merdekanews.co
Minggu, 01 September 2024 - 16:05 WIB

Pendidikan Kecakapan Wirausaha Tekun Tenun, Peluang Generasi Muda Kembangkan Kerajinan Tradisi

Indra - merdekanews.co
Kemendikbudristek menampilkan gelar wicara dengan tajuk “Peluang Mengembangkan Kerajinan Tradisi Nusantara di Tangan-tangan Muda” sebagai rangkaian acara Pameran Kriyanusa 2024. Gelar wicara berlangsung di Panggung Utama Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Sabtu (31/8).

Jakarta, MERDEKANEWS -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menampilkan gelar wicara dengan tajuk “Peluang Mengembangkan Kerajinan Tradisi Nusantara di Tangan-tangan Muda” sebagai rangkaian acara Pameran Kriyanusa 2024. Gelar wicara berlangsung di Panggung Utama Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Sabtu (31/8).

Gelar wicara menghadirkan empat narasumber, yaitu Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin; Ketua Dekranasda Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, Harta Rohana Situmorang; Lulusan PKW Tekun Tenun dan Kriya dari Dekranasda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Maria Devita; dan desainer muda, pengusaha, sekaligus pemengaruh (influencer), Ariy Arka.

Dalam gelar wicara tersebut, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, mengungkapkan bahwa Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tekun Tenun dan Kriya merupakan program khusus Kemendikbudristek melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, sekaligus menjadi program kolaborasi Kemendikbudristek dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) yang berlangsung sejak tahun 2020.

“Setidaknya ada dua dampak penting dari PKW. Pertama yaitu melahirkan wirausaha muda. Kata penting dari wirausaha muda adalah bagaimana ia sukses bukan hanya menghasilkan uang, namun juga membuka lapangan pekerjaan untuk lingkungan sekitarnya. Kedua, PKW membawa kebanggaan terhadap budaya, di mana sisi ini mampu mengangkat kearifan lokal, menghasilkan karya yang bagus, serta membawa dampak ekonomi bagi daerah tersebut,” ujar Tatang.

Ia menambahkan, PKW terus melakukan ekspansi dan berupaya menjangkau kerja sama dengan seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia. PKW dapat diakses oleh masyarakat dengan usia 15 s.d. 25 tahun yang tidak sedang bersekolah. Para peserta nantinya akan mendapatkan bimbingan wirausaha selama satu bulan, sehingga diharapkan mampu menggugah semangat dan potensi mereka dalam berwirausaha.

Tatang menuturkan, di Pameran Kriyanusa 2024, Kemendikbudristek menampilkan stan yang berisikan karya dari lulusan PKW dari tahun 2021 s.d. 2023. “Stan tersebut juga turut merepresentasikan kain tenun dari barat hingga timur Indonesia,” tuturnya.

Ia berharap para generasi muda ke depannya semakin banyak yang berpartisipasi dalam program PKW. “Dalam menjalani sebuah usaha pastinya akan mengalami berbagai tantangan. Oleh karena itu, PKW Kemendikbudristek memberi peluang kepada generasi muda untuk terus mengasah kemampuan diri agar menjadi wirausaha muda yang tangguh, hebat, dan menginspirasi banyak orang,” ucap Tatang.

Terkait  dampak PKW, Ketua Dekranasda Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, Harta Rohana Situmorang, mengungkapkan bahwa PKW telah berdampak positif bagi generasi muda di Kabupaten Samosir untuk menenun, dan memberikan bekal masa depan pemuda di sana untuk terus menenun. Di Kabupaten Samosir, jelasnya, pada tahun 2022, PKW pertama kali diikuti 20 peserta. Kemudian pada tahun 2023 bertambah menjadi 50 peserta hingga tahun 2024 juga diikuti 50 peserta.

”Pemerintah Kabupaten Samosir mengapresiasi kerja sama Kemendikbudristek dengan Dekranasda Kabupaten Samosir. Dengan adanya PKW, setidaknya warga Kabupaten Samosir tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk belajar menenun. Melalui PKW, mereka mendapatkan bimbingan secara gratis dan difasilitasi alat tenun yang sudah disediakan,” ujar Rohana.

Ia menuturkan, beberapa lulusan PKW Kabupaten Samosir telah berhasil mendapatkan pembeli dari luar Pulau Sumatra, di antaranya sudah memiliki pelanggan di Jakarta dan beberapa daerah di Pulau Jawa. Ia menyebut, keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan mereka dalam mempromosikan karyanya melalui berbagai media digital, seperti aplikasi WhatsApps, Instagram, dan media sosial lain.

“Kami dari pemerintah Kabupaten Samosir juga melakukan pendampingan kepada peserta dan lulusan PKW. Kami terus melakukan pengawasan dan bertanya terhadap kendala yang dihadapi, serta memberikan bantuan atau solusi dari keluhan tersebut,” tutur Rohana.

Ia berharap, program PKW Tekun Tenun di Kabupaten Samosir terus mampu memberikan arah positif kepada generasi muda di sana untuk menggali dan mengembangkan ketrampilan menenun, sehingga  mampu menurunkan angka pengangguran di Kabupaten Samosir.

“Selain bermuara pada pendapatan, kami berharap PKW dapat membuat regenerasi menenun di Kabupaten Samosir terus terjaga. Ke depannya, semoga banyak penenun muda yang menghasilkan banyak karya dan mengangkat ekonomi Kabupaten Samosir,” ujarnya.

Praktik baik dan dampak program PKW dirasakan oleh salah satu Lulusan PKW Tekun Tenun dan Kriya dari Dekranasda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, yaitu Maria Devita. Dalam gelar wicara tersebut Devita bercerita bahwa dirinya belajar menenun dari ibunya. Saat ini Devita yang lulusan sekolah dasar tersebut sudah berhasil membuat ratusan karya tenun, sekaligus memasarkannya melalui media daring dan luring.

“Rasanya senang dan bangga saat mengikuti PKW, banyak pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan, sehingga menjadi bekal untuk diri saya menjalani wirausaha ke depannya,” ucap Devita.

Dalam gelar wicara, ditampilkan salah satu tenun karya Maria Devita yang bermotif Nagalam sepanjang empat meter. Devita menuturkan, kain tenun tersebut dibuatnya selama satu minggu dan motif Nagalam tersebut merupakan salah satu cerita kearifan lokal yang diangkat dari daerahnya.

“Selama melakukan wirausaha bertenun, puji syukur penjualan kain tenun saya sudah sampai ke luar NTT. Hal itu saya bisa lakukan karena selain di media WhatsApps, saya juga mempromosikan kain tenun saya di media Facebook. Serta berharap PKW ke depannya jauh lebih baik lagi,” tutur Devita.

Sementara itu, desainer muda Ariy Arka, mengapresiasi program PKW Tekun Tenun. Ia berharap program ini dapat terus dilanjutkan di tahun-tahun mendatang. Sebagai desainer muda, pengusaha muda, dan pemengaruh, menurutnya penggalian keterampilan sangat dibutuhkan generasi muda untuk memantik dan menghasilkan ide membuka sebuah wirausaha.

“Kehadiran PKW diharapkan membuat para generasi muda siap terjun lapangan atau dunia industri dan membuat mereka menjadi wirausaha yang siap tempur,” ungkap Ariy.

Ia menambahkan, sepak terjangnya menjadi desainer muda juga terinspirasi dari desain tenun Nusantara. Sebagai anak bangsa, ia ingin membawa dan mempromosikan budaya Indonesia melalui tenun Nusantara ke level internasional.

“Menghasilkan karya yang baik juga dipengaruhi bagaimana kita juga harus mampu membaca keinginan pasar dan membuat inovasi dari karya yang dihasilkan sehingga publik dapat melihat, menilai, dan berkeinginan untuk menggunakan hasil karya yang kita hasilkan,” kata Ariy.

Ia berharap, ke depannya para desainer muda terus menghasilkan karya yang bukan hanya berorientasi pada pendapatan, namun juga mengangkat budaya tenun Nusantara.

“Jangan pernah takut untuk melakukan sesuatu, teruslah bergerak untuk berkarya dan terus memberikan dampak positif. Semoga ke depannya PKW terus melahirkan banyak fashion designer muda yang membawa budaya Indonesia tampil di kancah internasional. Selain itu, kehadiran wirausaha muda diharapkan dapat menginspirasi wirausaha lainnya untuk terus konsisten berkarya dan membuat kemajuan bagi lingkungan sekitarnya,” ujar Ariy.

(Indra)