merdekanews.co
Kamis, 02 Januari 2025 - 07:45 WIB

Oleh: Edi Suryanto

Peran Penting Moda Kereta Api Angkutan Barang Pada Sistem Logistik Nasional

### - merdekanews.co
Penulis EDI SURYANTO (Ketua Umum Serikat Pekerja Kereta Api & Presiden Federasi SP Perkeretaapian)

Moda Angkutan barang menggunakan kereta api sudah ada sejak kereta api dibangun Belanda.

Pada masa itu, yang diprioritaskan justru membawa barang bukan orang. Salah satu contohnya, kereta dipakai untuk mengangkut hasil perkebunan dan hasil hutan dari daerah pedalaman ke pelabuhan, selanjutnya dibawa menggunakan kapal laut ke Eropa ini menunjukkan bahwa roh kereta api adalah angkutan barang. Sementara angkutan penumpang awalnya merupakan penugasan dari pemerintah.

Atas dasar itu, kebijakan KAI untuk kembali memprioritaskan angkutan barang sebagai penopang pendapatan perusahaan, kembali terus ditingkatkan digalakkan. Pulau Jawa & Sumatera adalah pulau terpadat penduduknya di Indonesia yang membutuhkan logistik paling besar. Untuk mengangkut logistik dibutuhkan kereta api untuk mendistribusikannya.”

Namun yang menjadi kendala. persoalan, kemampuan kereta api pada saat itu untuk memaksimalkan angkutan barang sangat terbatas.
Karena, sarana dan armada yang dimiliki perusahaan masih terbatas.

Sementara kondisi prasarana rel juga perlu pembenahan sesegera mungkin. Sarana lokomotif dan gerbong  INFRASTRUKTUR LOADING UNLOADING kalaupun ada, jumlahnya terbatas dan usianya sudah sangat tua. Makanya tak heran, kalau kemudian pasar angkutan barang banyak diambil oleh trucking dan moda lain.

Angkutan Barang dengan “Customized Customer”

Gerbong barang memiliki jenis dan karakteristik tertentu. Sebelumnya jenis gerbong yang dimiliki adalah gerbong beratap dan berdinding, dan gerbong berdinding tapi tanpa atap.

Kepemilikan dua gerbong inilah yang kemudian diklaim para pengusaha kaku alias tidak fleksibel. Kritik tersebut tidak membuat perusahaan menjadi mandeg dalam mencari konsumen, tetapi justru sebaliknya menjanjikan akan melakukan perubahan pada gerbong yang dimiliki dan akan diubah berdasarkan barang yang akan dibawa.

Contohnya angkutan baja coil dari Cilegon ke Waru, Surabaya.  Kalau sebelumnya baja dibawa menggunakan gerbong berdinding tanpa atap (gerbong TTW atau YYW), tetapi karena gerbong tersebut tidak multi fungsi, maka perusahaan menggantinya dengan yang berjenis PPCW (Sistem Kontener modern), sehingga bisa dipakai untuk membawa baja ke Surabaya  dan baliknya membawa komoditas lainnya.

Dengan mengganti gerbong yang bisa multi fungsi maka pada akhirnya ongkos bisa lebih murah. Langkah ini tentu saja sangat menguntungkan bagi KAI dan juga bagi pemilik muatan barang.

Sebelumnya, gerbong untuk mengangkut barang disamping terbatas jumlahnya, desain dan karakternya hanya cocok untuk membawa barang tertentu. Jadi kalau barangnya cocok diangkut, kalau tidak cocok ditinggal.

Namun setelah banyak berbenah dan ganti sistem dan pola bisnis  baru di perkeretaapian nasional, serta pola yang digunakan manajemen untuk mencari konsumen berubah 180 derajat. Kalau yang semula hanya berorientasi pada jenis produknya, sekarang orientasinya didasarkan pada konsumen.

Dengan pola itu, manajemen berani mengubah desain dan karakteristik gerbong sehingga bisa dipakai untuk membawa barang milik konsumen tersebut. Kalau sebelumnya menggunakan gerbong berdinding tanpa atap, sekarang diganti menjadi gerbong datar atau PPCW sehingga bisa dipakai untuk membawa semen, pupuk, baja, kayu dan lainnya.

Sementara itu dari sisi rute, sebelumnya rute kereta api hanya dari Jakarta menuju Surabaya. Tetapi sekarang, tujuannya disesuaikan dengan permintaan konsumen.

Misalkan, dari Arjawinangun yang berdekatan dengan pabrik Semen Tiga Roda di kawasan Palimanan menuju Prambanan, Arjawinangun-Purwokerto dan Nambo-Kalimas bisa dilayani KAI.

Selanjutnya untuk memberikan layanan all in KAI menugaskan anak perusahaan PT. KA Logistik (KALOG) untuk menangani konsumen door to door agar semua masalah bisa menjadi peluang bisnis baru, peluang bisa diraih.

Saat itu, angkutan barang hanya rute Jakarta-Surabaya, tetapi karena keinginan customer maka rute yang akan dilalui bisa disesuaikan dengan permintaan. Sepanjang masih ada jalur kereta api, pasti akan dilayani.

Salah satu contohnya adalah angkutan AMDK dari Curug, Sukabumi bisa dibawa menuju Jakarta menggunakan kereta api. Pola ini sangat menguntungkan karena dapat  mengurangi kemacetan jalan raya antara Sukabumi-Bogor.

Contoh lainnya, Semen Tiga Roda pertama kali diangkut kereta api dari Stasiun Arjawinangun, Cirebon, tujuan Purwokerto. Dari sisi jarak memang pendek, tetapi keputusan untuk menerima order itu adalah langkah awal untuk membuka peluang bagi dan untuk meraih rute yang lain.

Pada masa itu ada pihak  yang meragukan dan mempertanyakan mengapa manajemen menerima order tersebut, padahal jaraknya pendek dan akan merugikan. Namun, mereka tidak mengira kalau setelah order itu, perusahaan justru mendapatkan kontrak untuk membawa semen dari Nambo hingga ke Banyuwangi.

Bagi orang awam, angkutan barang adalah gerbong dan lokomotif saja. Ternyata untuk kebutuhan logistik, tidak cukup hanya gerbong dan lokomotif. Tetapi juga butuh truk, petikemas, CY &  alat bongkar muat,  komplek pergudangan, jasa cuci dan pembersihan gerbong.  

Pernak pernik diluar angkutan kereta api itu menjadi peluang bagi KAI. Melalui anak perusahaan KALOG jasa pergudangan, jasa angkutan truk, muat bongkar, jasa cuci dan pembersihan gerbong ditangani secara  sangat serius, sehingga kegiatan  ini memberikan nilai bagi perusahaan.

Tetapi ada juga yang memahami bahwa angkutan barang itu hanya dari stasiun ke stasiun Stasiun to Stasiun. Padahal yang terjadi tidak demikian.

KAI bahkan juga menjual jasa angkutan all in yaitu angkutan BBM Pertamina dari depot ke konsumen hingga ke tujuan Door to Door ke rumah Konsumen langsung.

Demikian halnya dengan angkutan kontainer yang bisa diambil dan diantar oleh perusahaan kereta api melaui anak perusahaan KALOG hingga ke konsumen akhir.

Pelayanan angkutan barang dengan kereta api kini penuh inovasi. Baik dari sisi rute, cara pengangkutan dan angkutan lanjutannya, yakni untuk mengambil dan mengantar barang ke konsumen semuanya dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia.

Dengan inovasi ini, target kontribusi Peran  moda angkutan Barang akan terus dinaikkan tercatat 57.8  juta Tahun 2023 Ton naik 9 %  menjadi 63 Juta Ton Tahun 2024 .

Angkutan barang yang memiliki tingkat Solusi tinggi buat sistem Logistik nasional dengan mengurai beban jalan nasional dan efisiensi logistik nasional yang diprogramkan pemerintah misalnya angkutan batu bara di Sumatera Selatan yang menjadi  backbone distribusi dan keamanan energy listrik nasional dan devisa negara dalam Energy batubara komersial ke luar negeri, dan frekuensi angkutan peti kemas lintas utara Jawa, Jakarta-Surabaya.

Komoditi yang mempunyai profitabilitas tinggi digenjot.  Sementara yang menyumbang peran dan kontribusi angkutan barang dalam sistranas dan silognas dengan target solusi mengatasi persoalan beban jalan dan aspek lingkungan serta mengurangi beban polusi serta kemacetan adalah  angkutan batu bara dengan target yang lebih tinggi seiring dengan program green energy di tahun 2045, angkutan peti kemas, dan angkutan semen serta potensi angkutan baru.

Kinerja Moda Angkutan KA ini disebabkan kinerja operator Dan Badan Pengelola yaitu PT KAI Yang semakin baik dalam menjalan fungsinya dalam sistranas dan silognas yang perlu terus didukung dalam menjalankan fungsi penugasan dalam sistranas yang selalu dijalankan terbaik dan sukses dibandingkan oleh pihak pihak lain.

Sehingga market share dan pelayanan nya terus membaik dan kondisi terbaik sehingga fungsi peran dan kelembagaan holding KAI sebagai badan penyelenggara sarana, prasarana dam.pengelolaan aset lainnya terjaga dengan baik dan perlu penguatan kelembagaan dalam aturan dari negara ke depannya. Baik untuk angkutan penumpang komuter , high speed , lrt dan ka barang dalam silognas karna belum ada yang terbukti nyata operator sebaik KAI.

Sehingga penguatan kelembagaan perlu didukung pada operator terbaik saat ini yaitu KAI khususnya di Sistem Moda Angkutan Barang nasional.

Komoditi angkutan KA  peti kemas untuk lintas Utara Jawa KAI AKAN TERUS DIKEMBANGKAN dengan INTEGRASI dengan moda angkutan di pelabuhan dan darat sehingga akan terus ditingkatkan mampu mengangkut 60 kontainer dengan 30 gerbong setara 60 truk dalam sekali tarik atau sekali perjalanan. 

Angkutan semen juga sama dengan 30 gerbong. Sedangkan di Sumetara Selatan angkutan batu bara bisa membawa 60- 60  gerbong KKBW lebih yang setara dengan +/-  300 truk. KA Babaranjang  yang panjangnya hampir +/-  1 km. 

Demikian besar angkutan kereta api barang dalam sistem angkutan logistik nasional dengan tetap menjaga kesinambungan dan integrasi dengan lingkungan di sekitarnya dan terintegrasi dengan pengembangan lingkungan dan tata lingkungan jalan raya di provinsi dan kabupaten tercipta integrasi dari sisi keselamatan dan kelancaran angkutan jalan raya dan KA yang sesuai Undang Undang dengan prinsip perlintasan yang sesuai dengan peraturan agar tercapai keselamatan dan kelancaran Traffic.  ***

(###)