunia politik semakin cemerlang ketika di tahun 2006, dipercaya menjabat sebagai Ketua DPW PBR Sumsel tahun 2006 hingga 2013.

Tahun 2009, Fauzih menjadi calon anggota DPR-RI dari PBR untuk daerah pemilihan (dapil) Sumsel 1 yang meliputi Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, Musirawas, dan Kota Lubuklinggau). Ketika itu Fauzih berhasil memperoleh 68.000 suara.

Tahun 2014, Fauzih kembali menjadi calon anggota DPR-RI namun kali ini ia berlabuh di Partai Hanura dan beliau berhasil memenangkan suara rakyat dan duduk sebagai anggota komisi V DPR-RI periode 2014-2019.

Keberhasilan Fauzih dalam membangun karier politik, diimbangi pula dalam membina bahtera rumah tangga. Bersama istrinya, drh Baiq Yunita Arisandi, Fauzih dikarunia 3 orang putra, yakni Muhammad Azka Khenan AlFaris, Muhammad Fathir Akbar AlFaris, dan Muhammad Azzam Ramadhan AlFaris.

Komitmen awalnya ingin membangun daerah kelahirannya Muratara, dan wilayah sekitarnya, Lubuklinggau dan Musi Rawas membuat anggota Komisi IV DPR RI, akan kembali melanjutkan karier politiknya di senayan, dengan kembali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di DPR RI pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 mendatang.

Apalagi dilanjutkannya, masyarakat masih menginginkanya serta merasakan manfaat kontribusinya selama ia menjadi anggota DPR RI. 

"Seluruh pengabdian lahir dan batin saya, akan saya berikan ke tanah kelahiran  saya. Saya yakin, jabatan saya ini menjadi ladang ibadah untuk tanah kelahiran saya, yang masih membutuhkan pembangunan infrastruktur dan sarana serta dibidang pertanian, yang harapan saya mampu menjadi lumbung pangan Nasional," ungkapnya. 

Membangun daerah yang menjadi tujuan utamanya, saat menuju senayan. Apa yang bisa ia perbuat melalui lembaga legislatif ia lakukan. "Ketika di Komisi V, fikiran saya langsung tertuju pada nasib Bandara Silampari Lubuklinggau. Bandara ini proyek strategis yang bakal memiliki efek domino di antaranya bagi investasi dan pariwisata. Upaya kita tidak sia-sia, hanya dalam jangka waktu dua tahun, Bandara silampari Lubuklinggau sudah cukup representatif. Bahkan kini, sudah disinggahi pesawat berbadan lebar. Penerbangan pun langsung Jakarta-Lubuklinggau pulang pergi," ungkapnya kembali. 

Saat ini di Komisi V DPR RI, ia pun berupaya meningkatkan dibidang pertanian, perternakan dan Kehutanan. Disetiap resesnya, ia menyalurkan aspirasinya dengan memberikan bantuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan). 

Selain itu juga banyak kontribusi yang sudah ia salurkan. Mengentaskan kawasan kumuh di Lubuklinggau, membangun jalan provinsi dan jalan Kota/Kabupaten, Alsintan mulai dari handtrakctor roda tiga dan roda empat, combine, pompa air, dan program UFO, bibit gratis, mengatasi konflik perkebunan di Mura dan Muratara, 1.500 bantuan rumah swadaya di Lubuklinggau, Mura dan Muratara, serta bantuan lainnya yang bisa ia sumbangkan.

"Insya Allah, Alsintan yang kita berikan guna memajukan pertanian di Sumsel bisa lebih banyak lagi. Target tahun 2018, 1.500 Alsintan bisa saya serahkan ke Poktan," tegasnya. (Hadi Setyono)