
Jakarta, MERDEKANEWS - Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dedi Irawan, angkat bicara isu serangan untuk menjatuhkan kepercayaan publik pada lembaga negara, belakangan massif dialamatkan pada institusi Polri dan TNI.
Dedi Irawan menegaskan, serangan itu belakangan semakin intens seiring masuknya masa kampanye Pemilu 2024.
"Walaupun upaya tersebut menghadapi tantangan besar di tengah tingginya kepercayaan publik terhadap keduanya," ujar Dedi Irawan, hari ini.
Menurutnya, banyak isu miring yang diarahkan kepada Polri dan TNI. Namun faktanya, semua tidak dapat dibuktikan dan menjadi fitnah semata. Dia memastikan jika kondisi itu dibiarkan terus menerus, maka akan sangat berbahaya bagi kondusifitas kehidupan berbangsa dalam menyambut hajat demokrasi lima tahunan.
"Lebih berbahaya lagi, berita-berita fitnah disampaikan oleh tokoh-tokoh, inilah yang kemudian patut diduga mengarah pada upaya sistematis yang akhirnya diarahkan pada chaos di pemilu nanti," katanya.
Dedi berpesan agar para kontestan Pemilu 2024, dapat membantu menjaga situasi kondusif dengan betul-betul berkontestasi dengan mengedepankan gagasan.
"Kami meminta para tokoh yang bersaing untuk mengutamakan persatuan, hindari fitnah yang mengarah pada pecah belah dan mengancam keutuhan NKRI," pungkasnya. (Viozzy)
-
Daftar Negara Paling Korup versi CPI 2024, Indonesia Ada di Posisi Berapa? Indeks Persepsi Korupsi atau Corruption Perceptions Index (CPI) 2024 yang dirilis oleh Transparency International memberikan penilaian terkait tingkat korupsi
-
Hari Ini, Pemegang Saham BBRI Panen Dividen Final Senilai Rp31,4 Triliun Hari Ini, Pemegang Saham BBRI Panen Dividen Final Senilai Rp31,4 Triliun
-
Telkom Tutup Tahun 2024 dengan Kinerja Positif, Pendapatan Konsolidasi Sebesar Rp150 Triliun Telkom Tutup Tahun 2024 dengan Kinerja Positif, Pendapatan Konsolidasi Sebesar Rp150 Triliun
-
Kinerja Keuangan PertaLife Insurance Catat Sejarah Baru, Raih Laba Bersih Rp97,18 Miliar di 2024 Perseroan berhasil membukukan premi bruto sebesar Rp1,252 triliun, melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
-
Korupsi Terjadi karena Ada Persekongkolan dan Ikut Arahan Pimpinan korupsi dapat terjadi karena adanya persekongkolan atau berkomplot untuk melakukan kejahatan, serta mengikuti arahan pimpinan