BALI – Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Teknokratik 2025-2029 untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, data statistik dan informasi geospasial yang akurat, valid, dan terkini menjadi fondasi penting, sesuai pendekatan perencanaan pembangunan yang bersifat tematik, holistik, integratif, dan spasial.
“Pertemuan ini memiliki peran strategis untuk merangsang inovasi dan integrasi data geospasial di Indonesia dan negara-negara Asia-Pasifik, dengan fokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas data geospasial, yang sangat relevan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” jelas Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam pidatonya pada Plenary Meeting UN-GGIM Asia-Pasifik ke-12 dengan tema Embracing Geospatial Innovation for a Sustainable World di Bali, Kamis (9/11).
Di hadapan Sekretariat UN-GGIM Greg Scott, Kepala Badan Informasi Geospasial Aris Marfai, Presiden UN-GGIM Asia-Pasifik Antonius Bambang Wijanarto, dan 56 delegasi berbagai negara, Menteri Suharso menyoroti pentingnya kesadaran tantangan global, seperti perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati atau yang dikenal dengan triple planetary crisis, yang juga menjadi penghambat dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
“Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan manajemen informasi geospasial yang terpadu dalam kerangka kebijakan dan agenda pembangunan berkelanjutan, baik di tingkat nasional, regional, maupun global. Integrasi data geospasial dengan data statistik nasional, serta antara data geospasial darat dan maritim sangat esensial,” ungkap Menteri Suharso.
Menteri Suharso juga mengajak para peserta UN-GGIM Asia-Pasifik yang total diikuti oleh 400 peserta, terdiri dari perwakilan negara anggota GGIM, peneliti geospasial, pemerintah daerah, dan institusi yang bergerak dalam bidang industri geospasial dan penyelenggara informasi geografis untuk menjalankan beragam kolaborasi dalam berbagi pengetahuan dan memperkuat diplomasi terkait pengelolaan informasi dan data geospasial.
Upaya tersebut diharapkan dapat mempertajam strategi mencapai pembangunan berkelanjutan tidak hanya di Indonesia, tapi juga seluruh negara Asia-Pasifik. Selain juga untuk memperkaya pengetahuan kolektif dalam pemanfaatan data geospasial, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang geospasial, dan membuka peluang untuk mengembangkan industri geospasial.
Indonesia berkomitmen penuh untuk mendukung inovasi dan diplomasi di bidang geospasial, khususnya melalui peran Badan Informasi Geospasial Indonesia. Pertemuan Pleno UN-GGIM ke-12 ini diharapkan akan menjadi wadah kesepakatan yang menggerakkan diplomasi dan inovasi di bidang informasi geospasial untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Asia-Pasifik dan skala global. (Viozzy)
-
Bappenas Pastikan Sinkronisasi Pembangunan dengan Program Presiden Terpilih Bappenas Pastikan Sinkronisasi Pembangunan dengan Program Presiden Terpilih
-
Kemenperin: Standar Industri Hijau Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Pada tahun 2024, kami mentargetkan 70 perusahaan industri yang dapat terfasilitasi Sertifikasi Industri Hijau. Di tahap I, sudah ada 48 perusahaan industri yang terdaftar sebagai penerima bantuan fasilitasi tersebut
-
Kadin Dukung Dewan Bisnis Kanada-ASEAN dan AACM Perkuat Kolaborasi Pembangunan Berkelanjutan Kemitraan konkret dalam mengembangkan pembangunan berkelanjutan di wilayah ini adalah kunci untuk pertumbuhan masa depan ASEAN
-
Bappenas - WRI Indonesia Sepakat Susun Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Dekarbonisasi industri nikel dipercaya berkontribusi besar dalam agenda pembangunan transformasi ekonomi sesuai visi Indonesia Emas 2045
-
Kemendagri Tekankan Pembangunan Berkelanjutan Guna Menurunkan Angka Kemiskinan Penurunan angka kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terhitung baik. Catatan kami ke depan kita memerlukan strategi yang melibatkan multiaktor dan sektor dengan basis data kemiskinan yang presisi sehingga penanganan menjadi lebih tepat sasara