Jakarta, MERDEKANEWS - Era digital membawa berkah para penggiat media sosial. Data dari Twitter ada sekitar 70 juta yang sudah dibekukan.
Twitter melakukan 'bersih-bersih' akun nakal. Hal ini guna menangkal informasi palsu yang beredar di linimassa Twitter.
Media jejaring sosial itu dilaporkan menangguhkan 70 juta akun palsu selama Mei hingga Juni 2018. Bahkan perusahaan tersebut membersihkan lebih banyak bot daripada yang diperkirakan sebelumnya.
TheWashingtonPost, pembersihan terhadap pengguna palsu ini untuk mengurangi dampak kesalahan informasi. Pasalnya, akun-akun yang dibekukan Twitter berpotensi membawa dampak buruk bagi pengguna lainnya.
VP Trust and Safety Twitter mengatakan bahwa akun-akun itu tidak men-tweet secara teratur. Pembekuan 70 juta pengguna di seluruh dunia oleh Twitter masih terdengar seperti pukulan bagi perusahaan yang berjuang untuk meningkatkan basis penggunanya.
Kendati begitu, ‘pemecatan’ yang diduga bodong dan mungkin dimanfaatkan oleh orang tak bertanggung jawab itu sesuai dengan dampak positif yang akan diterima pengguna aktif lainnya.
Sumber mengatakan bahwa ada debat internal yang alot mengenai keputusan untuk menargetkan akun palsu di Twitter.
Kabarnya, itu adalah tekanan politik setelah Kongres memanggang perusahaan pada litani rekening palsu yang dikendalikan Rusia. Hal ini mendorong Twitter untuk mengejar tindakan lebih agresif untuk membatasi bot di platformnya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Twitter memang tengah memerangi spam dan bot berbahaya dalam skala besar. Salah satu caranya adalah dengan mengutamakan sikap proaktif untuk mengidentifikasi akun dan perilaku bermasalah.
Langkah ini dinilai lebih menguntungkan ketimbang menunggu sampai menerima laporan dari pengguna.
Dalam strateginya, Twitter berfokus pada pengembangan perangkat machine learning yang mampu mengidentifikasi dan mengatasi jaringan akun. Termasuk dalam kategori spam dan bot secara otomatis.
"Ini membantu mengatasi upaya memanipulasi percakapan di Twitter dalam skala besar, lintas bahasa, dan zona waktu, tanpa mengandalkan laporan semata," tulis Twitter dalam keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com, Jumat (29/6).
Selama Mei 2018, sistem Twitter berhasil mengidentifikasi lebih dari 9,9 juta akun spam atau bot per minggunya.
Angka itu naik dari 6,4 juta pada Desember 2017 dan 3,2 juta pada September di tahun yang sama. Berkat peningkatan teknologi dan proses selama setahun terakhir, Twitter kini bisa menghapus 214 persen lebih banyak akun yang melanggar kebijakan mengenai spam dari tahun ke tahun.
Pada waktu yang bersamaan, jumlah rata-rata angka laporan terkait spam yang diterima melalui sistem pelaporan Twitter terus menurun. Dari rata-rata 25 ribu per hari pada Maret ke angka sekitar 17 ribu per harinya selama Mei 2018.
Terdapat penurunan sebanyak 10 persen pada laporan terkait spam. Penurunan jumlah laporan ini menandakan bahwa pengguna menghadapi lebih sedikit spam di linimassa, fitur penelusuran, dan seluruh produk Twitter.
(Ira Safitri)
-
Jaga Aspek Keberlanjutan Lingkungan Event MotoGP Mandalika, BRI Peduli Berhasil Kelola 22 Ton Sampah Jaga Aspek Keberlanjutan Lingkungan Event MotoGP Mandalika, BRI Peduli Berhasil Kelola 22 Ton Sampah
-
KAI Angkut 50,98 Juta Ton Barang Hingga Triwulan III 2024 KAI Angkut 50,98 Juta Ton Barang Hingga Triwulan III 2024
-
Gateways Study Visit Indonesia 2024: Lebih dari Intervensi, Teknologi Perkuat Ekosistem Pendidikan Gateways Study Visit Indonesia 2024: Lebih dari Intervensi, Teknologi Perkuat Ekosistem Pendidikan
-
Menkes Resmikan Gedung Ngoerah Sun Wellness and Aesthetic Center Garapan Hutama Karya Menkes Resmikan Gedung Ngoerah Sun Wellness and Aesthetic Center Garapan Hutama Karya
-
HUT ke-24 Provinsi Banten, Pj Gubernur Al Muktabar Lakukan Doa Bersama Ribuan Pegawai dan Masyarakat HUT ke-24 Provinsi Banten, Pj Gubernur Al Muktabar Lakukan Doa Bersama Ribuan Pegawai dan Masyarakat