merdekanews.co
Senin, 26 Juni 2023 - 09:05 WIB

Indonesia Tekankan Kesiapan Transisi Energi melalui Platform Kolaborasi AZEC

Viozzy - merdekanews.co
Foto dok Kementerian ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghadiri pertemuan The 1st Asia Zero Emission Community Senior Officials' Meeting (AZEC SOM), yang diselenggarakan mengikuti gelaran the 41st ASEAN Senior Officials Meeting on Energy (41st ASEAN SOME). Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pertemuan AZEC SOM ini merupakan bukti kuat atas dedikasi negara anggota ASEAN untuk mendorong kerja sama energi di kawasan ASEAN.

Dalam sambutannya, Arifin mengungkapkan bahwa transisi energi adalah sebuah tantangan berat, tidak hanya untuk Indonesia, namun juga untuk seluruh wilayah ASEAN, di mana upaya mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan tren dekarbonisasi global telah menjadi tanggung jawab bersama.

"Sebagai mitra AZEC kami menyadari pentingnya menangani perubahan iklim sembari memastikan keamanan energi. Oleh karena itu, kita perlu mempromosikan transisi energi yang sesuai dengan pertumbuhan dan ketahanan ekonomi melalui berbagai jalur praktikal tergantung keadaan masing-masing negara," ujar Arifin di Jakarta, Sabtu (24/6).

Arifin kembali menegaskan, bahwa negara-negara mitra AZEC telah memiliki konsensus untuk mengambil langkah-langkah transisi energi, yakni:

  1. Mempromosikan efisiensi energi dan teknologi konversi energi;
  2. Meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan dan teknologi pengelolaan energi dengan mempertimbangkan efisiensi ekonomi dan penerimaan masyarakat setempat;
  3. Meningkatkan pengembangan hulu gas bumi dan LNG untuk mengamankan pasokan yang stabil untuk memenuhi permintaan di masa depan;
  4. Mengembangkan CCUS/Carbon Recycling di bidang energi dan industri melalui kerjasama internasional;
  5. Mengembangkan hidrogen dan amoniak dalam dekarbonisasi pembangkit listrik tenaga panas bumi, sektor transportasi dan sektor industri yang sulit mereda;
  6. Mengembangkan rantai pasokan global untuk memastikan pasokan bahan-bahan penting seperti litium, nikel, dan tanah jarang yang berkelanjutan;

"Dalam pertemuan ini, negara-negara mitra AZEC perlu membahas lebih lanjut kerjasama dalam menentukan strategi pelaksanaan program-program tersebut melalui penetapan indikator dan output bersama," lanjut Arifin.

Arifin pun berharap AZEC dapat berfungsi sebagai platform untuk berbagi pengetahuan dan memfasilitasi akses kepada dukungan keuangan berkelanjutan dan teknologi bersih yang terjangkau. Upaya kolaboratif ini, tambah Arifin, bertujuan untuk mencapai manfaat bersama bagi semua anggota AZEC dengan mempercepat transisi energi dan mengurangi emisi secara efektif.

"Selain itu, kami mendorong anggota AZEC untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan potensi energi terbarukan yang sangat besar di Indonesia. Dengan sumber daya alam yang melimpah seperti matahari, angin, air, dan panas bumi, Indonesia menghadirkan lanskap yang menjanjikan untuk pengembangan energi berkelanjutan. Melalui joint venture, transfer pengetahuan, dan pertukaran teknologi, kita dapat membuka potensi berbagai sumber daya tersebut dan membuka jalan untuk masa depan yang lebih hijau dan tangguh," tukas Arifin.

Sebagai informasi, pertemuan AZEC SOM dipimpin oleh Deputy Commissioner for International Affairs ANRE-METI, Ryo Minami, dan dihadiri oleh pejabat tinggi dari negara-negara mitra AZEC yaitu Jepang, Australia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei, Indonesia, Laos, dan Kamboja. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Dadan Kusdiana.

AZEC menyediakan wadah kerjasama secara multilateral maupun bilateral antar negara mitra, yang juga dapat dilakukan tanpa partisipasi Jepang. Dalam pertemuan ini, dipresentasikan daftar proyek dekarbonisasi kawasan yang akan didukung di bawah mekanisme AZEC secara bilateral antara Jepang dengan negara mitra, yang dibagi dalam area kerja sama energi terbarukan; ammonia; hidrogen, CCUS, dan sistem kelistrikan.

Sepuluh dari tiga puluh proyek kerja sama AZEC adalah kerja sama bilateral Jepang - Indonesia, di antaranya dengan PT. PLN, PT Pertamina, dan PT. Pupuk Indonesia. Proyek AZEC yang bersifat koordinasi kebijakan seperti pembentukan standar hidrogen/amonia bersih dan CCUS akan menjadi proyek multilateral.

Selain itu, Jepang menyediakan berbagai program pengembangan sumber daya manusia terkait transisi energi, untuk berbagi pengetahuan tentang teknologi dan pengalaman dalam pembuatan aturan dan bisnis di bawah platform AZEC serta dukungan dalam bentuk study projects. (Viozzy)