JAKARTA, MerdekaNews – Gonjang-ganjing rumah tangga dr Letty Sultri (46) dan dr Ryan Helmi ternyata sudah lama. Keduanya sering terlibat cekcok.
Bahkan, Helmi disebut-sebut sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya. Aksi KDRT yang dilakukan Helmi dari memukuli hingga lebam hingga menyeretnya.
Aksi sadis Helmi berakhir dengan peristiwa penembakan. Dia menembak istrinya di Klinik Azzahra Medical, Jl Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur pada Kamis 8 November 2017 pukul 14.30 WIB.
Tanpa belas kasihan, Helmi membabi buta memuntahkan peluru ke arah istrinya. Letty yang telah membina rumah tangga bersama Helmi selama 5 tahun itu tewas seketika.
Pihak keluarga menceritakan Helmi kerap mengancam akan membunuh Letty jika diceraikan. Hingga akhirnya Helmi melakukan perbuatan kejam tersebut.
"Selama proses (cerai) berlangsung, pelaku telah mengajukan beberapa kali ancaman kepada almarhumah akan membunuh almarhumah dan keluarga sehingga terjadilah kejadian seperti ini," ujar anggota keluarga Letty, Gulfan Afero, lewat pesan singkat, Kamis (9/11/2017).
Letty juga dipukuli Helmi hingga menderita lebam di sekujur tubuhnya. KDRT itu pernah dilaporkan ke kantor polisi dan Letty sudah menjalani visum.
"Salah satu alasan yang mendorong almarhumah melakukan gugatan cerai adalah setelah dipukul oleh suaminya dan sekujur tubuhnya lebam. Almarhumah telah melaporkan kasus pemukulan tersebut tersebut ke kepolisian setempat dan telah dilakukan visum," jelas Gulfan.
Tak tahan kerap mengalami KDRT, Letty akhirnya mengajukan gugatan cerai. Namun, Helmi menolak diceraikan.
Salah seorang anggota polisi yang memeriksa Helmi mengatakan Letty pernah diseret oleh pelaku ke luar rumah. "Dia pernah seret istrinya dari luar ke dalam rumah, 'Itu yang buat istri saya mau cerai'," kata anggota itu sambil menirukan omongan Helmi.
Ternyata tak hanya kasus KDRT, Letty juga disebut tidak tahan dengan skandal pemerkosaan yang dilakukan suaminya itu. Korban perkosaan itu merupakan karyawan Klinik Azzahra, tempat istrinya berpraktik. Namun kasus pemerkosaan ini tidak dilaporkan oleh korban ke polisi.
Di mata keluarga, Letty dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan penyayang. Dia menyimpan rapat-rapat kasus KDRT yang dialaminya kepada keluarganya.
"Nggak, dia nggak pernah (ceritakan KDRT yang dialaminya), dia tertutup tapi kan bisa dilihat dari raut muka stres itu pasti ada," kata kakak kandung Letty, Afifi Bahtiar, di kediaman Letty, Jalan Sunan Ampel, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (9/11).
Afifi mengatakan Letty tak pernah mengaku dipukuli suaminya. Malah dia baru tahu soal memar KDRT itu dari foto Letty di grup WhatsApp (WA) keluarganya.
"Saya kan nggak tinggal di Jakarta, tapi saya pernah dengar sering memar itu, pas ditanya katanya jatuh. Ya kita pikir benar jatuh, pas lama-lama kita lihat itu terakhir itu kemarin dia ke dokter, ada grup WA keluarga di foto itu memar semua (kaki dan tangan) ya sudah saya sarankan proses saja lapor ke polisi," tutur Afifi.
"Dan dia minta jangan proses hukum, cerai sajalah, tapi saya maunya proses hukum gitu supaya jera dan adik saya nggak mau," kata dia.
Dapat Bisikan Aneh
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta mengaku, kalau pihaknya telah melakukan tes urine terhadap Helmi. Hasilnya, Helmi positif mengandung benzodiazephine.
"Hasil tes urinenya positif benzo. Untuk jenis obatnya masih kami dalami," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta, Jumat (10/11/2017).
Benzodiazepine adalah obat yang dikategorikan sebagai obat psikoaktif. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi gejala gangguan psikologi seperti gangguan kecemasan (anxiety disorder) dan insomnia.
Sementara Helmi sendiri mengakui bahwa dia meminum obat penenang. Ia mengklaim konsumsi obat penenang sesuai resep dokter. "Iya saya memang pakai obat penenang, alganax," kata Helmi kepada petugas semalam.
Akan tetapi, Helmi juga mengaku bahwa dia melakukan penembakan itu karena mendapat bisikan. Polisi masih mendalami keterangannya. (K Basysyar A/DTC)
-
Buka JMFW 2025, Mendag Zulhas: Modest Fashion Salah Satu Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Nasional Buka JMFW 2025, Mendag Zulkifli Hasan: Modest FashionS alah Satu Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Nasional
-
Satu Dekade Kepemimpinan Jokowi, Polri Bentuk Ditressiber di 8 Polda Satu Dekade Kepemimpinan Jokowi, Polri Bentuk Ditressiber di 8 Polda
-
UMKM Binaan Pertamina Go Global, Sepakati Tiga Kerja Sama Dagang di Hari Pertama Trade Expo Indonesia 2024 UMKM Binaan Pertamina Go Global, Sepakati Tiga Kerja Sama Dagang di Hari Pertama Trade Expo Indonesia 2024
-
Proses Sertifikasi Halal Lebih Cepat, Menag: Ribuan Lapangan Kerja Tercipta Proses Sertifikasi Halal Lebih Cepat, Menag: Ribuan Lapangan Kerja Tercipta
-
Menhub Dukung Hilirisasi Sawit untuk Industri Penerbangan dan Pelayaran Menhub Dukung Hilirisasi Sawit untuk Industri Penerbangan dan Pelayaran