Jakarta, MERDEKANEWS - Sepanjang 2018, kasus kekerasan terhadap anak masih terjadi. Bahkan, kasus bully makin mengkhawatirkan.
Bully sering terjadi di sekolah. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengekspose hasil pengawasan kasus selama 2018. Ada sembilan bidang yang merilis hasil pengawasan kasus sepanjang 2018, salah satunya bidang pendidikan.
Data bidang pendidikan, kasus anak pelaku kekerasan dan bullying yang paling banyak terjadi. “Dari 161 kasus, 41 kasus di antaranya adalah kasus anak pelaku kekerasan dan bullying,” ujar Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti kepada Tempo pada Senin, 23 Juli 2018.
Retno merinci, data kasus bidang pendidikan dikategorikan menjadi lima bentuk yakni; anak korban tawuran, anak pelaku tawuran, anak korban kekerasan dan bullying, anak pelaku kekerasan dan bullying, dan anak korban kebijakan (pungli, dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah).
Menurut data KPAI, jumlah kasus pendidikan per tanggal 30 Mei 2018, berjumlah 161 kasus, adapun rinciannya; anak korban tawuran sebanyak 23 kasus atau 14,3 persen, anak pelaku tawuran sebanyak 31 kasus atau 19,3 persen.
Lalu, anak korban kekerasan dan bullying sebanyak 36 kasus atau 22,4 persen, anak pelaku kekerasan dan bullying sebanyak 41 kasus atau 25,5 persen, dan anak korban kebijakan (pungli, dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah) sebanyak 30 kasus atau 18,7 persen.
Untuk itu, dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional kali ini, KPAI akan mengkampanyekan stop bullying dan menggelar roadshow ke beberapa daerah dengan menggandeng Young Lex dan Surya Film.
Retno Listyarti mengatakan, KPAI akan mensosialisasikan dampak buruk bully bagi tumbuh kembang anak. Nantinya, ucap dia, Young Lex akan menyampaikan tips kepada siswa dalam menghadapi cyber bullying.
"Para artis Surya Film juga menyampaikan pengalaman mereka dirundung saat menjadi siswa dan bagaimana harus berjuang mengatasinya," tuturnya.
Rangkaian acara kampanye stop bullying ke sekolah-sekolah ini ditutup dengan memilih lima siswa untuk menjadi duta stop bullying di sekolah. Selain itu, semua elemen sekolah akan membacakan petisi serta membuat cap telapak tangan ppada petisi.
"Cap telapak tangan ini menyimbolkan tolak bully dan kekerasan dalam bentuk apa pun," ucap Retno.
Roadshow yang digelar KPAI di 13 kota di Indonesia ini sudah berlangsung mulai 17 Juli 2018 hingga 31 Juli 2018 nanti. Beberapa kota tersebut adalah Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, Bekasi, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Medan, Palembang dan Makassar.
(Sam Hamdan)
-
Kemenag Terus Sosialisasikan Pesantren Ramah Anak dan Regulasi Penanggulangan Kekerasan pihaknya terus mensosialisasikan tentang pesantren ramah anak dan menyusun regulasi tentang penanggulangan kekerasan di pesantren
-
Dukung Gerakan Sekolah Sehat, Kemendikbudristek Luncurkan Roadmap Sanitasi Sekolah 2024-2030 Sarana Sanitasi Sekolah yang berketahanan iklim dan inklusi mempunyai dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak secara keseluruhan
-
Kronologi Terungkapnya Kasus Video Pornografi Anak Berawal dari perkenalan di salah satu media sosial
-
Pasti Dikenakan Sanksi, Binus Tak Ada Toleransi dalam Kasus Bullying seluruh pihak yang terlibat dalam aksi perundungan itu bakal dikenakan sanksi sesuai aturan yang ada.
-
Polisi Tangani Kasus Anak Vincent Rompies Diduga Terlibat Perundungan di Binus Serpong aksi tersebut berakibat korban harus mendapat perawatan di rumah sakit