Jakarta, MERDEKANEWS -- Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan bahwa negara tidak boleh pelit untuk berinvestasi di bidang pendidikan saat menanggapi tanggapan para kandidat soal kesejahteraan guru dalam debat kelima Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Menurutnya, seluruh pihak harus memandang bahwa pengeluaran di bidang pendidikan jangan dianggap sebagai biaya, tapi pandanglah sebagai investasi.
"Karena itu, negara jangan pelit kalau bicara tentang investasi di bidang pendidikan, jangan pelit kalau sama guru, jangan pernah kita memberikan yang seminim mungkin untuk guru," tegasnya di debat capres pamungkas di Jakarta, Minggu (04/02) malam.
Anies menginginkan guru mendapatkan ganjaran yang adil dari negara agar mereka bisa berkonsentrasi dalam mendidik anak-anak di Tanah Air.
Ia juga mengatakan bahwa kesejahteraan pendidik, baik guru maupun dosen, menjadi kunci dari pendidikan anak bangsa yang berkualitas agar mereka bisa fokus mengajar.
Menurut dia, prinsip untuk menyejahterakan para pendidik menjadi tanggung jawab bagi siapa pun pemangku kebijakan di Indonesia. Hal itu karena pemangku kebijakan memiliki prinsip tersebut, kebijakan turunan yang dibuat akan dilaksanakan dengan mudah.
"Terjemahannya adalah pertanyaan apakah tenaga pendidikan di tempat Anda bertanggung jawab sudah mendapatkan penghasilan yang adil dan setara," kata Anies.
Menurut Anies, kebijakan untuk menyejahterakan pendidik juga akan menyelesaikan masalah puluhan ribu guru honorer yang belum diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), serta masalah 1,6 juta guru belum tersertifikasi dan beban administrasi. "Itu semua bisa diselesaikan dengan prinsip tadi," kata dia.
Selain itu, Anies berjanji bakal mempercepat sertifikasi guru; mengangkat 700 guru honorer menjadi PPPK; memberi beasiswa untuk anak guru, dosen, dan tenaga kependidikan; penghargaan dosen dan peneliti; dan mengurangi beban administrasi bagi dosen.
"Prinsipnya ada nilai dulu yang kita pegang, kemudian ada turunan teknisnya, dan bebaskan dari beban yang tidak perlu," kata dia.
-
Lakukan One on One Meeting, Dirut BRI Sunarso & CEO Microsoft Satya Nadella Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia Transformasi digital telah membantu mendongkrak industri perbankan dengan cepat, meningkatkan inklusi keuangan, dan memberdayakan usaha ultra mikro, mikro, kecil, dan menengah yang merupakan salah satu fokus utama BRI
-
Indonesia-Microsoft Jajaki Peluang Pengembangan Teknologi AI dan Talenta Digital Microsoft memiliki pusat penelitian dan pengembangan Asia-Pasifik yang diharapkan dapat dibangun juga di Indonesia. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun smart city di Ibu Kota Nusantara (IKN)
-
Gandeng Epicor, Kadin Digitalisasi Sektor Manufaktur Penerapan teknologi digital untuk efisiensi produksi menjadi kunci agar mampu bertahan di tengah kompetisi bisnis
-
Menteri Anas Dukung Akselerasi Peran BSN dalam Transformasi Digital Standardisasi SPBE menjadi penting dalam penerapan GovTech yang kini tengah dikebut oleh pemerintah
-
Indonesia Ajak Negara PBB Kerja Sama Transformasi Konektivitas Digital Transformasi konektivitas digital memiliki potensi untuk membuka dan mempercepat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) di berbagai sektor, mulai dari keuangan, pendidikan, layanan kesehatan, dan lainnya