merdekanews.co
Sabtu, 02 Desember 2023 - 14:00 WIB

Petani dan Peternak Sekitar PLBN Napan Antusias Ikuti Pelatihan Circular Farming

Viozzy - merdekanews.co
Pelatihan dan Bimtek "Circular Farming" di PLBN Napan (Foto dok Humas BNPP)

Timor Tengah Utara, MERDEKANEWS -- Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) bersama Forum Perguruan Tinggi Perbatasan (Fopertas) menfasilitasi pelatihan dan bimbingan teknis "Circular Farming" di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, (30/11/2023). 

Pelatihan dan Bimtek Circular Farming merupakan salah satu bagian dari konsep inovasi bisnis model pertanian sirkular berbasis potensi lokal, untuk selanjutnya mendorong pembangunan laboratorium lumbung ternak nasional di TTU. 

Para petani dan peternak yang mengikuti pelatihan berjumlah total 50 orang. Selanjutnya pelatihan juga diikuti masyarakat lainnya dari kalangan penghobi yang berjumlah 30 orang. Mereka datang dari 4 desa di sekitar wilayah PLBN Napan, seperti Desa Napan, Desa Tes, Desa Faennake dan Desa Baas. 

Para peternak yang tergabung dalam gabungan kelompok ternak terlihat antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka fokus dengan materi yang diberikan oleh 3 narasumber dari pengajar dan praktisi Universitas Gadjah Mada dan Universitas Nusa Cendana. 

Seorang peternak bernama Maria Christian atau biasa dipanggil Mama Marry (55) menjelaskan bahwa, selama ini pakan untuk ternak-ternaknya diberikan secara manual karena tidak mengerti cara mengolah pakan yang baik dan menghemat yang baik untuk menjadi lebih produktif. 

Melalui beberapa materi pelatihan ini, dia bisa memahami pemanfaatan bahan pakan ternak yang sebenarnya berlimpah di sekitar rumahnya tetapi tidak bisa diolah. Mama Marry akan menerapkan pola pengetahuan yang diperoleh pada materi praktik untuk diterapkan pada peternakannya.

"Kami belum pernah tahu dan hal ini, kami bersyukur sekali karena bahan ternak itu ternyata ada di tempat kami dan ada yang mubazir begitu saja karena kami tidak tahu. Kami memberikan pakan kepada hewan kami, binatang kami begitu saja makannya praktis. Hewan-hewan kami atau bintang kami badannya tidak bagus," jelasnya. 

Mama Marry sebenarnya memiliki lahan pertanian dan peternakan yang luasnya mencapai beberapa hektar. Karena kekeringan lahan kosong dan gersang tersebut. Sumber pakan seperti lamtoro, gama, gala-gala bisa disediakan hanya pada musim hujan, tetapi menjadi sangat kekurangan ketika musim kering. 

“Dan tadi ada beberapa bahan, sehingga apa yang kami tanam bisa membantu pertanian dan peternakan. Kami punya bekal untuk mempersiapkan pakan bahan yang berkesinambungan bahkan di musim kering panjang untuk makanan hewan dan pertanian tetap ada,”tambahnya lagi. 

“Kami merasa tersanjung dan berterima kasih karena ibu bapak jauh jauh datang dari Jakarta ke perbatasan negara di sini berbagi ilmu yang sangat luar biasa. Mudah-mudah bimtek, pelatihan seperti ini ada kembali,” tambahnya. 

Sementara itu, peternak milenial Raul Sasi(22) dari Desa Faennake juga mengungkapkan rasa terima kasihnya. Pelatihan ini sangat bermanfaat dan berguna bagi dirinya dan para peternak lain di kampungnya yang berada di perbatasan negara. 

Selama ini, dirinya masih memberi pakan ternak dengan pola lama, hanya melepas sapi ke padang penggembalaan. Dirinya sangat bersyukur dengan materi pembuatan pakan ternak ini bisa mengubah cara pandang terhadap peternakan. 

Selanjutnya Raul juga bersyukur dengan kehadiran PLBN Napan yang bisa menjembatani, kegiatan-kegiatan pelatihan seperti ini. 

“Saat ini saya memiliki 3 sapi, jantan satu dan sisa betina, biasanya hanya kami lepas saja, biar ternak sendiri yang memilih makanan. Hari ini saya banyak belajar dan semoga PLBN Napan terus memberikan pelatihan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Napan, Wendelinus Kefi (32) juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada BNPP dan Fopertas yang telah melakukan Bimtek dan pelatihan pembuatan pakan ternak ini. Dengan Bimtek dan pelatihan ini sudah memberikan bekal ilmu kepada warganya di perbatasan. 

Ia menjelaskan, dengan adanya Bimtek ini, warga dari 6 RT yang dia pimpin, memiliki bekal ilmu untuk memanfaatkan potensi yang ada. Pakan tanaman yang ada di desa sekitar Napan diolah secara kontekstual untuk meningkatkan kualitas ternak dalam menambah populasi. 

“Fermentasi pakan bagi masyarakat ini merupakan hal baru, tapi dapat disesuaikan dengan antusias warga. Kami berharap bisa mempraktikannya,”ungkapnya. 

Dirinya juga terima kasih atas penyerahan bantuan alat cacah rumput. Semoga ke depan warga Desa napan bisa melalukan komunikasi yang lebih baik dan kebijakan BNPP lebih mempedulikan pengembangan potensi-potensi lokal. 

“Terima kasih juga atas hadirnya PLBN Napan ini,”pungkasnya. 

Acara Pelatihan dan Bimtek "Circular Farming" di PLBN Napan dibuka oleh guru besar Universitas Gajah Mada Prof. Dr. Suratman, M.Sc. selaku Ketua Koordianator Fopertas. 

Selanjutnya Dosen Pendidikan Geografi Universitas Nusa Cendana, Bella Theo Tomi Pamungkas S.Pd memberikan materi tentang "Kondisi Geografis Wilayah PLBN Napan Kabupaten Timor Tengah Utara

Dosen Prodi Peternakan Universitas Nusa Cendana, Imanuel Benu S,pt.PhD membawakan "Teknologi Pengolahan Limbah Ternak Sebagai Pupuk Tanaman". 

Sementara itu Ir. Yogi Sidik Prasojo, S.Pt., M.Agr., Ph.D., IPP Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada selaku Instruktur Pakan Ternak memberikan materi praktik tentang "Teknologi Pakan Hijauan, Pakan Ternak Bernutrisi Tinggi. Kepada para puluhan peternak, dirinya memberikan ilmu teknik membuat Pakan ternak komplit fermentasi dengan konsep "Burger Pakan".  (Viozzy)