merdekanews.co
Rabu, 27 Juni 2018 - 00:12 WIB

Beras Raskin Dijual, Melacak Mafia Beras di Bulog

Sam Hamdan - merdekanews.co
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas)

Jakarta, MERDEKANEWS - Ternyata di Bulog banyak 'pemain'. Para pemain itu diduga bercokol di Bulog dengan menjual beras miskin kepada para mafia.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengaku menemukan ada oknum Bulog yang nakal membantu mafia beras menjual beras miskin kualitas rendah.

Buwas mengaku telah mengantongi nama-nama oknum yang bersangkutan dan telah menyerahkannya pada satgas pangan. Dia juga telah menemukan sekitar 200 ton beras yang memang dimonopoli oleh oknum Bulog dengan para mafia.

"Ini kita berikan ke teman-teman satgas pangan dan dapat dengan mudah didapat dan diketahui untuk penindakan agar tidak ada unsur kesengajaan (sengaja menjual beras kualitas rendah) berulang," kata Buwas di Kementerian Sosial, Jakarta, Selasa (26/6/2018).

Buwas enggan merinci di mana keberadaan oknum bulog yang disebut sudah bekerja sama dengan para mafia beras. Namun ia memastikan, para oknum pegawai bulog tersebut akan mudah ditangkap dan dilakukan penindakan tegas.

"Di seluruh Indonesia saya sudah kasih petanya. Nggak boleh dikasih tahu, itu bocor. Pokoknya nanti ditangkap," tegas dia.

Satgas pangan adalah tim yang dibentuk pemerintah dengan anggota lintas lembaga dari mulai Polri, KPPU, hingga kementerian teknis terkait.

Buwas menambahkan, beras berkualitas rendah tersebut seharusnya dimusnahkan dengan cara disposal atau dikeluarkan dari gudang dan dijual untuk pakan ternak.

Namun, beras tersebut malah dijual oleh oknum Bulog bekerja sama dengan mafia yang mencampurnya dengan beras lokal dan dijual mahal. Praktik ini merugikan masyarakat.

"Mereka menimbun kalau beras tidak mau mengeluarkan dia bekerja sama dengan oknum di Bulog beras di Bulog dicampur dengan beras lokal dan jadi kemasan dan dijual dengan harga mahal. Beras medium dijual jadi premium terus dengan teknologi dan cara macam-macam lah. Ada sekitar 200 ton kita temukan," katanya.

  (Sam Hamdan)