Jakarta, MERDEKANEWS -- Sebagai salah satu key partner dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) semenjak tahun 2007, Indonesia terus meningkatkan hubungan kerja samanya dengan OECD.
Perkembangan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan OECD menjadi pembahasan dalam pertemuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Secretary General of OECD Mathias Cormann yang dilakukan secara virtual pada Selasa (11/07).
Menko Airlangga menyampaikan apresiasi atas dukungan yang selama ini diberikan oleh OECD dalam bentuk kajian, review, diseminasi kebijakan global dan praktik bisnis yang mapan, hingga dukungan terhadap upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan standar kebijakan dan regulasinya.
Kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan OECD tersebut merupakan implementasi dari Framework of Cooperation Agreement (FCA) and Joint Work Program (JWP) yang disusun berdasarkan kepentingan dan prioritas strategis Indonesia.
“OECD yang beranggotakan negara maju senantiasa mempromosikan standar regulasi dan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. OECD membagikan kepada Indonesia bagaimana pengalaman negara anggota OECD lain dalam memanfaatkan keunggulan demografis dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh Indonesia dalam rangka menuju negara maju dan berpendapatan per kapita tinggi,” tutur Menko Airlangga.
Menanggapi hal tersebut, Sekjen OECD Mathias Cormann mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan mitra strategis OECD baik selaku key partner, maupun mitra strategis di tingkat kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik. OECD akan siap memberikan dukungan terhadap Indonesia baik dalam kerangka implementasi FCA dan JWP, maupun prioritas strategis Indonesia menuju negara maju.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia saat ini berfokus untuk mendorong pemanfaatan keunggulan demografis Indonesia yang akan mencapai puncaknya dalam kurun waktu 13 tahun atau pada tahun 2035.
Indonesia memiliki visi untuk menjadi negara maju berpendapatan tinggi sebagaimana dijabarkan dalam Visi Indonesia Emas 2045. Hal ini membutuhkan usaha bersama oleh seluruh pemangku kepentingan pada setiap lini, baik pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. (Viozzy)
-
Di Hadapan Media Jerman, Menko Airlangga: Investasi Tak Memiliki Bendera, Indonesia Terbuka Untuk Semua Pihak Saat ini Jerman memiliki ekonomi sekitar USD4 triliun. Jadi anda bisa membandingkan seberapa besar Indonesia di 2045 nanti. Namun tentunya banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, di antaranya tentu upaya value added akan dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia
-
Menkominfo: Peresmian AHC Momentum Kembangkan Industri Media Antara terus memberi inspirasi kepada masyarakat memberi informasi agar kita sebagai negara Indonesia maju bisa terus kita wujudkan
-
Bertemu Duta Besar China, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama Pengolahan Nikel RRT merupakan salah satu mitra dagang utama bagi Indonesia dimana total nilai perdagangan RI-RRT tahun 2023 sebesar USD127,8 miliar
-
Bertemu Duta Besar Korsel, Menko Airlangga Bahas Penguatan Kerja Sama Ekonomi hingga Investasi Menko Airlangga juga direncanakan akan melakukan pertemuan dengan beberapa pengusaha Korea Selatan guna membahas peluang kerja sama di bidang otomotif, elektronik, semikonduktor, dan pengembangan bahan bakar hydrogen di Indonesia
-
Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur sebagai salah satu leading indicator dalam perekonomian juga masih konsisten berada pada level yang ekspansif di angka 52,9 poin