merdekanews.co
Selasa, 18 Juli 2023 - 14:55 WIB

Antisipasi El Nino, Ini Arahan Khusus Presiden Jokowi untuk Mentan SYL

Jyg - merdekanews.co
Presiden Joko Widodo dan Mentan Syahrul Yasin Limpo.. (foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan kepada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan jajaran menteri terkait ancaman siklus El Nino terhadap ketahanan pangan.

Berdasarkan prediksi BMKG siklus el nino bakal mengalami puncaknya di bulan Agustus-September 2023 mendatang. Presiden meminta kepastian ketersediaan stok pangan, terutama beras, guna mengantisipasi El Nino.

"Perintah Presiden ini harus diseriusi, kita tidak boleh bersoal khususnya dengan beras dan lain-lain agar benar antisipasinya, sejelek mungkin harus dipersiapkan," kata Syahrul setelah rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/07).

Jokowi meminta Kementerian Pertanian (Kementan) memetakan zona daerah berdasarkan kondisi dan faktor pendukung produksi pangan.

Pertama, zona hijau yakni daerah yang airnya sangat cukup. Zona ini, kata Syahrul, harus didukung dengan optimalisasi penanaman dan upaya pengendalian produksi pangan.

Kedua, adalah zona kuning yang artinya daerah dengan suplai air yang cukup. "Daerah airnya pas-pasan ini harus ada intervensi-intervensi terutama untuk mengendalikan air irigasi, embung dan lain-lain, dan kerja sama dengan daerah," kata dia.

Ketiga, adalah zona merah. Di daerah ini, kata Syahrul, perlu ada tindak lanjut penanaman komoditas-komoditas dengan varietas yang tidak memerlukan banyak air. Di zona merah ini, kata dia, perlu disikapi dengan persiapan dibangunnya lumbung pangan.

Oleh karena itu, Kementan mempersiapkan sejumlah provinsi yang akan menjadi penyangga utama produksi pangan saat El Nino terjadi yakni, antara lain, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan tiga provinsi di Jawa yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Penyikapan-penyikapan harus bagi tugas dengan daerah, bupati itu mempersiapkan apa dengan jajarannya, provinsi juga punya tanggung jawab sendiri, dan juga Menteri Pertanian juga mengambil langkah strategis yang dibutuhkan daerah," ujar Syahrul.

Langkah-langkah antisipasi bakal dilakukan serempak di Agustus, termasuk mempercepat penanaman bahan pokok di 500 ribu hektare lahan pada zona hijau.

Dampak Tidak Signifikan
Syahrul juga mengatakan sejauh ini dampak el nino tidak akan terlalu signifikan, apalagi sampai menimbulkan kelangkaan bahan pokok karena produksi yang mandek.

Dari sisi produksi, dia mengatakan Kementerian Pertanian sudah melakukan penanaman padi di 10 juta hektare lahan, namun yang bermasalah cuma 70 ribu hektare. Jumlah lahan yang berkuasa itu menurutnya tak signifikan.

"Saya masih yakin nggak (kelangkaan bahan pokok) karena data kita sangat oke, dari kondisi yang ada begini, saya punya pertanaman di atas 10 juta hektare. Yang kita anggap bersoal sampai hari ini cuma 70 ribu hektare. Dari 10 juta. Katakanlah imbas el nino sampai saat ini cuma 70 ribu," kata Syahrul.

Kondisi pengairan pun sampai saat ini menurutnya masih cukup baik. Setidaknya kondisi itu menurut Syahrul ditemui olehnya secara langsung saat melakukan kunjungan ke beberapa daerah.

"Saya turun dari Papua, Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan ternyata air masih banyak banget tuh. Kita nggak boleh juga pesimis berlebihan siapa tahu ini menjadi bagian yang justru mengenergi kita," ungkap Syahrul.

Soal pasokan bahan pokok juga saat ini masih cukup, Syahrul menjabarkan stok beras masih aman. Apalagi sampai Juli masih ada panen yang diperkirakan akan menyentuh kapasitas 800 ribu per hektare. Dia menjamin stok beras masih berada di sekitar 2 jutaan ton.

"Stok beras kita aman sebenarnya, tapi kita nggak boleh pede. Sampai Juli ini kami punya panen di atas 800 ribu hektare, Agustus kita masih ada panen di atas 800 ribu hektare, overstock kita masih di atas 2 juta," papar Syahrul.

"Tapi kan kita nggak boleh, siapa tahu el nino nggak cuma Agustus - September bisa berlanjut dan sebagainya," lanjutnya.

Selain beras, ada juga ketersediaan ayam dan telur yang dibahas. Sejauh ini datanya, menurut Syahrul produksi ayam untuk konsumsi masih ada 3,7 juta ton dari total kebutuhan 3,6 juta ton. Untuk telur dia menjamin juga stoknya aman, namun Syahrul tak memaparkan berapa banyak stok terkini.

"Faktualisasi data yang ada, saya baru pulang dari 6 provinsi nih, ayam kita masih 3,7 juta, yang kita makan 3,6 juta artinya oke. Telur kita seperti itu, ya katakanlah sekian juta, ada datanya sama saya di sini, tapi susah," pungkas Syahrul.

El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, El Nino dapat memicu kekeringan untuk wilayah Indonesia.

(Jyg)